Tambah Modal Buat Tol Trans Sumatera, Hutama Karya Putar Otak Cari Duit
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Hutama Karya (Persero) optimistis pembangunan jalan Tol Trans Sumatera bisa diselesaikan. Meskipun, ada beberapa masalah yang saat ini sedang terjadi, khususnya terkait pendanaan karena defisit penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp60 triliun.
Executive Vice President (EVP) Divisi Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan, untuk menyelesaikan permasalah pendanaan, berbagai skema creative financing pun dilakukan Hutama Karya untuk percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Seperti misalnya dengan obligasi perusahaan yang dijamin pemerintah hingga pinjaman dari lembaga keuangan yang dijamin oleh pemerintah. ( Baca juga:Tol Trans Sumatera Disebut Terancam Distop karena Modal Kurang, HK Buka Suara )
“Beberapa skema pendanaan yang saat ini tengah dilakukan antara lain melalui penyertaan modal negara (PMN), obligasi perusahaan yang dijamin oleh pemerintah, pinjaman dari lembaga keuangan yang dijamin oleh pemerintah, dan pendanaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (29/1/2021).
Selain itu sebenarnya, perseroan juga sedang mengusulkan beberapa poin kunci kepada para pemegang saham obligasi (bondholders), yakni penyesuaian perjanjian perwaliamanatan. Tujuannya agar sejalan dengan lajur bisnis perusahaan saat ini, di mana portofolio bisnis perusahaan tengah bertransformasi dari mayoritas jasa konstruksi menuju perusahaan konstruksi dan investasi.
“Oleh karena itu, dalam agenda RUPO kemarin, kami mengusulkan beberapa key points kepada para bondholders, yakni penyesuaian perjanjian perwaliamanatan sehingga align dengan lajur bisnis perusahaan saat ini,” jelasnya.
Fauzan menambahkan, saat ini pihaknya sedang mengajukan tambahan PMN sebesar Rp19 triliun kepada pemerintah. Tambahan PMN itu sendiri akan digunakan untuk melanjutkan proyek Jalan Tol Trans Sumatera. ( Baca juga:Merespons Inggris, China Tidak Akui Paspor BNO Warga Hong Kong )
Lebih lanjut Fauzan menambahkan bahwa meski saat ini Hutama Karya telah mengantongi kepercayaan para bondholder dan investor terhadap pembangunan JTTS, namun perusahaan menyadari masih banyak tantangan berat yang akan dihadapi, termasuk dari sisi pendanaan.
Pada tahun ini Hutama Karya akan menerima tambahan PMN yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp6,2 triliun. Sedangkan pada tahun lalu, Hutama Karya mendapatkan PMN sebesar Rp3,5 triliun.
"Perusahaan saat ini sedang mengajukan tambahan PMN sebesar Rp19 triliun kepada pemerintah," ucapnya.
Executive Vice President (EVP) Divisi Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Muhammad Fauzan mengatakan, untuk menyelesaikan permasalah pendanaan, berbagai skema creative financing pun dilakukan Hutama Karya untuk percepatan Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera. Seperti misalnya dengan obligasi perusahaan yang dijamin pemerintah hingga pinjaman dari lembaga keuangan yang dijamin oleh pemerintah. ( Baca juga:Tol Trans Sumatera Disebut Terancam Distop karena Modal Kurang, HK Buka Suara )
“Beberapa skema pendanaan yang saat ini tengah dilakukan antara lain melalui penyertaan modal negara (PMN), obligasi perusahaan yang dijamin oleh pemerintah, pinjaman dari lembaga keuangan yang dijamin oleh pemerintah, dan pendanaan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan,” ujarnya dalam keterangannya, Jumat (29/1/2021).
Selain itu sebenarnya, perseroan juga sedang mengusulkan beberapa poin kunci kepada para pemegang saham obligasi (bondholders), yakni penyesuaian perjanjian perwaliamanatan. Tujuannya agar sejalan dengan lajur bisnis perusahaan saat ini, di mana portofolio bisnis perusahaan tengah bertransformasi dari mayoritas jasa konstruksi menuju perusahaan konstruksi dan investasi.
“Oleh karena itu, dalam agenda RUPO kemarin, kami mengusulkan beberapa key points kepada para bondholders, yakni penyesuaian perjanjian perwaliamanatan sehingga align dengan lajur bisnis perusahaan saat ini,” jelasnya.
Fauzan menambahkan, saat ini pihaknya sedang mengajukan tambahan PMN sebesar Rp19 triliun kepada pemerintah. Tambahan PMN itu sendiri akan digunakan untuk melanjutkan proyek Jalan Tol Trans Sumatera. ( Baca juga:Merespons Inggris, China Tidak Akui Paspor BNO Warga Hong Kong )
Lebih lanjut Fauzan menambahkan bahwa meski saat ini Hutama Karya telah mengantongi kepercayaan para bondholder dan investor terhadap pembangunan JTTS, namun perusahaan menyadari masih banyak tantangan berat yang akan dihadapi, termasuk dari sisi pendanaan.
Pada tahun ini Hutama Karya akan menerima tambahan PMN yang berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) sebesar Rp6,2 triliun. Sedangkan pada tahun lalu, Hutama Karya mendapatkan PMN sebesar Rp3,5 triliun.
"Perusahaan saat ini sedang mengajukan tambahan PMN sebesar Rp19 triliun kepada pemerintah," ucapnya.
(uka)