Catatan Misbakhun untuk BI Hadapi Ketidakpastian Pandemi

Selasa, 09 Februari 2021 - 20:32 WIB
loading...
Catatan Misbakhun untuk...
Anggota Komisi XI DPR Mukhamad Misbakhun mengingatkan Bank Indonesia (BI) menyusun rencana kontigensi seiring pandemi Covid-19 yang belum bisa dipastikan kapan bakal berakhir. Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Anggota Komisi XI DPR, Mukhamad Misbakhun mengapresiasi, kinerja Bank Indonesia (BI) dalam membantu pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjaga perekonomian nasional pada masa pandemi. Namun, legislator Golkar itu juga mengingatkan BI menyusun rencana kontigensi seiring pandemi Covid-19 yang belum bisa dipastikan kapan bakal berakhir.



Misbakhun menyampaikan hal itu dalam rapat kerja Komisi XI DPR dengan Gubernur BI Perry Warjiyo dan jajarannya, Selasa (9/2). Menurutnya, selama ini Perry dan jajaran BI telah berupaya membangun optimisme di tengah ketidakpastian. “Membangun optimisme ini penting,” ujar Misbakhun dalam raker yang dipimpin Wakil Ketua Komisi XI Dolfie OFP itu.

Namun, Misbakhun meminta BI melihat situasi dan kondisi saat ini secara memadai dan rasional. Mantan pegawai Direktorat Jenderal Pajak itu lantas mencontohkan cadangan devisa RI yang mencapai rekor tertinggi, yakni USD 135,1 miliar pada Juli 2020.

Andai cadangan devisa yang mencapai angka tertinggi sepanjang sejarah RI itu karena situasi normal dan bukan karena masuknya global bond, sambung Misbakhun, tentu patut dibanggakan. Sebab, implikasinya langsung ke dalam negeri. Namun, Misbakhun mengaku tidak melihat hal itu. “Cadangan devisa yang besar tidak disebabkan oleh situasi itu," ulasnya.

Selain itu, Misbakhun juga menyoroti angka defisit transaksi berjalan yang lebih rendah karena surplus perdagangan. Lagi-lagi legislator asal Pasuruan, Jawa Timur itu menilai kondisi tersebut terjadi karena ketidaknormalan.

“Karena ketika negara lain memberlakukan ketidaknormalan, kebijakan lockdown misalnya, membuat situasi tidak seimbang trade balance kita,” tuturnya.

Lebih lanjut Misbakhun merujuk sejumlah lembaga yang memprediksi masa akhir pandemi Covid-19. Misalnya, Bloomberg memperkirakan pandemi di Indonesia baru akan berakhir dalam waktu 10 tahun. Sementara Singapura memprediksi pandemi Covid-19 akan berakhir dalam tempo 4-5 tahun.

“Di tahun 2020 kita memperkirakan Covid ini akan selesai pada 2020. Kemudian kita membangun wacana bahwa vaksin akan menjadi game changer, orang setelah divaksin akan selesai dengan sendirinya. Ternyata setelah divaksin pun orang harus melakukan penyesuaian-penyesuaian yang baru dan ini butuh periodisasi yang tidak cepat,” ulasnya.



Oleh karena itu Misbakhun meminta BI menyusun skenario dan rencana kontingensi guna mengantisipasi situasi ketidakpastian yang bakal terjadi pada masa-masa mendatang. “Karena ini memberi risiko pada neraca moneter kita, dan neraca moneter ini penjaga gawangnya ialah Bapak (Perry Warjiyo, red) sebagai gubernur bank sentral,” cetusnya.

Misbakhun juga mengharapkan, BI cukup kuat dalam membantu pemerintah menopang pembiayaan pembangunan. Sebab, BI akan menjadi andalan ketika pandemi Covid-19 tak kunjung berlalu.

“Harapan kita tinggal kepada Bank Indonesia. Saya khawatir bila Covid-nya memanjang uang makin sulit di pasar. Harapan kita hanya bertumpu pada Bank Indonesia. Ini yang menurut saya harus diantisipasi dengan skenario-skenario itu,” pungkasnya.
(akr)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Berita Terkait
Tarif Trump Bikin Cemas,...
Tarif Trump Bikin Cemas, Prabowo: Sudah Saya Ingatkan Berdiri di Atas Kaki Sendiri
Gara-gara Tarif Trump,...
Gara-gara Tarif Trump, Rupiah Ambruk Nyaris Tembus Rp17.000 per Dolar AS
Trump Kenakan Tarif...
Trump Kenakan Tarif Impor 32% ke Indonesia, Ini yang Dilakukan BI
Indonesia Jadi Korban...
Indonesia Jadi Korban Perang Dagang Trump, Kenyataan Pahit Ancam Ekonomi RI
Tarif Trump Ancam Ekonomi...
Tarif Trump Ancam Ekonomi Indonesia, Bisa Jadi Malapetaka Nasional
Trump Umumkan Tarif...
Trump Umumkan Tarif Semua Barang Impor ke AS, Indonesia Kena 32%
Resmi Diberhentikan,...
Resmi Diberhentikan, Ini 3 Pejabat Tinggi BI yang Jadi Komisaris Bank BUMN
Rupiah Ambruk hingga...
Rupiah Ambruk hingga Sentuh Rp16.622, BI Sebut Beda Cerita dengan Krismon 1998
Misbakhun Ajak Pelaku...
Misbakhun Ajak Pelaku Pasar Modal Tetap Optimistis soal Ekonomi RI
Rekomendasi
Akibat Tarif Trump,...
Akibat Tarif Trump, Nissan Hentikan Produksi Infiniti untuk Pasar AS
Hamas Sudah Muak dengan...
Hamas Sudah Muak dengan Kecaman dan Kutukan yang Malu-malu dari Negara Muslim dan Arab terhadap Genosida di Gaza
Link Live Streaming...
Link Live Streaming Timnas Indonesia U-17 vs Afghanistan: Siapkan Gawai Anda dan Saksikan Keseruannya!
Berita Terkini
Lahan Sikam Salurkan...
Lahan Sikam Salurkan Pendanaan Rp257,89 Miliar kepada 3.591 Borrower
22 menit yang lalu
Soal Hapus Kuota Impor,...
Soal Hapus Kuota Impor, Pemerintah Disarankan Tetap Selektif
35 menit yang lalu
Dirut MNC Kapital Ungkap...
Dirut MNC Kapital Ungkap Rencana Besar Layanan Ekosistem Digital untuk MODENA
42 menit yang lalu
Mahakarya SIG, YIA Jadi...
Mahakarya SIG, YIA Jadi Salah Satu Bandara Tersibuk Lebaran 2025
49 menit yang lalu
Industri Tembakau Terancam:...
Industri Tembakau Terancam: Parlemen Kritisi Kebijakan Kemasan Rokok Seragam
1 jam yang lalu
Kemnaker Ungkap Nasib...
Kemnaker Ungkap Nasib 1.126 Karyawan Korban PHK Yihong Novatex
1 jam yang lalu
Infografis
Buah Lontar Memiliki...
Buah Lontar Memiliki Manfaat yang Sangat Baik untuk Menu Diet
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved