Jejak Karir CEO dan Jajaran Direksi LPI yang Dirilis Jokowi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) baru saja mengumumkan, jajaran Direksi Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang disebut juga sovereign wealth fund (SWF). Ada lima nama yang dipilih Jokowi memimpin dana abadi RI , dengan keyakinan membuat LPI mendapatkan kepercayaan investasi nasional maupun internasional.
"Dengan pondasi hukum dan dukungan politik yang kuat serta Dewan Pengawas dan jajaran Direksi yang hebat dan jejaring internasional yang kuat saya meyakini INA akan memperoleh kepercayaan nasional dan internasional. Dan mampu membuat INA sebagai Sovereign Wealth Fund Kelas Dunia,” katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/2/2021).
Berikut ini profil Dewan Direksi LPI yang dikumpulkan SINDOnews :
1. Ridha Wirakusumah (CEO/Dewan Direktur)
Merujuk Laporan tahunan Bank Permata (BNLI), Ridha pernah berkarier di Citibank sebagai Vice President Corporate Banking Group Head di Citibank Jakarta pada tahun 1987-1993. Ia juga tercatat pernah menjadi Head of Corporate Finance di Bankers Trust Jakarta (1993-1995).
Pasca di Bankers Trust, Ridha melanjutkan kariernya sebagai President and CEO Asia Pacific di General Electric Consumer Group Company sepanjang 1995-2006. Lalu pada tahun 2006-2008, Ridha menjadi CEO AIG Consumer Finance, Hong Kong.
Dua tahun di AIG, Ridha lantas berhabung bergabung dengan Khasanah Malaysia yang kemudian membeli PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BNII) dari Temasek Singapura. Dua tahun kemudian, Ia bergabung menjadi Direktur Utama Kohlberg Kravis Roberts (KKR) Hongkong dalam kurun waktui 2011-2014. KKR sendiri perusahaan investasi.
Di Indonesia, KKR tercatat memiliki saham di di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), pabrik Sari Roti yakni PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., (ROTI) serta menyuntik modal PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek) serta menjadi pembeli margarin Blueband dari Unilever (UNVR).
2014-2016, Ridha menjadi managing partner ke perusahaan investasi lainnya yakni DNB Consulting and Investments Hong. Di perusahaan ini, Ridha juga menjadi perwakilan perusahaan di PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (2014-2016), anggota Dewan Komisaris Postcard and Tag Hong Kong (2015-2016), dan anggota Dewan Komisaris PT Bayan Resources Tbk (2016).
Lepas dari DNB, pemilik gelar Bachelor of Science (1985) dan Master of Business Administration (1987) Ohio University ini kemudian berlabuh ke Bank Permata (BNLI) dan memimpin aksi penjualan perusahaan. Ridha, dengan posisi terakhir Direktur Utama PT Bank Permata Tbk. Ia menempati posisi teratas di perusahaan itu sejak 13 Desember 2016 lalu.
2. Arief Budiman (Deputy CEO/Wakil Dewan Direktur)
Sosok Arief Budiman memang sudah lekat dengan sektor keuangan. Ia pernah menjabat sebagai direktur keuangan PT Pertamina (Persero) pada periode 2014-2018.
Pria kelahiran 1974 silam ini, juga pernah menjabat sebagai komisaris PT Pertamina EP Cepu sejak 20 Maret 2015. Pada 2018, ia dipercaya memimpin PT Danareksa (Persero) sebagai direktur utama menggantikan posisi Heru D. Adhiningrat.
Penunjukan Arief Budiman sebagai pucuk pimpinan Danareksa tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-241/MBU/09/2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Utama PT Danareksa tertanggal 13 September 2018. Saat itu, Arief Budiman mendapatkan amanah untuk merealisasikan holding BUMN sektor keuangan. Namun, selang dua tahun kemudian Arief Budiman dilengserkan dari posisinya.
Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Arisudono Soerono untuk menggantikan posisinya. Perombakan itu tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK - 324/MBU/10/2020 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris PT Danareksa (Persero).
3. Stefanus Ade Hadiwidjaja (Direktur Investasi)
Stefanus merupakan Managing Director di Creador Indonesia. Sebelumnya, ia juga menjabat sebagai Project Leader di Boston Consulting Group, Financial and Management Consultant di Arghajata Consulting dan Skha Consulting, serta sebagai Territory Manager di IBM.
Ia memperoleh gelar MBA dari Wharton School di University of Pennsylvania dan Bachelor of Enginering bidang Teknik Industri dari Universitas Pelita Harapan.
4. Marita Alisjahbana (Direktur Risiko)
Marita menjabat, sebagai Country and Corporate Risk Manager untuk Citibank Indonesia selama 15 tahun terakhir. Pengalamannya di bidang manajemen risiko mencakup berbagai negara, sektor, dan remedial risk.
Ia merupakan Country Risk Manager di Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Marita sebagai WNI pertama yang memegang posisi tersebut sepanjang sejarah Citibank.
5. Eddy Porwanto (Direktur Keuangan)
Eddy meraih gelar Bachelor of Science in Business jurusan Accounting & Finance dari Lewis & Clark College, Amerika Serikat, kemudian beliau meraih gelar Master of Business Administration dari University of Illinois di Urbana-Champaign, Amerika Serikat.
Mengawali kariernya pada tahun 1993 di British American Tobacco Indonesia, ia kemudian melanjutkan kariernya di Reckitt Benckiser Indonesia sebagai Finance Director pada 1998-2003, General Motors Indonesia sebagai Chief Financial Officer 2003-2007.
"Dengan pondasi hukum dan dukungan politik yang kuat serta Dewan Pengawas dan jajaran Direksi yang hebat dan jejaring internasional yang kuat saya meyakini INA akan memperoleh kepercayaan nasional dan internasional. Dan mampu membuat INA sebagai Sovereign Wealth Fund Kelas Dunia,” katanya di Istana Kepresidenan Jakarta, Selasa (16/2/2021).
Berikut ini profil Dewan Direksi LPI yang dikumpulkan SINDOnews :
1. Ridha Wirakusumah (CEO/Dewan Direktur)
Merujuk Laporan tahunan Bank Permata (BNLI), Ridha pernah berkarier di Citibank sebagai Vice President Corporate Banking Group Head di Citibank Jakarta pada tahun 1987-1993. Ia juga tercatat pernah menjadi Head of Corporate Finance di Bankers Trust Jakarta (1993-1995).
Pasca di Bankers Trust, Ridha melanjutkan kariernya sebagai President and CEO Asia Pacific di General Electric Consumer Group Company sepanjang 1995-2006. Lalu pada tahun 2006-2008, Ridha menjadi CEO AIG Consumer Finance, Hong Kong.
Dua tahun di AIG, Ridha lantas berhabung bergabung dengan Khasanah Malaysia yang kemudian membeli PT Bank Internasional Indonesia Tbk. (BNII) dari Temasek Singapura. Dua tahun kemudian, Ia bergabung menjadi Direktur Utama Kohlberg Kravis Roberts (KKR) Hongkong dalam kurun waktui 2011-2014. KKR sendiri perusahaan investasi.
Di Indonesia, KKR tercatat memiliki saham di di PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk. (JPFA), pabrik Sari Roti yakni PT Nippon Indosari Corpindo Tbk., (ROTI) serta menyuntik modal PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Go-Jek) serta menjadi pembeli margarin Blueband dari Unilever (UNVR).
2014-2016, Ridha menjadi managing partner ke perusahaan investasi lainnya yakni DNB Consulting and Investments Hong. Di perusahaan ini, Ridha juga menjadi perwakilan perusahaan di PT Austindo Nusantara Jaya Tbk (2014-2016), anggota Dewan Komisaris Postcard and Tag Hong Kong (2015-2016), dan anggota Dewan Komisaris PT Bayan Resources Tbk (2016).
Lepas dari DNB, pemilik gelar Bachelor of Science (1985) dan Master of Business Administration (1987) Ohio University ini kemudian berlabuh ke Bank Permata (BNLI) dan memimpin aksi penjualan perusahaan. Ridha, dengan posisi terakhir Direktur Utama PT Bank Permata Tbk. Ia menempati posisi teratas di perusahaan itu sejak 13 Desember 2016 lalu.
2. Arief Budiman (Deputy CEO/Wakil Dewan Direktur)
Sosok Arief Budiman memang sudah lekat dengan sektor keuangan. Ia pernah menjabat sebagai direktur keuangan PT Pertamina (Persero) pada periode 2014-2018.
Pria kelahiran 1974 silam ini, juga pernah menjabat sebagai komisaris PT Pertamina EP Cepu sejak 20 Maret 2015. Pada 2018, ia dipercaya memimpin PT Danareksa (Persero) sebagai direktur utama menggantikan posisi Heru D. Adhiningrat.
Penunjukan Arief Budiman sebagai pucuk pimpinan Danareksa tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor SK-241/MBU/09/2018 tentang Pemberhentian dan Pengangkatan Direktur Utama PT Danareksa tertanggal 13 September 2018. Saat itu, Arief Budiman mendapatkan amanah untuk merealisasikan holding BUMN sektor keuangan. Namun, selang dua tahun kemudian Arief Budiman dilengserkan dari posisinya.
Menteri BUMN Erick Thohir menunjuk Arisudono Soerono untuk menggantikan posisinya. Perombakan itu tertuang dalam Keputusan Menteri BUMN Nomor: SK - 324/MBU/10/2020 tentang Pemberhentian, Perubahan Nomenklatur Jabatan, dan Pengangkatan Anggota-Anggota Dewan Komisaris PT Danareksa (Persero).
3. Stefanus Ade Hadiwidjaja (Direktur Investasi)
Stefanus merupakan Managing Director di Creador Indonesia. Sebelumnya, ia juga menjabat sebagai Project Leader di Boston Consulting Group, Financial and Management Consultant di Arghajata Consulting dan Skha Consulting, serta sebagai Territory Manager di IBM.
Ia memperoleh gelar MBA dari Wharton School di University of Pennsylvania dan Bachelor of Enginering bidang Teknik Industri dari Universitas Pelita Harapan.
4. Marita Alisjahbana (Direktur Risiko)
Marita menjabat, sebagai Country and Corporate Risk Manager untuk Citibank Indonesia selama 15 tahun terakhir. Pengalamannya di bidang manajemen risiko mencakup berbagai negara, sektor, dan remedial risk.
Ia merupakan Country Risk Manager di Indonesia, Thailand, Vietnam, dan Filipina. Marita sebagai WNI pertama yang memegang posisi tersebut sepanjang sejarah Citibank.
5. Eddy Porwanto (Direktur Keuangan)
Eddy meraih gelar Bachelor of Science in Business jurusan Accounting & Finance dari Lewis & Clark College, Amerika Serikat, kemudian beliau meraih gelar Master of Business Administration dari University of Illinois di Urbana-Champaign, Amerika Serikat.
Mengawali kariernya pada tahun 1993 di British American Tobacco Indonesia, ia kemudian melanjutkan kariernya di Reckitt Benckiser Indonesia sebagai Finance Director pada 1998-2003, General Motors Indonesia sebagai Chief Financial Officer 2003-2007.
(akr)