Bukan Tesla, Ada 2 Mitra Baterai Listrik yang Lebih Lama Komunikasi dengan Pemerintah RI
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Tim Percepatan Proyek EV Battery Nasional Agus Tjahajana Wirakusumah mengatakan bahwa pemerintah sedang intens berhubungan dengan tiga mitra dalam investasi di bidang baterai listrik . Salah satu dari mitra tersebut adalah perusahaan mobil listrik asal Amerika Serikat (AS) Tesla Inc.
"Kami sedang aktif dengan tiga mitra dan kami juga membuka diri untuk yang lain agar join bersama kami. Tesla juga masuk," katanya dalam Market Review IDX Channel, Selasa (16/2/2021).
( )
Dia menjelaskan bahwa komunikasi dengan Tesla baru dilakukan dalam 2-3 bulan terakhir, sementara dua mitra lain sudah lebih lama berkomunikasi dengan pemerintah. Namun sayangnya, Agus belum mau mengungkapkan dua mitra tersebut dari perusahaan apa. "Tesla bisa dibilang terlambat, ya kira-kira pemain kelas 1 dan 2 dunia di bidang baterai dari China dan Korea," ungkapnya.
( )
Dia menambahkan, saat ini dari ketiga mitra yang aktif, salah satunya sedang membuat penelitian mendalam. Sementara yang lain sedang membuat strategi agar bisa masuk ke Indonesia. "Salah satunya sudah melakukan penelitian yang lebih mendalam, sedangkan yang lain sedang membuat strategi agar bisa masuk," tandasnya.
Lihat Juga: S&P 500 Terus Perpanjang Rekor, Wall Street Masih Menguat Diwarnai Kejatuhan Saham Tesla
"Kami sedang aktif dengan tiga mitra dan kami juga membuka diri untuk yang lain agar join bersama kami. Tesla juga masuk," katanya dalam Market Review IDX Channel, Selasa (16/2/2021).
( )
Dia menjelaskan bahwa komunikasi dengan Tesla baru dilakukan dalam 2-3 bulan terakhir, sementara dua mitra lain sudah lebih lama berkomunikasi dengan pemerintah. Namun sayangnya, Agus belum mau mengungkapkan dua mitra tersebut dari perusahaan apa. "Tesla bisa dibilang terlambat, ya kira-kira pemain kelas 1 dan 2 dunia di bidang baterai dari China dan Korea," ungkapnya.
( )
Dia menambahkan, saat ini dari ketiga mitra yang aktif, salah satunya sedang membuat penelitian mendalam. Sementara yang lain sedang membuat strategi agar bisa masuk ke Indonesia. "Salah satunya sudah melakukan penelitian yang lebih mendalam, sedangkan yang lain sedang membuat strategi agar bisa masuk," tandasnya.
Lihat Juga: S&P 500 Terus Perpanjang Rekor, Wall Street Masih Menguat Diwarnai Kejatuhan Saham Tesla
(ind)