Mencapai Swasembada Gula Konsumsi Melalui Pengelolaan Data secara Online
loading...
A
A
A
Pelaksana tugas Kepala Pusdatin, I Ketut Kariyasa menerangkan, bahwa Pemerintah Korea Selatan telah bekerjasama dengan Pusdatin sejak tahun 2016 dengan membangun sistem serupa bernama Tebu Online. Namun demikian, aplikasi tersebut dibangun hanya terbatas pada sistem operasi berbasis android, sementara aplikasi e-Tebu saat ini dibangun berbasis aplikasi website.
Dijelaskan pula oleh Ketut bahwa, pembangunan aplikasi input data tebu secara online adalah bukti komitmen Pemerintah Korea Selatan dalam membantu Indonesia mencapai ketahanan pangan untuk gula konsumsi sekaligus juga ketahanan pangan di kawasan ASEAN.
Ketut juga menjelaskan, bahwa data-data pada e-Tebu akan disesuaikan dengan prinsip kebijakan Satu Data Indonesia, yaitu memiliki satu standar data dan metadata, dapat dibagipakaikan (interoperabilitas) dengan mudah dan akan menggunakan data induk yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sementara itu, pada akhir kegiatan, Ketua Panitia Pelaksanaan soft-launching e-Tebu ini, Anna Astrid, menyampaikan bahwa meskipun aplikasi e-Tebu ini dibangun atas kerjasama dengan Pemerintah Korea Selatan, pihaknya menjamin kerahasiaan data dan informasi yang disampaikan oleh pabrik gula.
“Kami menjamin data-data yang disampaikan akan bersifat terbatas hanya untuk lingkup Kementan dan tidak untuk digunakan oleh pihak diluar Kementan,” ujar Anna.
Dengan telah dilakukannya soft-launching sistem e-Tebu dan pelatihan petugas input data pabrik gula, Kementan kembali menegaskan komitmennya untuk mewujudkan transformasi sektor pertanian nasional menjadi maju, mandiri dan modern demi mewujudkan swasembada gula konsumsi untuk ketahanan pangan nasional.
Dijelaskan pula oleh Ketut bahwa, pembangunan aplikasi input data tebu secara online adalah bukti komitmen Pemerintah Korea Selatan dalam membantu Indonesia mencapai ketahanan pangan untuk gula konsumsi sekaligus juga ketahanan pangan di kawasan ASEAN.
Ketut juga menjelaskan, bahwa data-data pada e-Tebu akan disesuaikan dengan prinsip kebijakan Satu Data Indonesia, yaitu memiliki satu standar data dan metadata, dapat dibagipakaikan (interoperabilitas) dengan mudah dan akan menggunakan data induk yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sementara itu, pada akhir kegiatan, Ketua Panitia Pelaksanaan soft-launching e-Tebu ini, Anna Astrid, menyampaikan bahwa meskipun aplikasi e-Tebu ini dibangun atas kerjasama dengan Pemerintah Korea Selatan, pihaknya menjamin kerahasiaan data dan informasi yang disampaikan oleh pabrik gula.
“Kami menjamin data-data yang disampaikan akan bersifat terbatas hanya untuk lingkup Kementan dan tidak untuk digunakan oleh pihak diluar Kementan,” ujar Anna.
Dengan telah dilakukannya soft-launching sistem e-Tebu dan pelatihan petugas input data pabrik gula, Kementan kembali menegaskan komitmennya untuk mewujudkan transformasi sektor pertanian nasional menjadi maju, mandiri dan modern demi mewujudkan swasembada gula konsumsi untuk ketahanan pangan nasional.
(akr)