Terang Saja, Belum Cukup Membuat Indonesia Maju
loading...
A
A
A
Dukungan ini dari ADB dan KfW ini amat berarti bagi masyarakat di KTI. Masyarakat di sana tentunya membutuhkan layanan listrik yang berkualitas, guna meningkatkan aktifitas perekonomian di sana.
Dari dalam negeri, PLN juga mendapat dukungan dari perbankan nasional. Beberapa bank nasional mengucurkan kredit investasi untuk PLN yang total mencapai Rp 12 Triliun. Bank yang ikut mengucurkan kredit ke PLN diantaranya, Bank Mandiri, Bank Central, Bank Tabungan Negara, Bank Negara Indonesia, BPD Jawa Barat dan BPD Banten. Dukungan juga diperoleh dari perbankan syariah, yakni Bank Syariah Mandiri dan BCA Syariah.
Kucuran kredit dari perbankan nasional ini, menurut Sinthya Roesly akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan investasi PLN yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019-2028. Investasi juga akan digunakan untuk pengembangan listrik pedesaan (lisdes) dan pengembangan jaringan listrik sistem kecil tersebar (daerah isolated).
Pada program listrik pedesaan, selain melistriki desa lama (desa yang sudah memiliki infrastruktur listrik namun belum seluruh penduduknya memperoleh listrik), PLN dan pemerintah juga akan melistriki desa-desa yang berada di Kawasan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Rencana investasi PLN itu hanya akan jadi rencana di atas kertas, bila tak didukung dengan pendanaan yang memadai. Pendanaan dibutuhkan agar PLN dapat menyediakan pasokan listrik yang cukup, handal dan efisien guna mengantisipasi pertumbuhan konsumsi tenaga listrik dan mendukung tercapainya ketahanan energi nasional. Listrik yang handal, dibutuhkan masyarakat, industri serta pelaku bisnis, agar dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
Dari dalam negeri, PLN juga mendapat dukungan dari perbankan nasional. Beberapa bank nasional mengucurkan kredit investasi untuk PLN yang total mencapai Rp 12 Triliun. Bank yang ikut mengucurkan kredit ke PLN diantaranya, Bank Mandiri, Bank Central, Bank Tabungan Negara, Bank Negara Indonesia, BPD Jawa Barat dan BPD Banten. Dukungan juga diperoleh dari perbankan syariah, yakni Bank Syariah Mandiri dan BCA Syariah.
Kucuran kredit dari perbankan nasional ini, menurut Sinthya Roesly akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan investasi PLN yang tertuang dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2019-2028. Investasi juga akan digunakan untuk pengembangan listrik pedesaan (lisdes) dan pengembangan jaringan listrik sistem kecil tersebar (daerah isolated).
Pada program listrik pedesaan, selain melistriki desa lama (desa yang sudah memiliki infrastruktur listrik namun belum seluruh penduduknya memperoleh listrik), PLN dan pemerintah juga akan melistriki desa-desa yang berada di Kawasan 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal).
Rencana investasi PLN itu hanya akan jadi rencana di atas kertas, bila tak didukung dengan pendanaan yang memadai. Pendanaan dibutuhkan agar PLN dapat menyediakan pasokan listrik yang cukup, handal dan efisien guna mengantisipasi pertumbuhan konsumsi tenaga listrik dan mendukung tercapainya ketahanan energi nasional. Listrik yang handal, dibutuhkan masyarakat, industri serta pelaku bisnis, agar dapat menunjang pertumbuhan ekonomi nasional.
(eko)