Terang Saja, Belum Cukup Membuat Indonesia Maju

Kamis, 25 Februari 2021 - 13:27 WIB
loading...
A A A
Dalam mengaja kehandalan listrik PLN jelas membutuhkan pembiayaan yang tidak sedikit. Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN) Djoko Siswanto mengungkapkan. Untuk membangunan transmisi dalam kurun waktu 2021-2027, kebutuhan investasi mencapai USD 10,8 miliar.

Sebaagi perusahaan milik negara, untuk menyediakan listrik yang handal, PLN mendapat dukungan dana dari pemerintah. Melalui skema Penyertaan Modal Negara (PMN), pada 2020 PLN mendapat suntikan dana, sebanyak Rp5 triliun. Tahun ini, PLN juga akan mendapat PNM lagi dengan besaran yang sama Rp5triliun.


Zulkifli Zaini, mengatakan PMN yang diterima in tidak hanya bermanfaat untuk PLN, namun juga akan berdampak pada pemerintah dan masyarakat. Bagi pemerintah, menurutnya dampaknya yaitu akan meningkatkan ketersediaan daya mampu dan reserve margin (cadangan listrik) untuk dapat meningkatkan aktivitas produksi, perdagangan, dan kegiatan masyarakat. “Jadi bisa menciptakan multiplier effect, seperti peningkatan pajak, sektor riil dan mendorong perekonomian daerah dan nasional," jelasnya.

Sementara dampak yang bisa dirasakan masyarakat antara lain, meningkatkan taraf hidup, mendongkrak aktifitas ekonomi yang berkeadilan, mendukung pelayanan kesehatan, pendidikan, pariwisata, dan transportasi. Serta meningkatkan kesejahteraan dengan peningkatan produksi, perdagangan, dan kegiatan masyarakat lainnya.

Selain kucuran dana dari pemerintah, PLN juga baru saja (10/2/2021) mendapat kepercayaan dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB), yang memberikan pembiayaan sebesar USD310 juta. Dana ini khusus akan digunakan untuk membiayai Proyek Pengembangan Jaringan Distribusi di wilayah Jawa Timur dan Bali.

Pengembangan jaringan distribusi di wilayah Jawa Timur dan Bali ini dilakukan untuk meningkatkan tambahan akses listrik hingga 2,26 juta pelanggan, serta meningkatkan kualitas layanan listrik untuk 13,48 juta pelanggan di wilayah Jawa Timur dan Bali.

Kawasan Jawa Timur dan Bali memiliki potensi besar untuk memacu sumber-sumber pertumbuhan ekonomi. Pasokan listrik yang makin handal di kawasan ini diharapkan dapat mendorong pemulihan ekonomi di daerah tersebut.

Keseriusan PLN dalam membangun pembangkit listrik ramah lingkungan yang memanfaatkan Energi Baru Terbarukan (EBT) menarik perhatian lembaga keuangan internasional. MIGA (Multilateral Investment Guarantee Agency), contohnya, tak ragu untuk mengucurkan dana sebesar USD500 juta. Pembiayaan ini berasal dari perbankan internasional yang masuk dalam kelompok MIGA. Diantaranya Citibank, DBS Bank, JPMorgan, KfW IPEX, LBBW, OCBC, Standard Chartered Bank dan SMBC.

Direktur Keuangan PLN, Sinthya Roesly mengatakan dana dari MIGA ini, merupakan transaksi pinjaman green loan pertama yang diperoleh BUMN di Indonesia. Melalui skema Non-Honouring of Finansial Obligation by State-Owned Enterprise (NHFO-SOE), MIGA akan menjamin 95% pembiayaan PLN selama 5 tahun ke depan. Transaksi ini juga jadi transaksi yang pertama bagi MIGA dengan menggunakan skema NHFO-SOE.

Komitmen PLN yang terus berupaya menyediakan listrik berkualitas bagi seluruh masyarakat, juga mendapat dukungan dari dua lembaga keuangan internasional lainnya, Asian Development Bank (ADB) dan Kreditanstalt fur Wiederaufbau (KfW). Kedua lembaga keuangan ini memberikan dukungan senilai USD910 juta, untuk mendukung investasi kelistrikan di Kawasan Timur Indonesia (KTI).
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2254 seconds (0.1#10.140)