Kinerja PT Vale Indonesia Ajib: Pendapatan Turun, Labanya Naik
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Vale Indonesia Tbk (INCO) mencatatkan kenaikan laba bersih sepanjang tahun 2020. Pada laporan keuangan kuartal IV-2020 perseroan meraup laba sebesar USD82,81 juta atau lebih tinggi 44,28% persen dibanding tahun 2019 yang sebesar USD57,40 juta.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perseroan di kuartal IV-2020 tercatat sebesar 764,74 juta dolar AS atau turun 2,20% dari tahun sebelumnya yang sebesar USD782,01 juta. ( Baca juga:Laba United Tractors Tergusur 46 Persen Lebih )
Pendapatan perseroan terdiri atas penjualan kepada VCL dan penjualan kepada Sumitomo Metal Mining Co Ltd. Penjualan kepada VCL tercatat USD612,04 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD625,42 juta. Kemudian, penjualan kepada Sumitomo Metal Mining Co Ltd tercatat USD152,69 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD156,58 juta.
CEO Vale Indonesia Nico Kanter mengatakan, perseroan telah memproduksi 72.237 metrik ton (“t”) nikel dalam matte di tahun 2020 atau 2% lebih tinggi dibandingkan produksi tahun 2019.
“Kami bangga sekaligus berterima kasih atas pencapaian ini. Ini jelas merupakan hasil kerja keras semua karyawan di perusahaan," ujar Nico dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Jumat (26/2/2021).
INCO mencatatkan penurunan beban pokok pendapatan 4% menjadi USD640,4 juta dari sebelumnya USD664,3 juta. Penyebab utama turunnya beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batu bara yang lebih rendah.
Pada tahun 2020, konsumsi HSFO dan diesel mengalami penurunan masing-masing sebesar 8% dan 12%, sementara konsumsi batu bara naik sebesar 15% bila dibandingkan dengan tahun 2019. Kenaikan konsumsi batu bara ini diimbangi dengan penurunan konsumsi HSFO dan diesel. Harga HSFO, diesel dan batubara mengalami penurunan masing-masing sebesar 36%, 31%, dan 17%.
Kas dan setara kas perseroan pada 31 Desember 2020 sebesar USD388,7 juta atau naik sebesar USD139,6 juta dari saldo pada 31 Desember 2019. ( Baca juga: 90 Pengungsi Rohingya Hanyut di Tengah Laut Andaman Beberapa Pekan )
"Perseroan akan tetap fokus pada berbagai inisiatif produktivitas dan penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing perseroan dalam jangka panjang tanpa mengkompromikan nilai utama perseroan, yaitu keselamatan jiwa merupakan hal terpenting dan menjaga kelestarian bumi," kata dia.
INCO mencatatkan liabilitas sebesar USD294,27 juta dan ekuitas USD2,02 miliar. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi USD2,31 miliar dibanding tahun 2019 sebesar USD2,22 miliar.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan perseroan di kuartal IV-2020 tercatat sebesar 764,74 juta dolar AS atau turun 2,20% dari tahun sebelumnya yang sebesar USD782,01 juta. ( Baca juga:Laba United Tractors Tergusur 46 Persen Lebih )
Pendapatan perseroan terdiri atas penjualan kepada VCL dan penjualan kepada Sumitomo Metal Mining Co Ltd. Penjualan kepada VCL tercatat USD612,04 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD625,42 juta. Kemudian, penjualan kepada Sumitomo Metal Mining Co Ltd tercatat USD152,69 juta atau lebih rendah dari sebelumnya USD156,58 juta.
CEO Vale Indonesia Nico Kanter mengatakan, perseroan telah memproduksi 72.237 metrik ton (“t”) nikel dalam matte di tahun 2020 atau 2% lebih tinggi dibandingkan produksi tahun 2019.
“Kami bangga sekaligus berterima kasih atas pencapaian ini. Ini jelas merupakan hasil kerja keras semua karyawan di perusahaan," ujar Nico dikutip dari keterbukaan informasi BEI, Jumat (26/2/2021).
INCO mencatatkan penurunan beban pokok pendapatan 4% menjadi USD640,4 juta dari sebelumnya USD664,3 juta. Penyebab utama turunnya beban pokok pendapatan adalah harga bahan bakar dan batu bara yang lebih rendah.
Pada tahun 2020, konsumsi HSFO dan diesel mengalami penurunan masing-masing sebesar 8% dan 12%, sementara konsumsi batu bara naik sebesar 15% bila dibandingkan dengan tahun 2019. Kenaikan konsumsi batu bara ini diimbangi dengan penurunan konsumsi HSFO dan diesel. Harga HSFO, diesel dan batubara mengalami penurunan masing-masing sebesar 36%, 31%, dan 17%.
Kas dan setara kas perseroan pada 31 Desember 2020 sebesar USD388,7 juta atau naik sebesar USD139,6 juta dari saldo pada 31 Desember 2019. ( Baca juga: 90 Pengungsi Rohingya Hanyut di Tengah Laut Andaman Beberapa Pekan )
"Perseroan akan tetap fokus pada berbagai inisiatif produktivitas dan penghematan biaya untuk mempertahankan daya saing perseroan dalam jangka panjang tanpa mengkompromikan nilai utama perseroan, yaitu keselamatan jiwa merupakan hal terpenting dan menjaga kelestarian bumi," kata dia.
INCO mencatatkan liabilitas sebesar USD294,27 juta dan ekuitas USD2,02 miliar. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi USD2,31 miliar dibanding tahun 2019 sebesar USD2,22 miliar.
(uka)