DP Rumah Nol Persen Bakal Kerek Emiten Properti, Investor Diminta Hati-hati
loading...
A
A
A
JAKARTA - Head of Investment PT Reswara Gian Investa, Kiswoyo Adi Joe menilai kebijakan uang muka atau down payment (DP) nol persen pada periode Maret hingga Desember 2021 masih belum memperbaiki kinerja saham emiten properti .
"Sektor properti ini sudah terpukul sangat dalam, sudah lama dan belum bangkit. Mungkin saham emiten properti akan naik lebih dulu tetapi sebetulnya realitas di lapangan untuk DP 0% ini masih butuh waktu," ujarnya pada closing market IDX Channel, Senin (1/3/2021).
Menurut dia, kebijakan DP 0% ini akan membutuhkan waktu 3-6 bulan hingga terealisasi di pasar riil. Dia mengimbau agar investor berhati-hati dan cermat dalam memilih saham emiten properti.
"Memang akan ada euforia di masa awal setelah pengumuman. Saham properti ini murah sekali dan sudah terpukul cukup dalam," ungkapnya.
Di sisi lain, pemerintah juga memberikan diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor pada segmen kendaraan dengan cc kurang dari 1.500 untuk kategori sedan dan 4x2 secara bertahap. Menurut dia, sektor otomotif akan lebih dulu dilirik konsumen dibandingkan properti.
"Polanya nanti mobil dulu, setelah itu mobil, baru properti. Jadi properti mungkin kuartal ketiga atau keempat baru kelihatan geliat penjualannya. Perusahaan properti sudah turun cukup dalam dan ada sentimen spekulasi. Jadi rawan profit taking," jelasnya.
"Sektor properti ini sudah terpukul sangat dalam, sudah lama dan belum bangkit. Mungkin saham emiten properti akan naik lebih dulu tetapi sebetulnya realitas di lapangan untuk DP 0% ini masih butuh waktu," ujarnya pada closing market IDX Channel, Senin (1/3/2021).
Baca Juga
Menurut dia, kebijakan DP 0% ini akan membutuhkan waktu 3-6 bulan hingga terealisasi di pasar riil. Dia mengimbau agar investor berhati-hati dan cermat dalam memilih saham emiten properti.
"Memang akan ada euforia di masa awal setelah pengumuman. Saham properti ini murah sekali dan sudah terpukul cukup dalam," ungkapnya.
Di sisi lain, pemerintah juga memberikan diskon Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) untuk kendaraan bermotor pada segmen kendaraan dengan cc kurang dari 1.500 untuk kategori sedan dan 4x2 secara bertahap. Menurut dia, sektor otomotif akan lebih dulu dilirik konsumen dibandingkan properti.
"Polanya nanti mobil dulu, setelah itu mobil, baru properti. Jadi properti mungkin kuartal ketiga atau keempat baru kelihatan geliat penjualannya. Perusahaan properti sudah turun cukup dalam dan ada sentimen spekulasi. Jadi rawan profit taking," jelasnya.
(akr)