Nasib Para Penyandang Disabilitas pada Era Ekonomi Digital

Selasa, 09 Maret 2021 - 10:10 WIB
loading...
A A A
Hal itu membuat Fajar terharu dan senang karena penumpangnya berusaha mempelajari bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengannya. Dia pun berharap semakin banyak orang yang mau mempelajari bahasa isyarat.
Nasib Para Penyandang Disabilitas pada Era Ekonomi Digital

Bantu Teman Tuli Kejar dan Wujudkan Impian
Selain Fajar, ada teman tuli lain yang kini bisa produktif dan mengejar mimpi, yaitu Bonar Bangun Simanjuntak. Dia merupakan teman tuli pertama yang jadi mitra pengemudi GrabBike di Indonesia, sejak April 2017.

Bonar penuh semangat dan menolak dibatasi keterbatasan fisik yang dimilikinya. Dia mendobrak persepsi bahwa teman tuli berbeda dengan mereka yang tidak tuli. Salah satu buktinya ia tak punya kendala menjadi mitra pengemudi yang produktif dan terus berkarya.

“Saya tidak merasa minder. Saya berani. Saya merasa percaya diri dan merasa kuat juga,” ujar lelaki 30 tahun itu menggunakan bahasa isyarat.

Bonar bekerja mulai pukul 04.00 hingga 10.00 malam. Hal itu dilakukannya setiap hari. Tapi menurutnya keluarganya pun senang karena dia diberikan kesempatan untuk menafkahi mereka. Dia ingin bisa terus membiayai pendidikan putrinya yang kini berusia lima tahun hingga jenjang paling tinggi.

Maka, dia bertekad untuk menabung dan mengasuransikan hasil jerih payahnya sejak dini. “Hasil kerja ini untuk keluarga, menabung, asuransi untuk masa depan anak saya. Saya ingin anak saya kuliah. Jadi, saya menabung dari sekarang,” katanya.

Sebagai teman tuli, Bonar tidak pernah merasa berbeda dengan mitra GrabBike lainnya. “Saya juga merasa harus giat bekerja, saya harus bisa mandiri, jadi saya narik terus.” ujarnya.

Tapi banyak juga yang memujinya. Dia pun menjadi inspirasi banyak orang di sekitarnya. Setiap pulang bekerja, Bonar menghabiskan waktunya untuk berkumpul dengan keluarga.

Dia bercerita, sebelum bergabung sebagai mitra pengemudi GrabBike dia pernah ditolak empat kali waktu melamar di empat tempat berbeda. Lalu dia melamar untuk menjadi mitra pengemudi transportasi online, dan bikin foto dengan tulisan di kertas. “Saya minta agar bisa bekerja di Grab.
"Akhirnya foto saya viral, tahun 2017 kalau tidak salah. Saya juga kaget. Orang-orang banyak berkomentar. Akhirnya, Bos Grab dari Jakarta telepon saya. Dia bilang, ‘Ayo kamu lamar, Insyaallah kamu diterima.’ Ketika buka WhatsApp, Alhamdulillah saya diterima, seneng banget. Akhirnya saya diterima,” tuturnya.

Seiring berjalannya waktu, teman tuli lainnya pun mengikuti jejak Bonar. Mereka mendapatkan kesempatan yang sama menjadi mitra GrabBike. Menurutnya, ada lebih dari puluhan teman tuli yang sudah menjadi mitra GrabBike di Bandung. Tidak jarang mereka berkumpul dan saling mentraktir.

Dia senang karena semakin banyak teman tuli yang mendapatkan kesempatan kerja di Grab. Sebagai teman tuli, dia merasa tidak kesulitan berkomunikasi dengan pelanggan. Dia sudah terbiasa menggunakan fitur berkirim pesan untuk memberitahukan bahwa dirinya tuli sejak awal.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1861 seconds (0.1#10.140)