Ini Sederet Manfaat dari Hilirisasi Batu Bara bagi Indonesia

Selasa, 09 Maret 2021 - 16:21 WIB
loading...
Ini Sederet Manfaat dari Hilirisasi Batu Bara bagi Indonesia
Hilirisasi batu bara menjadi DME dikembangkan demi memperoleh manfaat lebih dan nilai tambah dari potensi batu bara kalori rendah yang banyak dimiliki Indonesia. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) , anak usaha MIND ID, bersama perusahaan tambang batu bara lain dan PT Pertamina (Persero) mendukung hilirisasi batu bara. Hilirisasi batu bara menjadi Dimethyl Ether (DME) dikembangkan demi memperoleh manfaat lebih dan nilai tambah dari potensi batu bara kalori rendah yang banyak dimiliki Indonesia.

Hilirisasi batu bara diyakini memiliki dampak berganda (multiplier effects) antara lain meningkatkan ketahanan energi nasional, menekan impor LPG, menambah devisa negara, memperluas lapangan kerja, serta meningkatkan penerimaan negara.



Dirjen Mineral dan Batu Bara Ridwan Djamaluddin mengatakan, pemerintah mendukung penuh hilirisasi batu bara, Bahkan, kata dia, saat ini hilirisasi batu bara telah sampai pada titik tidak mungkin kembali lagi (point of no return).

"Peningkatan nilai tambah minerba sudah diamanatkan dalam undang-undang. Presiden Jokowi menegaskan bahwa kita tidak lagi boleh mengandalkan pembangunan ekonomi berdasarkan komoditas, tapi harus berdasar inovasi dan ekonomi," ujar Ridwan dalam diskusi virtual bertajuk "Mengukur Nilai Keekonomian Hiliriasi Batu Bara dan Perubahan Tren ke Energi Bersih" yang diselenggarakan Dunia Energi, Selasa (9/3/2021).

Karena itu, pemerintah akan melakukan upaya total bersama pelaku hilirisasi batu bara. Salah satunya adalah soal insentif berupa nol persen royalti yang aturannya diproyeksikan terbit sebelum semester I/2021 berakhir.

Direktur Pengembangan Bisnis PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Fuad Fachroeddin mengatakan, hilirisasi batu bara menjadi salah satu bagian dari strategi pengembangan yang dilakukan perseroan. Strategi pengembangan lainnnya yakni pengembangan transportasi dari tambang ke pelabuhan dan pengembangan pembangkit listrik.



"Kami sudah punya road map pengembangan batubara. Intinya, pada 2025 nanti, akan melakukan empat inisiatif, salah satunya hilirasasi batu bara menjadi DME," ujarnya.

Bekerja sama dengan PT Pertamina (Persero), PTBA siap mendongkrak nilai tambah batu bara dengan mengubah batu bara menjadi syngas, mengubah syngas menjadi methanol, dan mengubah methanol menjadi DME. Industri baru dan pionir tersebut diyakininya akan segera terwujud.

PTBA, tegas dia, ingin menciptakan nilai tambah batu bara dalam proses produksinya, khususnya coal to chemical. Semangat memberi nilai tambah tersebut, sejalan dengan tag line perusahaan milik negara tersebut yakni beyond coal, dimana tidak hanya menjual produk, tetapi memberi nilai tambah dan multiplier effect.

Fuad memaparkan, nilai tambah dari proyek coal to DME ini antara lain total investasi yang masuk sebesar USD2,1 miliar (sekira Rp29,4 triliun), pemanfatan 180 juta ton batu bara kalori rendah, juga manfaat langsung yang didapatkan pemerintah sebesar Rp800 miliar setiap tahun atau Rp24 triliun selama 30 tahun.



Nilai tambah lainnya, lanjut dia, mengurangi impor epliji sebesar 1 juta ton setiap tahun dan menghemat cadangan devisa negara sebesar Rp9,71 triliun per tahun atau Rp290 triliun selama 30 tahun.

Direktur Pemasaran Pusat dan Niaga PT Pertamina Patra Niaga Hasto Wibowo menambahkan, dari total 8 juta MT per tahun konsumsi LPG, sebanyak 77%-80% masih diimpor. Implementasi DME 5,2 juta MT per tahun pada 2025 menurutnya akan menjadi salah satu solusi untuk menurunkan impor tersebut. "Kalau kita semua serius dan ke depan semakin progresif, impor LPG akan mulai turun," tegas Hasto.
(fai)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2015 seconds (0.1#10.140)