Amartha Target Salurkan Pembiayaan di Sulawesi Rp486 Miliar

Selasa, 09 Maret 2021 - 19:09 WIB
loading...
Amartha Target Salurkan Pembiayaan di Sulawesi Rp486 Miliar
PT Amartha Mikro Fintek mematok target pembiayaan di Sulsel, Sulbar, dan Sultra Rp486 miliar. Foto: Istimewa
A A A
MAKASSAR - PT Amartha Mikro Fintek telah menetapkan target bisnis di sepanjang 2021. Khusus di Sulawesi meliputi Sulsel, Sulbar dan Sultra, pendanaan yang akan disalurkan sebesar Rp486 miliar dengan target mitra sebanyak 112 ribu.

Dari penyaluran tersebut porsi Sulsel mendominasi atau kisaran 60% dengan fokus pembiayaan pada perempuan.



Founder dan CEO PT Amartha Mikro Fintek , Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan, saat ini di Sulawesi pendanaan yang disalurkan sebesar Rp349,944 miliar dengan mitra sebanyak 60.085 perempuan pengusaha mikro diberdayakan, sementara dukungan kantor sebanyak 70 poin di tiga provinsi.

Dari jumlah tersebut, sebaran Amartha Sulawesi ada di 19 kabupaten, khusus di Sulselbar ada di delapan kabupaten/kota yakni Bone, Gowa, Jeneponto, Takalar, Makassar, Pangkajene, Parepare dan Polman.

“Di Sulsel tercatat ada 10.000 mitra yang sudah memanfaatkan pendanaan yang diberikan dengan total penyaluran Rp300 miliar dari target nasional tahun ini sebesar Rp2,5 triliun hingga Rp3 triliun. Dari jumlah tersebut rata-rata penyaluran per bulan mencapai Rp50 miliar,” ujarnya saat ditemui di The Rinra Hotel , Selasa (9/3/2021).



Andi Taufan menjelaskan, dari sisi segmentasi pendanaan paling banyak sektor usaha mikro yang bergerak di bidang perdagangan, warung-warung sembako mereka yang jualan makanan, warung kopi, hingga warung jualan sayuran.

Sedangkan besaran pendanaan yang disalurkan mulai Rp3 juta hingga Rp5 juta. Jika pinjamannya lancar, mitra berkesempatan melakukan pengajuan pendanaan hingga Rp10 juta pada tahap berikutnya.

“Di masa pandemi ini dapat disyukuri non performing finance (NPF) pada posisi 0% atau sangat bagus, dengan tenor pinjaman yang diberikan 1 tahun dan bunga sangat kompetitif,” terangnya.



Dia menyebutkan, Sulsel menjadi market penting bagi Amartha karena potensi bisnisnya terbuka luas, dari total mitra di Sulawesi yang mencapai 60.000 lebih terbanyak Sulsel atau 60%.

Dia menjelaskan, jika performa kualitas portofolio Amartha saat ini di masa pandemi sudah jauh lebih baik.

“Bisa kita bilang sekarang situasinya lagi recovery periode, karena sudah masa perbaikan yang lumayan kena tekanan di tahun lalu. Kalau bisa dibilang sekarang sudah single digit dan udah turun signifikan. Memang separah itu sih UMKM di pandemi terutama tekanan dibatasi social distancing kemudian juga sekolah online, ya benar-benar bablas. Jadi gak bisa jualan, belinya juga pada di rumah semua, pada belanja online ,” ungkapnya.



Diakuinya, jika memang secara profil usaha banyak mitra yang tidak punya banyak tabungan, jadi modal usahanya tergerus semua.

“Terus kalau ditanya bisa balikin usahanya ya susah juga. Akhirnya setelah beberapa bulan ini baru mulai semua jauh lebih baiklah. Masuk 2021 lebih stabil kembali normal lagi. Dan bahkan di masa pandemi ini kita terus supporting usaha-usaha mikro, recoverlah istilahnya buat kembali memulai usaha lagi buat bisa melalui masa pandemi ini. Kualitas pinjamannya bahkan kembali seperti sebelum pandemi ,” ujarnya.

Pada kondisi ini tentu Amartha hadir menjadi bagian dalam pemulihan ekonomi nasional , khususnya sektor UMKM di Sulawesi secara keseluruhan.



“Makanya sangat disyukuri Amarta di tahun 2020 meskipun masa pandemi itu lumayan berat, namun secara bisnis keseluruhan kita tumbuh 15% year on year dari sisi pendanaan. Sedangkan, dari sisi nasabah pertumbuhannya lebih besar lagi. Kita tumbuh tuh lebih dari 40%. Kalau di Sulawesi bisa dibilang kita mulai awal 2019, mulai menyalurkan September 2019. Jadi masih baru untuk Sulsel ada pertumbuhan 300.000 lebih dalam setahun,” paparnya.

Menurut Andi Taufan, Amartha fokus pada sektor produktif pengembangan usaha, sehingga ketika pengajuan pendanaan tidak ada agunan fisik, surat menyurat karena memang semangatnya untuk usaha mikro dapat memulai usaha saja udah susah jangan diberatkan lagi hidupnya.

“Jadi kalau bisnis modelnya Amartha membuat community lending atau pembiayaan dalam bentuk kelompok. Diberikan pendampingan, jadi memang kelompok usaha rumah tanggalah,” katanya.



Saat ini posisi pendanaan Amartha mencapai Rp3,27 triliun, dengan mitra sebanyak 622.123 dengan lender terdaftar sebanyak 100.000 yang 68%nya adalah milenial.

Untuk sumber lender terdiri dari individual dan corporate seperti dari perbankan di antaranya Bank Mandiri , Bank Permata , Bank Mandiri Taspen, Bank daerah di Jatim, dan Bank Sulselbar ke depan akan dilibatkan.
(luq)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3971 seconds (0.1#10.140)