Punya 4 Jurus untuk Bela Si Kecil, Bos BI: Semua Baju Saya Produk UMKM
loading...
A
A
A
JAKARTA - Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menegaskan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) perlu diperkuat sebagai daya dukung ketahanan ekonomi Indonesia, baik dalam waktu pandemi dan menengah hingga jangka panjangnya.
"Sudah banyak kita ketahui peran penting UMKM kita, bagaimana UMKM mendukung pertumbuhan ekonomi, bahwa unit UMKM sudah mendominasi lapangan kerja di Indonesia dan penyerap tenaga kerja terbesar," ujar Perry dalam webinar bertajuk Penguatan UMKM Menuju Ketahanan Ekonomi Nasional di Jakarta, Rabu (10/3/2021).
Maka itu, pemerintah, baik seluruh Kementerian dan juga BI serta perbankan mendukung penuh penguatan UMKM. Menurut Perry, ada empat hal penting yang diperlukan untuk memperkuat UMKM.
"Yang pertama adalah melakukan pemberdayaan UMKM, bagaimana kita memberikan kewirausahaan, bantuan teknis dari sisi produksi, keuangan, tata buku, dan pemasaran. Daya juang UMKM sudah tidak diragukan, tapi kita harus membantu kewirausahaan mereka," tambahnya.
Perry mengatakan bahwa BI juga punya program pemberdayaan UMKM, itu yang harus dilakukan terus agar mereka betul-betul berdaya saing dalam bentuk kluster, dan perlu diberikan bantuan teknis agar meningkat daya saingnya.
"Yang kedua adalah dukungan akses keuangan. Kenapa saya taruh nomor dua? Karena pengalaman kami di perbankan, UMKM harus diberdayakan dulu kewirausahaannya agar masuknya ke dunia keuangan nanti benar-benar sudah siap," ucapnya.
Dalam akses keuangan itu, lanjut Perry, sangat penting bagaimana UMKM bisa menjadi bankable, termasuk program pemerintah untuk mengangkat sertifikasi tanah dan bangunan UMKM, dan juga peningkatan literasi keuangan dan inklusi keuangan.
"Yang ketiga, digitalisasi jadi sangat penting, karena preferensi masyarakat untuk e-commerce, fintech, dan yang lain sangat penting. Maka dari itu dari sistem pembayaran digital, kami sudah keluarkan QRIS," ungkapnya.
Tahun ini sudah tercatat 12 juta merchant yang sebagian besar UMKM menggunakan QRIS, yang sudah terdaftar di marketplace, digital banking, dan fintech. "Kami sedang menyambungkan digital banking dengan fintech melalui Open API. Sehingga servis yang diberikan digital banking dan fintech bisa memiliki standar seperti QRIS dan memperluas jangkauannya untuk mendigitalisasi UMKM," terangnya.
Dari sisi pembayaran, BI akan membangun fast payment 24/7, yang sistem bayarnya memakai QRIS, dan penyelesaian transaksinya langsung real time. Dengan itu, UMKM tidak perlu menunggu lama untuk pembayaran dari marketplace.
"Yang terakhir adalah memperluas dan memperbanyak pemasaran UMKM. Sejak Agustus tahun lalu, BI mendukung Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia, ditambah lagi Kementerian Pariwisata sudah menggalakkan Bangga Berwisata di Indonesia," tambay Perry.
Dia menyampaikan bahwa BI akan terus melakukan gerakan ini bersama pemerintah. Selain itu, ada gerakan Belanja Produk Indonesia yang difokuskan di NTB.
"Semua baju saya adalah produk UMKM. Setiap bulan, BI, pemerintah, perbankan, dan pihak-pihak terkait mendukung Bangga Buatan Indonesia. Maka belilah produk-produk Indonesia baik di dalam dan luar negeri," pungkas Perry.
"Sudah banyak kita ketahui peran penting UMKM kita, bagaimana UMKM mendukung pertumbuhan ekonomi, bahwa unit UMKM sudah mendominasi lapangan kerja di Indonesia dan penyerap tenaga kerja terbesar," ujar Perry dalam webinar bertajuk Penguatan UMKM Menuju Ketahanan Ekonomi Nasional di Jakarta, Rabu (10/3/2021).
Maka itu, pemerintah, baik seluruh Kementerian dan juga BI serta perbankan mendukung penuh penguatan UMKM. Menurut Perry, ada empat hal penting yang diperlukan untuk memperkuat UMKM.
"Yang pertama adalah melakukan pemberdayaan UMKM, bagaimana kita memberikan kewirausahaan, bantuan teknis dari sisi produksi, keuangan, tata buku, dan pemasaran. Daya juang UMKM sudah tidak diragukan, tapi kita harus membantu kewirausahaan mereka," tambahnya.
Perry mengatakan bahwa BI juga punya program pemberdayaan UMKM, itu yang harus dilakukan terus agar mereka betul-betul berdaya saing dalam bentuk kluster, dan perlu diberikan bantuan teknis agar meningkat daya saingnya.
"Yang kedua adalah dukungan akses keuangan. Kenapa saya taruh nomor dua? Karena pengalaman kami di perbankan, UMKM harus diberdayakan dulu kewirausahaannya agar masuknya ke dunia keuangan nanti benar-benar sudah siap," ucapnya.
Dalam akses keuangan itu, lanjut Perry, sangat penting bagaimana UMKM bisa menjadi bankable, termasuk program pemerintah untuk mengangkat sertifikasi tanah dan bangunan UMKM, dan juga peningkatan literasi keuangan dan inklusi keuangan.
"Yang ketiga, digitalisasi jadi sangat penting, karena preferensi masyarakat untuk e-commerce, fintech, dan yang lain sangat penting. Maka dari itu dari sistem pembayaran digital, kami sudah keluarkan QRIS," ungkapnya.
Tahun ini sudah tercatat 12 juta merchant yang sebagian besar UMKM menggunakan QRIS, yang sudah terdaftar di marketplace, digital banking, dan fintech. "Kami sedang menyambungkan digital banking dengan fintech melalui Open API. Sehingga servis yang diberikan digital banking dan fintech bisa memiliki standar seperti QRIS dan memperluas jangkauannya untuk mendigitalisasi UMKM," terangnya.
Dari sisi pembayaran, BI akan membangun fast payment 24/7, yang sistem bayarnya memakai QRIS, dan penyelesaian transaksinya langsung real time. Dengan itu, UMKM tidak perlu menunggu lama untuk pembayaran dari marketplace.
"Yang terakhir adalah memperluas dan memperbanyak pemasaran UMKM. Sejak Agustus tahun lalu, BI mendukung Gerakan Nasional #BanggaBuatanIndonesia, ditambah lagi Kementerian Pariwisata sudah menggalakkan Bangga Berwisata di Indonesia," tambay Perry.
Dia menyampaikan bahwa BI akan terus melakukan gerakan ini bersama pemerintah. Selain itu, ada gerakan Belanja Produk Indonesia yang difokuskan di NTB.
"Semua baju saya adalah produk UMKM. Setiap bulan, BI, pemerintah, perbankan, dan pihak-pihak terkait mendukung Bangga Buatan Indonesia. Maka belilah produk-produk Indonesia baik di dalam dan luar negeri," pungkas Perry.
(ind)