Peduli Kepentingan Pekerja, Energy Equity Epic Teken Perjanjain Kerja Bersama
loading...
A
A
A
Saat ini, Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd mencatat, total karyawan sebanyak 142 orang, dari jumlah tersebut terdapat 100 orangan berada di lapangan dan 42 di Jakarta. Dan, mereka itu sebagian besar masih di usia produktif, sehingga hal ini menjadi tantangan lebih besar buat perseroan untuk memaksimalkan keberadaannya.
Apalagi, pada akhir Oktober 2022 kontrak dengan pemerintah berakhir dan kemudiansudah dipercaya oleh pemerintah untuk diperpanjang sampai 20 tahun kemudian.
“PKB ini menjadi penting karena seperti yang disampaikan diawal tadi bahwa pekerja kami itu sebagian besar masih dalam usia produktif, jadi mudah-mudahan pada waktu transisi dari mekanisme cost recovery ke gross split bisa dilalui dengan baik,” harapnya.
Saat ini, rata-rata produksi gas yang bekerja sama dengan PT PLN sesuai kontrak adalah 54 juta kaki kubik perhari (MMSCFD).
Tetapi pada kenyataan khususnya di era pandemik ini pengambilan oleh PLN itu sudah berkurang, jadi hanya sekitar 35 juta kaki kubik perhari (MMSCFD) . Kondisi tersebut, ungkap Andi Riyanto, berpengaruh kepada pendapatan perusahaan.
“Pendapatan berkurang karena PLN mengurangi beban serapannya, selain itu karena customernya juga berkurang khususnya dari industri juga banyak yang tutup atau mengurangi karena pandemi. Tak hanya itu, a PLN menerapkan energi bahuran di Sulawesi Selatan ini, jadi mereka punya harga patokan per kWh dimana sekarang inikan sudah ada PLTA, PLTU, PLTB sehingga itu menjadi tantangan buat kami untuk bagaimana caranya mencari pembeli gas baru,”ungkapnya.
Apalagi, pada akhir Oktober 2022 kontrak dengan pemerintah berakhir dan kemudiansudah dipercaya oleh pemerintah untuk diperpanjang sampai 20 tahun kemudian.
“PKB ini menjadi penting karena seperti yang disampaikan diawal tadi bahwa pekerja kami itu sebagian besar masih dalam usia produktif, jadi mudah-mudahan pada waktu transisi dari mekanisme cost recovery ke gross split bisa dilalui dengan baik,” harapnya.
Saat ini, rata-rata produksi gas yang bekerja sama dengan PT PLN sesuai kontrak adalah 54 juta kaki kubik perhari (MMSCFD).
Tetapi pada kenyataan khususnya di era pandemik ini pengambilan oleh PLN itu sudah berkurang, jadi hanya sekitar 35 juta kaki kubik perhari (MMSCFD) . Kondisi tersebut, ungkap Andi Riyanto, berpengaruh kepada pendapatan perusahaan.
“Pendapatan berkurang karena PLN mengurangi beban serapannya, selain itu karena customernya juga berkurang khususnya dari industri juga banyak yang tutup atau mengurangi karena pandemi. Tak hanya itu, a PLN menerapkan energi bahuran di Sulawesi Selatan ini, jadi mereka punya harga patokan per kWh dimana sekarang inikan sudah ada PLTA, PLTU, PLTB sehingga itu menjadi tantangan buat kami untuk bagaimana caranya mencari pembeli gas baru,”ungkapnya.
(agn)