Peduli Kepentingan Pekerja, Energy Equity Epic Teken Perjanjain Kerja Bersama
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd bersama Pengurus Komisariat Federasi Pertambangan dan Energi (PK FPE) Konfederasi Serikat Buruh Sejahtera Indonesia (KSBSI) Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd, melakukan penandatangan pembaharuan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) periode 2021-2023 di Novotel, Selasa, (16/03/2021).
Penandatangan PKB tersebut dilakukan oleh Presiden Direktur Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd Andi Riyanto, dengan Ketua PK FPE KSBSI Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd , Ambo Ajang disaksikan Presiden KSBSI Eli Rosita Silaban beserta pengurus KSBSI lainnya.
Presiden Direktur Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd Andi Riyanto mengatakan, penandatangan pembaharuan PKB ini sebagai bentuk komitmen perseroan ke karyawan, bahwa kehadiran mereka menjadi bagian aset penting perusahaan yang harus diperhatikan.
Apalagi, kata dia, kehadirannya memang memberikan kontribusi besar dalam pengembangan bisnis perusahaan.
“Alhamdulillah, puji tuhan pembaharuan periode PKB 2021-2023 manfaat besarnya tujuannya bagi kami perusahaan, karena kami menganggap karyawan itu adalah aset perusahaan bukan beban perusahaan sehingga diperlukan kebersamaan kerjasama antara manajemen dengan pekerja untuk tetap menciptakan keharmonisan dalam hubungan kerja," ujarnya.
Selain itu dirinya menjelaskan dengan PKB tersebut akhirnya timbul iklim manajemen yang baik antara pekerja dan manajemen. "Sehingga bisa mendukung meningkatnya produksi,” lanjutnya.
Dia menjelaskan, pada masa pandemi Covid-19 ini sangat disyukuri perseroan tidak melakukan pemutusan kerja ke karyawan. Bahkan, senantiasa dijaga agar hal tersebut tidak dilakukan.
“Di era Covid-19 inikan kita tahu bersama bahwa di Indonesia dan dunia itu sedang terjadi pengurangan karyawan seperti PHK. Alhamdulillah, perseroan menghindari hal demikian. Hanya beberapa kontrak-kontrak dengan pihak ketiga kalau sudah selesai dan dipandang bisa di jadwal ulang kita tunda. Tapi khususnya dalam hubungan industrial itu tidak terjadi pengurangan apalagi PHK, bisa kita pertahankan seperti keadaan semula sebelum ada Covid-19,”jelasnya.
Saat ini, Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd mencatat, total karyawan sebanyak 142 orang, dari jumlah tersebut terdapat 100 orangan berada di lapangan dan 42 di Jakarta. Dan, mereka itu sebagian besar masih di usia produktif, sehingga hal ini menjadi tantangan lebih besar buat perseroan untuk memaksimalkan keberadaannya.
Apalagi, pada akhir Oktober 2022 kontrak dengan pemerintah berakhir dan kemudiansudah dipercaya oleh pemerintah untuk diperpanjang sampai 20 tahun kemudian.
“PKB ini menjadi penting karena seperti yang disampaikan diawal tadi bahwa pekerja kami itu sebagian besar masih dalam usia produktif, jadi mudah-mudahan pada waktu transisi dari mekanisme cost recovery ke gross split bisa dilalui dengan baik,” harapnya.
Saat ini, rata-rata produksi gas yang bekerja sama dengan PT PLN sesuai kontrak adalah 54 juta kaki kubik perhari (MMSCFD).
Tetapi pada kenyataan khususnya di era pandemik ini pengambilan oleh PLN itu sudah berkurang, jadi hanya sekitar 35 juta kaki kubik perhari (MMSCFD) . Kondisi tersebut, ungkap Andi Riyanto, berpengaruh kepada pendapatan perusahaan.
“Pendapatan berkurang karena PLN mengurangi beban serapannya, selain itu karena customernya juga berkurang khususnya dari industri juga banyak yang tutup atau mengurangi karena pandemi. Tak hanya itu, a PLN menerapkan energi bahuran di Sulawesi Selatan ini, jadi mereka punya harga patokan per kWh dimana sekarang inikan sudah ada PLTA, PLTU, PLTB sehingga itu menjadi tantangan buat kami untuk bagaimana caranya mencari pembeli gas baru,”ungkapnya.
Penandatangan PKB tersebut dilakukan oleh Presiden Direktur Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd Andi Riyanto, dengan Ketua PK FPE KSBSI Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd , Ambo Ajang disaksikan Presiden KSBSI Eli Rosita Silaban beserta pengurus KSBSI lainnya.
Presiden Direktur Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd Andi Riyanto mengatakan, penandatangan pembaharuan PKB ini sebagai bentuk komitmen perseroan ke karyawan, bahwa kehadiran mereka menjadi bagian aset penting perusahaan yang harus diperhatikan.
Apalagi, kata dia, kehadirannya memang memberikan kontribusi besar dalam pengembangan bisnis perusahaan.
“Alhamdulillah, puji tuhan pembaharuan periode PKB 2021-2023 manfaat besarnya tujuannya bagi kami perusahaan, karena kami menganggap karyawan itu adalah aset perusahaan bukan beban perusahaan sehingga diperlukan kebersamaan kerjasama antara manajemen dengan pekerja untuk tetap menciptakan keharmonisan dalam hubungan kerja," ujarnya.
Selain itu dirinya menjelaskan dengan PKB tersebut akhirnya timbul iklim manajemen yang baik antara pekerja dan manajemen. "Sehingga bisa mendukung meningkatnya produksi,” lanjutnya.
Dia menjelaskan, pada masa pandemi Covid-19 ini sangat disyukuri perseroan tidak melakukan pemutusan kerja ke karyawan. Bahkan, senantiasa dijaga agar hal tersebut tidak dilakukan.
“Di era Covid-19 inikan kita tahu bersama bahwa di Indonesia dan dunia itu sedang terjadi pengurangan karyawan seperti PHK. Alhamdulillah, perseroan menghindari hal demikian. Hanya beberapa kontrak-kontrak dengan pihak ketiga kalau sudah selesai dan dipandang bisa di jadwal ulang kita tunda. Tapi khususnya dalam hubungan industrial itu tidak terjadi pengurangan apalagi PHK, bisa kita pertahankan seperti keadaan semula sebelum ada Covid-19,”jelasnya.
Saat ini, Energy Equity Epic (Sengkang) Pty Ltd mencatat, total karyawan sebanyak 142 orang, dari jumlah tersebut terdapat 100 orangan berada di lapangan dan 42 di Jakarta. Dan, mereka itu sebagian besar masih di usia produktif, sehingga hal ini menjadi tantangan lebih besar buat perseroan untuk memaksimalkan keberadaannya.
Apalagi, pada akhir Oktober 2022 kontrak dengan pemerintah berakhir dan kemudiansudah dipercaya oleh pemerintah untuk diperpanjang sampai 20 tahun kemudian.
“PKB ini menjadi penting karena seperti yang disampaikan diawal tadi bahwa pekerja kami itu sebagian besar masih dalam usia produktif, jadi mudah-mudahan pada waktu transisi dari mekanisme cost recovery ke gross split bisa dilalui dengan baik,” harapnya.
Saat ini, rata-rata produksi gas yang bekerja sama dengan PT PLN sesuai kontrak adalah 54 juta kaki kubik perhari (MMSCFD).
Tetapi pada kenyataan khususnya di era pandemik ini pengambilan oleh PLN itu sudah berkurang, jadi hanya sekitar 35 juta kaki kubik perhari (MMSCFD) . Kondisi tersebut, ungkap Andi Riyanto, berpengaruh kepada pendapatan perusahaan.
“Pendapatan berkurang karena PLN mengurangi beban serapannya, selain itu karena customernya juga berkurang khususnya dari industri juga banyak yang tutup atau mengurangi karena pandemi. Tak hanya itu, a PLN menerapkan energi bahuran di Sulawesi Selatan ini, jadi mereka punya harga patokan per kWh dimana sekarang inikan sudah ada PLTA, PLTU, PLTB sehingga itu menjadi tantangan buat kami untuk bagaimana caranya mencari pembeli gas baru,”ungkapnya.
(agn)