Holding Ultra Mikro Diyakini Bisa Ciptakan Efisiensi Signifikan

Kamis, 18 Maret 2021 - 14:54 WIB
loading...
Holding Ultra Mikro Diyakini Bisa Ciptakan Efisiensi Signifikan
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN ) terus mematangkan skema dan langkah teknis pembentukan holding BUMN ultra mikro. Salah satu poin yang sudah disusun adalah key performance indicators (KPI) bagi manajemen holding.

"Kami address mengenai efisiensi. Kami sudah melakukan berbagai simulasi dan sudah ada KPI-nya," ujar Wakil Menteri II BUMN Kartika Wirjoatmodjo atau Tiko saat RDP bersama Komisi VI DPR, Kamis (18/3/2021). ( Baca juga:Sinergi PNM-Pegadaian dan DPR Dijamin Wamen BUMN Tak Ada PHK, Bahkan Gaji Bakal Naik )

KPI holding ultra mikro akan digunakan untuk menekan cost of fund atau biaya dana PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (BRI) selaku induk holding, serta kedua aggotanya yakni PT Pegadaian (Persero) dan PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM.

Tiko meyakini, dengan KPI tersebut, pihaknya mampu menekan cost of fund dengan cepat. Saat ini cost of fund BRI tercatat berada diangka 2,3%, Pegadaian 6-7%, dan PNM berkisar 9-10%.

"Sementara kalau kita lihat pembiayaan di PNM dan Pegadaian masih bergantung pada pasar modal. Biaya dana di Pegadaian sekitar 6-7% dan biaya dana di PNM berkisar 9-10%," tutur dia.

Dalam skemanya, pembiayaan sebagian besar akan didukung oleh kegiatan dana pihak ketiga (DPK) BRI. Langkah ini diyakini mampu menurunkan cost of fund PNM dan Pegadaian secara signifikan. Dengan demikian, diharapkan akan diteruskan kepada nasabah dalam bentuk pembiayaan dengan bunga yang lebih rendah.

Efisiensi pada konteks jaringan pun sudah dibahas. Tiko menyebut, dalam ekspansi bisnis Pegadaian ke depannya, perseroan tidak perlu lagi menyewa atau membangun unit baru, namun cukup menempel pada unit-unit BRI di daerah.

"Cukup membangun counter dan self deposit untuk menyimpan emas atau barang gadai lainnya sehingga biaya pembukaan kantor Pegadaian ke depan akan jauh lebih murah," kata dia.

Dari sisi Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) PNM, para account officer (AO) dengan jumlah 40.000 orang akan dilengkapi dengan device digital. Sistem ini dipercaya mengintegrasikan program Mekaar dengan cabang-cabang BRI di desa-desa. ( Baca juga:Di Tengah Kisruh Demokrat, SBY Bicara soal Kebenaran dan Keadilan )

"Bisa terkoneksi dengan BRI dalam konteks cabang desa BRI maupun agen BRI, sehingga nantinya juga bisa menimbulkan efisiensi. Rasio AO terhadap nasabah di Mekaar bisa kita kurangi dengan digitalisasi dan interkoneksi dengan cabang dan agen unit BRI," papar Tiko.

Sistem itu juga akan berkontribusi pada efisiensi pengeluaran tambahan atau biaya overhead. Saat ini biaya overhead PNM sangat tinggi dan diharapkan dalam tiga tahun ke depan bisa turun secara signifikan.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2231 seconds (0.1#10.140)