“Cabai ini masalahnya, masyarakat hanya mau makam cabai segar. Tidak mau makan cabai botol, cabai pasta dan cabai kering.” Kata Mendag dalam konferensi persnya, Jumat (18/3/2021).
Baca Juga: Harga Masih Tinggi, Cabai Rawit Picu Inflasi Minggu III Maret Capai 0,09%
Ia menjelaskan, tingginya harga cabai karena masih belum memasuki musim panen seutuhnya. Panen raya, kata Lutfi sedikit terlambat karena curah musim hujan yang tinggi saat akhir tahun kemarin. Namun, Mendag memastikan bahwa harga cabai akan turun saat bulan puasa.
“Nanti masuk puasa harga cabai bisa sampai Rp 15.000 per kg, nanti petani pada protes sama saya. Pak, ini kenapa harganya turun lagi itu pasti. Kejadian ini kebiasan yang terus menerus terjadi dan kita belum mematahkan mata rantai itu,” terangnya
Baca Juga:
Ia menambhakan, untuk mengatasi masalah tersebut pihaknya sedang menggalakan Sistem Resi Gudang (SRG) dengan teknologi Controlled Atmosphere Storage (CAS). Namun, sayangnya hal ini belum begitu berhasil untuk produk cabai.
Baca Juga: Harga Cabai Rawit Melonjak, Operasi Pasar Perlu Dimasifkan
“Ini sudah mulai jalan tapi dipakainya untuk bawang merah. Dalam pemakaiannya ada penyusutan kepada barang tersebut. Bawang merah ada penyusutan tp tidak banyak. Nah cabai setelah dikeluarkan langsung menciut. Ini yang sedang kita cari terobosannya”tandasnya
Lihat Juga: Akhirnya! Penjurian Oleh Ade Govinda Tayang! Siapa Nih Top 3 Best Cover Song Tanpa Batas Waktu?
(nng)