Duh! Banyak Lembaga Kursus Bahasa Inggris di Australia Bangkrut

Selasa, 23 Maret 2021 - 09:00 WIB
loading...
Duh! Banyak Lembaga Kursus Bahasa Inggris di Australia Bangkrut
Mahasiswa internasional sedang belajar bahasa Inggris di tempat kursus Discover English di Melbourne. FOTO/ABC News/Kristian Silva
A A A
JAKARTA - Saat ini belajar secara tatap muka di ruang kelas mulai dari tingkat dasar hingga perguruan tinggi di Australia sudah berjalan normal kembali. Namun ruang kelas untuk kursus bahasa Inggris masih kosong. Lembaga pendidikan tinggi swasta yang menawarkan kursus bahasa Inggris singkat kepada mahasiswa asing kini terancam bangkrut akibat belum dibukanya perbatasan serta berakhirnya subsidi gaji JobKeeper.



Lima lembaga kursus di Sydney, Melbourne, Byron Bay dan Cairns, telah gulung tikar dan diperkirakan jumlahnya akan terus bertambah dalam beberapa minggu ke depan. Kegiatan kursus bahasa Inggris atau lazim disebut Elicos (English language courses) merupakan fondasi awal bagi banyak mahasiswa internasional yang ingin kuliah di Austalia. Mereka dibekali kemampuan bahasa Inggris yang disyaratkan dalam perkuliahan, serta mendapat kesempatan lebih baik untuk bekerja.

Seorang peserta kursus asal Kolombia, Laura Ramos, mengaku ingin tinggal di negara ini dalam jangka waktu lama dan bekerja sebagai penata rias sinematik. "Saya ingin menambah keterampilan. Dengan belajar bahasa Inggris kita dapat menemukan pekerjaan dengan lebih cepat," kata dia seperti dilansir dari ABC News, Selasa (23/3/2021).



Menurut data pendaftaran baru peserta Elicos anjlok 33 persen pada tahun 2020. Penurunan ini diperkirakan akan terus terjadi tahun ini di tengah ketidakpastian kapan mahasiswa asing boleh masuk ke Australia. Sebagian besar kursi di ruang kelas bahasa Inggris yang diikuti Laura tampak kosong. Bahkan beberapa lantai kampus tempat kursusnya di Melbourne sudah tidak terpakai selama berbulan-bulan. Direktur utama lembaga kursus Discover English, Joanna Kelly, menyebutkan jumlah mahasiswanya sekarang turun 75 persen.

"Kami hanya mengandalkan mahasiswa internasional sehingga tidak dapat menjangkau mahasiswa domestik. Kami hanya mengajar mahasiswa internasional yang tersisa di Melbourne," kata Joanna. Setelah memberhentikan setengah dari staf pengajar, lembaga ini akan menghadapi pukulan lebih telak lagi pada akhir Maret, ketika subsidi gaji JobKeeper berakhir.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1812 seconds (0.1#10.140)