Top! Dari Ide Berbagi kepada Masyarakat, NCS Besarkan Topsonia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah membuat sejumlah perusahaan melakukan berbagai strategi untuk mengembangkan, bahkan mempertahankan kelangsungan bisnis. Langkah itu juga yang ditempuh PT NCS, sebuah perusahaan logistik atau jasa kurir yang sudah berusia 26 tahun.
November tahun lalu manajemen NCS melakukan sebuah dialog mencari langkah yang harus dilakukan perusahaan. Salah satu ide kemudian muncul untuk mengembangkan jaringan keagenan, sekaligus berbagi kepada masyarakat yang terdampak pandemi.
“Kita berbagi kepada masyarakat yang mau menjadi keagenan NCS. Ternyata responsnya luar biasa. Kita dapat 1.000 keagenan dalam waktu dua bulan saja,” kata Reni Sitawati Siregar, Direktur Utama NCS, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (19/4/2021).
Ide keagenan sejatinya dilatari oleh siasat menghadapi pemain-pemain besar yang lebih dahulu menginvasi dunia ecommerce. NCS sendiri mengaku kesulitan untuk masuk ke dunia e-commerce.
( Baca juga:Kisah Pemuda Raup Omzet Ratusan Juta dari Bisnis Biodiesel )
“Kami belum bisa masuk ke e-commerce yang sudah ada. Kami juga tak mungkinlah melawan gajah-gajah yang sudah ada. Kita ambil yang mini market saja,” terang Reni.
Selagi merintis bisnis keagenan, ide-ide pengembangan pun terus bermunculan. Salah satunya pembentukan anak perusahaan yang diberi nama Topsonia. Ide pembentukan perusahaan ini diilhami oleh kondisi para agen NCS.
“Saya berpikir agen ini ada yang punya jualan seperti online shop tapi ada juga yang tidak. Nah yang tak punya ini pasti multifungsinya turun, karena orang yang datang kan jarang,” jelas Reni.
Untuk meningkatkan fungsi sekaligus pendapatan agen yang tak memiliki bisnis online shop, NCS kemudian menjadikan mereka sebagai reseller. Para agen dan reseller ini mendapatkan komisi yang lumayan dari setiap barang mitra NCS yang berhasil dijualnya.
“Saya dapat komisi dari productions sekitar 20%. Saya paling ambil 5% saja, sisanya mereka. Jadi di sini yang dijual adalah komunitas-komunitas dari agen itu, termasuk siapa saja yang bisa. Jadi mereka secara otomatis dapat dua komisi, yaitu komisi keagenan dan 20% dari NCS,” kata Reni.
November tahun lalu manajemen NCS melakukan sebuah dialog mencari langkah yang harus dilakukan perusahaan. Salah satu ide kemudian muncul untuk mengembangkan jaringan keagenan, sekaligus berbagi kepada masyarakat yang terdampak pandemi.
“Kita berbagi kepada masyarakat yang mau menjadi keagenan NCS. Ternyata responsnya luar biasa. Kita dapat 1.000 keagenan dalam waktu dua bulan saja,” kata Reni Sitawati Siregar, Direktur Utama NCS, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (19/4/2021).
Ide keagenan sejatinya dilatari oleh siasat menghadapi pemain-pemain besar yang lebih dahulu menginvasi dunia ecommerce. NCS sendiri mengaku kesulitan untuk masuk ke dunia e-commerce.
( Baca juga:Kisah Pemuda Raup Omzet Ratusan Juta dari Bisnis Biodiesel )
“Kami belum bisa masuk ke e-commerce yang sudah ada. Kami juga tak mungkinlah melawan gajah-gajah yang sudah ada. Kita ambil yang mini market saja,” terang Reni.
Selagi merintis bisnis keagenan, ide-ide pengembangan pun terus bermunculan. Salah satunya pembentukan anak perusahaan yang diberi nama Topsonia. Ide pembentukan perusahaan ini diilhami oleh kondisi para agen NCS.
“Saya berpikir agen ini ada yang punya jualan seperti online shop tapi ada juga yang tidak. Nah yang tak punya ini pasti multifungsinya turun, karena orang yang datang kan jarang,” jelas Reni.
Untuk meningkatkan fungsi sekaligus pendapatan agen yang tak memiliki bisnis online shop, NCS kemudian menjadikan mereka sebagai reseller. Para agen dan reseller ini mendapatkan komisi yang lumayan dari setiap barang mitra NCS yang berhasil dijualnya.
“Saya dapat komisi dari productions sekitar 20%. Saya paling ambil 5% saja, sisanya mereka. Jadi di sini yang dijual adalah komunitas-komunitas dari agen itu, termasuk siapa saja yang bisa. Jadi mereka secara otomatis dapat dua komisi, yaitu komisi keagenan dan 20% dari NCS,” kata Reni.