CEO PT Vale Febriany Eddy, Perempuan Pertama Memimpin di Sektor Tambang
loading...
A
A
A
Sebagai Perusahaan yang menjalankan praktik-praktik penambangan berkelanjutan, kami memandang tiga pilar keberlanjutan, yaitu people-planet-profit, sebagai mata rantai yang tidak bisa diputus. Terkhusus untuk pilar people, PT Vale senantiasa menjalankan program sosial di wilayah terdampak. Program Terpadu Pengembangan Masyarakat kami merupakan agenda jangka panjang 5 tahunan yang terus bergulir. Di antaranya Program Pengembangan Kawasan Perdesaan Mandiri yang menitikberatkan pada kemajuan kawasan lintas-desa lintas-kecamatan. Program sosial kami tidak hanya bersifat charity, melainkan benar-benar mendorong kemandirian masyarakat.
Sebagai seorang perempuan, ibu, istri dan CEO bagaimana membagi waktu dan menempatkan fungsi-fungsi tersebut?
Saya yakin setiap individu punya cara yang berbeda untuk mencapai dan mengejar work-life balance. Bagi perempuan, apalagi yang sudah menikah dan punya anak, ini menjadi tantangan yang tidak mudah karena perspektif budaya yang sudah mengakar. Bagi saya, hal paling utama yang perlu dilakukan adalah membangun support system. Agar dapat menciptakan system dukungan yang baik, komunikasi menjadi mutlak. Bicarakan kondisi dan kebutuhan Anda dengan orang-orang terdekat. Dalam situasi saya, suami menjadi support system utama, selain anggota keluarga dekat. Saya dan suami berbagi peran dan tanggung jawab yang sama dalam pengasuhan anak, tidak berat sebelah. Menurut saya, kehadiran keluarga sama sekali bukan penghalang, tapi justru menjadi dorongan besar untuk mencapai potensi terbaik. Energi yang saya dapatkan dari bekerja membuat suasana di rumah menjadi hidup dan punya dinamika yang baik. Sementara energi dari rumah memberi saya semangat di tempat kerja. Keduanya saling mengisi.
Pesan ke perempuan di Indonesia untuk terus maju?
Semua berawal dari diri sendiri. Tempat perempuan adalah di manapun dia ingin berada. Ketika dia memutuskan untuk merintis karir, maka lakukanlah dengan sepenuh hati dan yakini bahwa itu merupakan keputusan terbaik. Demikian pula ketika sudah memutuskan menjadi ibu rumah tangga, tidak ada bedanya. Dukungan dari lingkungan memang penting. Karena itu, peran dunia usaha dalam menciptakan iklim kerja yang setara menjadi krusial. Para leaders, baik itu leaders laki-laki maupun perempuan, harus punya perspektif kesetaraan gender. Ketika tercipta lingkungan kerja yang ramah perempuan dan diimbangi dengan keinginan kuat dari perempuan itu sendiri untuk maju, saya percaya bahwa dunia kita akan menjadi lebih baik, lebih inklusif. Sebuah dunia yang menjadi impian kita untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
Sebagai seorang perempuan, ibu, istri dan CEO bagaimana membagi waktu dan menempatkan fungsi-fungsi tersebut?
Saya yakin setiap individu punya cara yang berbeda untuk mencapai dan mengejar work-life balance. Bagi perempuan, apalagi yang sudah menikah dan punya anak, ini menjadi tantangan yang tidak mudah karena perspektif budaya yang sudah mengakar. Bagi saya, hal paling utama yang perlu dilakukan adalah membangun support system. Agar dapat menciptakan system dukungan yang baik, komunikasi menjadi mutlak. Bicarakan kondisi dan kebutuhan Anda dengan orang-orang terdekat. Dalam situasi saya, suami menjadi support system utama, selain anggota keluarga dekat. Saya dan suami berbagi peran dan tanggung jawab yang sama dalam pengasuhan anak, tidak berat sebelah. Menurut saya, kehadiran keluarga sama sekali bukan penghalang, tapi justru menjadi dorongan besar untuk mencapai potensi terbaik. Energi yang saya dapatkan dari bekerja membuat suasana di rumah menjadi hidup dan punya dinamika yang baik. Sementara energi dari rumah memberi saya semangat di tempat kerja. Keduanya saling mengisi.
Pesan ke perempuan di Indonesia untuk terus maju?
Semua berawal dari diri sendiri. Tempat perempuan adalah di manapun dia ingin berada. Ketika dia memutuskan untuk merintis karir, maka lakukanlah dengan sepenuh hati dan yakini bahwa itu merupakan keputusan terbaik. Demikian pula ketika sudah memutuskan menjadi ibu rumah tangga, tidak ada bedanya. Dukungan dari lingkungan memang penting. Karena itu, peran dunia usaha dalam menciptakan iklim kerja yang setara menjadi krusial. Para leaders, baik itu leaders laki-laki maupun perempuan, harus punya perspektif kesetaraan gender. Ketika tercipta lingkungan kerja yang ramah perempuan dan diimbangi dengan keinginan kuat dari perempuan itu sendiri untuk maju, saya percaya bahwa dunia kita akan menjadi lebih baik, lebih inklusif. Sebuah dunia yang menjadi impian kita untuk diwariskan kepada generasi mendatang.
(agn)