Pindad dan Perusahaan Asal UEA Kolaborasi Bikin Senjata Serbu hingga Senapan Mesin
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Pindad (Persero) dan Caracal International LLC telah melakukan penandatanganan kerja sama Industrial Cooperation Agreement. Bersama-sama, perusahaan asal Uni Emirat Arab (UEA) itu akan berkolaborasi dengan Pindad untuk memproduksi sejumlah senjata.
Direktur Utama Pindad, Abraham Mose menerangkan, pihaknya dan Caracal akan bekerja sama melaksanakan produksi berbagai senjata. Di antaranya, senapan serbu CAR 816 yang berbasis AR15 yang digunakan bagi pasukan khusus Indonesia.
Senjata jenis ini menggunakan komponen laras dan komponen lain yang bersumber dari Pindad. Selanjutnya senapan mesin SM3 5.56 mm yang digunakan tentara UEA dan dipasarkan di Timur Tengah, serta penggunaan laras buatan Pindad dan komponen senjata lainnya untuk senjata-senjata buatan Caracal.
"Caracal merupakan manufaktur senjata yang berada di dalam holding industri pertahanan Edge Group, UEA," ujar Abraham seperti dilansir dalam Website Pindad, Kamis (6/5/2021).
Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, kerjasama di industri pertahanan kedua negara tersebut membuat Indonesia memperbanyak assault rifle. Persenjataan ini akan dipakai kedua pihak.
"Kita akan banyak membuat assault rifle dari Pindad. Mereka sukses, kita sukses, kita gunakan bersama," kata Luhut.
Dalam penandatanganan kerjasama itu meliputi rehabilitasi hutan bakau, bidang ekonomi kreatif atau cooperation in the field of creative economy, menyepakati rencana world conference of creative economy atau penyusunan teknis konferensi ekonomi kreatif dunia.
Kesepakatan joint venture atau usaha patungan antara Dubai Ports World (DP) World dengan PT Maspion, World Logistic Passport (WLP) Agreement untuk meningkatkan peluang perdagangan pasar internasional.
Bahkan, perusahaan pariwisata UEA akan berinvestasi di sektor pariwisata di Aceh, serta penandatanganan kerjasama Pindad dengan Caracal, Pertamina dengan Adnoc, dan Lulu Lease Agreement.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah aktif bersama sebagai upaya untuk mulai melakukan pemulihan ekonomi (recovery) pasca Pandemi Covid-19 dan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.
Direktur Utama Pindad, Abraham Mose menerangkan, pihaknya dan Caracal akan bekerja sama melaksanakan produksi berbagai senjata. Di antaranya, senapan serbu CAR 816 yang berbasis AR15 yang digunakan bagi pasukan khusus Indonesia.
Senjata jenis ini menggunakan komponen laras dan komponen lain yang bersumber dari Pindad. Selanjutnya senapan mesin SM3 5.56 mm yang digunakan tentara UEA dan dipasarkan di Timur Tengah, serta penggunaan laras buatan Pindad dan komponen senjata lainnya untuk senjata-senjata buatan Caracal.
"Caracal merupakan manufaktur senjata yang berada di dalam holding industri pertahanan Edge Group, UEA," ujar Abraham seperti dilansir dalam Website Pindad, Kamis (6/5/2021).
Sebelumnya Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, kerjasama di industri pertahanan kedua negara tersebut membuat Indonesia memperbanyak assault rifle. Persenjataan ini akan dipakai kedua pihak.
"Kita akan banyak membuat assault rifle dari Pindad. Mereka sukses, kita sukses, kita gunakan bersama," kata Luhut.
Dalam penandatanganan kerjasama itu meliputi rehabilitasi hutan bakau, bidang ekonomi kreatif atau cooperation in the field of creative economy, menyepakati rencana world conference of creative economy atau penyusunan teknis konferensi ekonomi kreatif dunia.
Kesepakatan joint venture atau usaha patungan antara Dubai Ports World (DP) World dengan PT Maspion, World Logistic Passport (WLP) Agreement untuk meningkatkan peluang perdagangan pasar internasional.
Bahkan, perusahaan pariwisata UEA akan berinvestasi di sektor pariwisata di Aceh, serta penandatanganan kerjasama Pindad dengan Caracal, Pertamina dengan Adnoc, dan Lulu Lease Agreement.
Kegiatan ini diharapkan menjadi langkah aktif bersama sebagai upaya untuk mulai melakukan pemulihan ekonomi (recovery) pasca Pandemi Covid-19 dan meningkatkan hubungan bilateral kedua negara.
(akr)