Defisit Indonesia Masih Lebih Baik Dibanding AS dan Jepang

Jum'at, 21 Mei 2021 - 00:58 WIB
loading...
Defisit Indonesia Masih Lebih Baik Dibanding AS dan Jepang
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - World Economic Outlook (WEO) April 2021 melaporkan bahwa resesi ekonomi dan kenaikan defisit fiskal di tahun 2020 tidak dapat dihindarkan hampir di semua negara. Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mencontohkan, tahun 2020 perekonomian Amerika Serikat mengalami kontraksi 3,5% dan defisit fiskal mencapai 15,8% PDB.

Selain Amerika, negara lainnya juga mengalami gangguan perekonomian dan menciptakan defisit fiskal adalah Jepang yang terkontraksi 4,8% dengan defisit 12,6%, Inggris kontraksi 9,9% dengan defisit 13,4%. Indonesia sendiri mengalami defisit anggaran sebesar6,09%.

Baca juga:Bangkitkan Pariwisata Bali, Kementerian Luhut Terapkan Work From Bali buat ASN

"Sementara di ASEAN, ekonomi Malaysia kontraksi 5,6% disertai defisit 5,1%, Filipina kontraksi 9,5% disertai defisit 5,5% dan ekonomi Singapura kontraksi 5,4% dengan defisit 8,9% PDB," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Kamis (30/5/2021).

Sri Mulyani menambahkan, sejak Covid-19 menghantam dunia, pemerintah bersama Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan, dan Lembaga Penjamin Simpanan bekerja bahu-membahu dalam mengantisipasi pemburukan ekonomi dan keuangan yang dapat mengancam stabilitas sistem keuangan.

"Sinergi yang erat antara otoritas kebijakan membuat Indonesia mampu menahan dampak Covid-19 relatif lebih moderat dibandingkan negara-negara di kelompok G20 maupun ASEAN-5," katanya.

Baca juga:Tiba-tiba Akun Telegram Penyidik KPK Novel Baswedan di-Hack, Ada Apa?

Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) disusun dengan sangat cepat, responsif, dan komprehensif. Realisasi program PEN sebesar Rp579,8 triliun di tahun 2020 berhasil memperkuat sistem kesehatan dalam menangani pasien Covid-19.

Program itu juga memberi perlindungan sosial pada puluhan juta rumah tangga miskin dan rentan, dan membantu puluhan juta UMKM untuk mampu bertahan. Selain itu, juga sangat vital dalam mendukung korporasi, pemerintah daerah, serta sektor-sektor yang terdampak oleh pandemi.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1905 seconds (0.1#10.140)