ASN Work From Bali Bisa Jadi Pengungkit Gairah Berwisata ke Pulau Dewata

Minggu, 23 Mei 2021 - 19:34 WIB
loading...
ASN Work From Bali Bisa Jadi Pengungkit Gairah Berwisata ke Pulau Dewata
Ilustrasi Foto/Dok Kemenparekraf
A A A
JAKARTA - Pemerintah berencana mewajibkan 25% aparatur sipil negara (ASN) pada tujuh kementerian/lembaga di bawah Kementerian Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi untuk bekerja dari Bali (work from Bali/WFB). Kebijakan ini rencananya akan mulai dijalankan pada kuartal III/2021.

Terkait hal tersebut, ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Piter Abdullah menilai rencana pemerintah tersebut bersifat selektif. Artinya, tidak semua ASN kemudian bisa kerja dari Bali, tetapi hanya pekerjaan-pekerjaan tertentu saja yang memungkinkan.

“Seperti konsinyering penulisan laporan, rapat-rapat pembahasan regulasi atau peraturan pemerintah hingga UU, ini bisa dilakukan di Bali. Hal tersebut kemudian menjadi cara sederhana untuk membantu masyarakat Bali,” ujarnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Minggu (23/5/2021).



Menurut Piter, harus dilihat apa konteks di balik kebijakan ini. Dia menjelaskan, dunia pariwisata khususnya di destinasi utama seperti Bali sangat terdampak oleh pandemi. Bahkan, diketahui kondisi di Bali saat pandemi lebih buruk dibandingkan saat terjadi bom Bali.

“Dunia pariwisata merupakan jantung perekonomiaan mereka. Hampir seluruh masyarakat di sana bergantung kepada pariwisata. Yang lebih mengkhawatirkan, kita tidak tahu kapan pandemi akan berakhir. Kalau menunggu tanpa tahu sampai kapan, dunia pariwisata di Bali bisa keburu kolaps,” tuturnya.

Dia menambahkan, upaya untuk membantu pariwisata Bali atau masyarakat Bali secara keseluruhan mungkin menjadi latar belakang adanya kebijakan work from Bali ini. Piter menuturkan, berdasarkan informasi, saat ini Bali menjadi tempat yang cukup aman dan nyaman untuk dijadikan base camp bekerja online.



“Meskipun hanya 16 hotel yang dilibatkan, tapi ajakan work from Bali ini akan berdampak luas. Salah satunya yakni memunculkan keyakinan banyak orang untuk kembali berwisata ke Bali,” bebernya.

Dia menilai yang dibutuhkan saat ini adalah keyakinan masyarakat bahwa bisa berwisata secara aman dan nyaman di tengah pandemi. Saat ini pemerintah juga terus mempersiapkan program-program wisata yang aman dan nyaman serta memenuhi protokol kesehatan.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2852 seconds (0.1#10.140)