Jalan 4 Bulan di 2021, Defisit APBN Sudah Rp138,1 Triliun
loading...
A
A
A
JAKARTA - Defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga akhir bulan April 2021, tercatat sudah mencapai Rp138,1 Triliun. Angka tersebut setara dengan 0,83% dari produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani merinci, posisi defisit APBN tersebut terjadi akibat penerimaan negara yang hanya tumbuh 6,5% secara year on year (yoy) atau setara Rp585 triliun. Sementara, belanja negara tumbuh hingga 15,9% yoy mencapai Rp723 triliun.
"Realisasi penerimaan negara tercatat Rp585,0 triliun atau 33,5% dari target Rp1.743,6 triliun sampai 30 April 2021. Angka tersebut tumbuh 6,5% dibandingkan periode yang sama dari tahun sebelumnya," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Senin (24/5/2021).
Dia menekankan, tahun ini pemerintah tetap berusaha menjaga agar defisit APBN sesuai target yakni 5,7% terhadap PDB. “APBN all out dari kuartal I-2021 hingga April. Betul-betul membaik ke arah ekonomi kita dari negatif untuk masuk ke zona positif," tandasnya.
Sebagai informasi, penerimaan negara yang berasal dari pajak baru mencapai Rp374,9 triliun atau baru 30,5% dari target Rp1.229,6 triliun. Angka ini masih terkontraksi 0,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan dari kepabeanan dan cukai terealisasi Rp78,7 triliun atau sudah 36,6% dari target Rp215,0 triliun. Angka ini tumbuh 36,5%. Penerimaan yang berasal dari PNBP sebesar Rp131,3 triliun atau tumbuh 14,9%, sedangkan dari hibah realisasinya Rp 0,1 triliun atau terkontraksi 94,2%.
Sementara itu dari sisi belanja negara realisasinya Rp723,0 triliun atau tumbuh 15,9% dan sudah 26,4% dari target Rp2.750,0 triliun. Dari realisasi ini, anggaran belanja pemerintah pusat sudah mencapai 25,1% atau setara Rp489,8 triliun.
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani merinci, posisi defisit APBN tersebut terjadi akibat penerimaan negara yang hanya tumbuh 6,5% secara year on year (yoy) atau setara Rp585 triliun. Sementara, belanja negara tumbuh hingga 15,9% yoy mencapai Rp723 triliun.
"Realisasi penerimaan negara tercatat Rp585,0 triliun atau 33,5% dari target Rp1.743,6 triliun sampai 30 April 2021. Angka tersebut tumbuh 6,5% dibandingkan periode yang sama dari tahun sebelumnya," kata Sri Mulyani dalam video virtual, Senin (24/5/2021).
Dia menekankan, tahun ini pemerintah tetap berusaha menjaga agar defisit APBN sesuai target yakni 5,7% terhadap PDB. “APBN all out dari kuartal I-2021 hingga April. Betul-betul membaik ke arah ekonomi kita dari negatif untuk masuk ke zona positif," tandasnya.
Sebagai informasi, penerimaan negara yang berasal dari pajak baru mencapai Rp374,9 triliun atau baru 30,5% dari target Rp1.229,6 triliun. Angka ini masih terkontraksi 0,5% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Sedangkan dari kepabeanan dan cukai terealisasi Rp78,7 triliun atau sudah 36,6% dari target Rp215,0 triliun. Angka ini tumbuh 36,5%. Penerimaan yang berasal dari PNBP sebesar Rp131,3 triliun atau tumbuh 14,9%, sedangkan dari hibah realisasinya Rp 0,1 triliun atau terkontraksi 94,2%.
Sementara itu dari sisi belanja negara realisasinya Rp723,0 triliun atau tumbuh 15,9% dan sudah 26,4% dari target Rp2.750,0 triliun. Dari realisasi ini, anggaran belanja pemerintah pusat sudah mencapai 25,1% atau setara Rp489,8 triliun.
(akr)