Investasi Bodong Berlabel Agama: Tawarkan Untung Sekaligus Pahala, Dapatnya Derita
loading...
A
A
A
JAKARTA - Munculnya sejumlah kasus investasi bodong berlabel agama, mendorong masyarakat agar lebih berhati-hati terhadap berbagai bentuk penawaran investasi. Seperti halnya kegiatan usaha investasi PT Kampoeng Kurma yang telah resmi dinyatakan pailit .
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini mengungkapkan, investasi berlabel agama pada umumnya memainkan emosi seseorang.
Baca juga: Investor Baru Pasar Modal Tumbuh Subur di Tengah Pandemi
“Memainkan emosi orang terkait dengan tingkat keuntungan karena bisa cepat kaya tanpa kerja, untung tinggi pokoknya. Kemudian, biasanya juga diiming-imingi demi kebaikan umat manusia. Jadi ada pahalanya terkait dengan kepercayaan atau keyakinan agama,” ungkapnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (28/5/2021) di Jakarta.
Lanjut dia, pada umumnya orang-orang yang dituju memang masyarakat yang mempunyai literasi keuangan yang masih rendah. Sehingga, masyarakat tersebut sangat mudah dibujuk dengan diiming-imingi keuntungan yang tinggi tanpa risiko dan juga mendapatkan pahala.
Mike menjelaskan, agar tidak terjerat investasi bodong berlabel agama, masyarakat diminta agar tidak mudah terjebak atau teriming-imingi dengan keuntungan tinggi. Sebab, dia mengatakan, keuntungan yang tinggi juga memiliki risiko yang tinggi.
Baca juga: Manado Gempar! Pria Berbaju Pengantin Tewas usai Melompat dari Lantai 7 Hotel Berbintang
Kemudian, investasi bodong ini biasanya juga suka membuat slogan marketing demi kepentingan umat. Selain itu, menggunakan testimoni para pemuka agama dan membawa ayat-ayat yang ada di dalam kitab suci.
“Nah kalau udah ada empat ciri-ciri itu, sebaiknya dihindari. Ciri-ciri yang lain juga biasanya dia memberi insentif kalau kita sebagai orang yang direkrut kemudian bisa merekrut orang lain lagi. Jadi, modenya itu sebenarnya rekrutmen,” ujar Mike.
Perencana Keuangan dari Mitra Rencana Edukasi (MRE) Mike Rini mengungkapkan, investasi berlabel agama pada umumnya memainkan emosi seseorang.
Baca juga: Investor Baru Pasar Modal Tumbuh Subur di Tengah Pandemi
“Memainkan emosi orang terkait dengan tingkat keuntungan karena bisa cepat kaya tanpa kerja, untung tinggi pokoknya. Kemudian, biasanya juga diiming-imingi demi kebaikan umat manusia. Jadi ada pahalanya terkait dengan kepercayaan atau keyakinan agama,” ungkapnya saat dihubungi MNC Portal Indonesia, Jumat (28/5/2021) di Jakarta.
Lanjut dia, pada umumnya orang-orang yang dituju memang masyarakat yang mempunyai literasi keuangan yang masih rendah. Sehingga, masyarakat tersebut sangat mudah dibujuk dengan diiming-imingi keuntungan yang tinggi tanpa risiko dan juga mendapatkan pahala.
Mike menjelaskan, agar tidak terjerat investasi bodong berlabel agama, masyarakat diminta agar tidak mudah terjebak atau teriming-imingi dengan keuntungan tinggi. Sebab, dia mengatakan, keuntungan yang tinggi juga memiliki risiko yang tinggi.
Baca juga: Manado Gempar! Pria Berbaju Pengantin Tewas usai Melompat dari Lantai 7 Hotel Berbintang
Kemudian, investasi bodong ini biasanya juga suka membuat slogan marketing demi kepentingan umat. Selain itu, menggunakan testimoni para pemuka agama dan membawa ayat-ayat yang ada di dalam kitab suci.
“Nah kalau udah ada empat ciri-ciri itu, sebaiknya dihindari. Ciri-ciri yang lain juga biasanya dia memberi insentif kalau kita sebagai orang yang direkrut kemudian bisa merekrut orang lain lagi. Jadi, modenya itu sebenarnya rekrutmen,” ujar Mike.
(uka)