Sudah saatnya Perusahaan Menyediakan Perangkat Level Bisnis Bagi Karyawannya

Sabtu, 29 Mei 2021 - 16:53 WIB
loading...
Sudah saatnya Perusahaan Menyediakan Perangkat Level Bisnis Bagi Karyawannya
Foto/Dok
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 tak terasa sudah melanda dunia, termasuk Indonesia, satu tahun lebih. Beruntung, berkat komitmen dan kerja keras Pemerintah Indonesia, serta dukungan dari seluruh masyarakat, banyak kemajuan yang telah dicapai untuk memerangi pandemi ini.

Sementara bisnis dan organisasi terus beradaptasi dengan kebiasaaan baru , semua pihak mengambil pelajaran dari apa yang terjadi setahun terakhir untuk mendefinisikan ulang masa depan pekerjaan atau biasa disebut future of work. “Bagi banyak orang, pekerjaan tidak lagi berkorelasi dengan tempat atau kantor, namun sepenuhnya berarti sesuatu yang kita lakukan. Pada saat yang sama, ada juga yang membutuhkan bentuk model kerja hybrid, di mana sebagian tenaga kerja kembali ke kantor untuk koordinasi, dan sisanya bekerja dari luar kantor,” kata Santhosh Viswanathan, Intel Vice President Sales, Marketing & Communications Group and Managing Director, APJ Territory, dalam keterangannya, Sabtu (29/5/2021).

Sebelum pandemi, sebenarnya banyak organisasi telah mencari cara untuk memanfaatkan teknologi digital yang memungkinkan karyawan bekerja sehari-hari dengan lebih banyak fleksibilitas dan mobilitas. Berdasarkan survei dengan pelanggan dan mitra di kawasan Asia Pasifik, Intel melihat banyak yang memilih untuk berinvestasi jangka panjang pada berbagai inisiatif untuk meningkatkan pengalaman dan produktivitas karyawan (44% responden), otomatisasi (43%), dan layanan cloud (41%).

Baca juga:Ratusan Ribu PMI di Malaysia Tak Terlindungi BPJS Ketenagakerjaan

Menariknya, jelas dia, digitalisasi yang masif di semua aspek kehidupan ini juga telah mendorong perusahaan-perusahaan Indonesia untuk memandang transformasi digital tidak lagi sebagai eksperimen inovasi. Melainkan sebagai infrastruktur utama untuk berbisnis.

Telkomtelstra juga mencatat bahwa sebagian besar eksekutif perusahaan di Asia Tenggara, termasuk Indonesia, telah mengidentifikasi ketahanan (resilience) dan keamanan (security) teknologi informasi (TI) untuk bisnis sebagai prioritas utama mereka.

Karena itu, tidak mengherankan jika para pemimpin bisnis kini mulai menyadari bahwa penggunaan perangkat, yang kualitasnya dirancang untuk penggunaan level konsumen (consumer-grade), hanyalah langkah sementara saja.

Manfaat Kinerja Kelas Bisnis

Di sisi produktivitas, platform komputasi bisnis seperti platform Intel vPro menawarkan kinerja level bisnis begitu dioperasikan. Seperti diketahui, beberapa organisasi mencoba menghemat biaya dengan menyediakan perangkat yang kualitasnya dirancang untuk penggunaan level konsumen bagi para karyawannya. Tatkala digunakan untuk berbisnis, barulah terasa perangkat level konsumen ini memiliki keterbatasan, di antaranya kurangnya beberapa keamanan perangkat keras bawaan yang biasanya sudah ada di dalam platform bisnis.

“Betul, sampai batas tertentu, kita bisa saja memuat solusi keamanan level bisnis ke dalam perangkat level konsumen ini. Namun setelah semua fitur keamanan ini kita muat ke dalam mesin perangkat level konsumen, maka penurunan kinerja pada perangkat akan langsung terasa. Kondisi ini berakibat langsung pada produktivitas dan kinerja jaringan secara signifikan, terutama jika kita perlu terhubung ke jaringan perusahaan yang terpercaya,” paparnya.

Para karyawan yang melakukan konferensi video setiap harinya, memahami bahwa teknologi prosesor terbaru memberikan manfaat kinerja yang nyata dengan adanya fitur akselerasi video dan AI. Fitur ini menjadikan beragam aplikasi bekerja lebih baik, proses login yang lebih cepat, mengurangi suara bising di latar belakang saat konferensi video hingga masa pakai baterai yang lebih lama.

“Dikombinasikan dengan Thunderbolt 4 dan Wi-Fi 6 yang ditingkatkan, juga membuat para karyawan tidak khawatir tentang cara mengkoneksikan perangkat mereka ke beragam periferal atau mendapatkan konektivitas yang sangat cepat, sehingga bisa menggunakan waktu lebih maksimal untuk bekerja,” katanya lagi.

Pertimbangan Keamanan

Para manajer TI memiliki alasan yang kuat untuk mengkhawatirkan kemampuan sistem mereka guna mendukung para karyawan yang sebagian besar bekerja dari rumah. Hanya dalam kurun waktu 10 bulan antara Januari dan Oktober 2020, Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mendeteksi adanya 324 juta serangan siber yang menargetkan Indonesia saja.

“Menurut saya, ada tiga faktor yang akan memengaruhi keamanan di Indonesia, maupun kawasan kawasan lain di Asia Pasifik, di mana bekerja dari mana pun karyawan berada kini menjadi hal yang biasa,” sebut Santhosh Viswanathan.

Pertama, ungkap dia, keamanan perlu dibangun di dalam platform perangkat keras PC. Keamanan pada perangkat keras yang telah ditingkatkan kemampuannya untuk mendeteksi ancaman dan keamanan dapat berjalan beriringan dengan perangkat lunak keamanan untuk melindungi karyawan dan data perusahaan kita dari ancaman terbaru seperti ransomware dan cryptomining.

Baca juga:Terungkap, China Nyaris Dibom Nuklir AS dan Pakistan Waswas Diserang Israel

“Jika lingkungan kerja dan data Anda aman, karyawan akan merasa tenang dan aman untuk bekerja sehingga tim TI dapat fokus pada hal-hal lain,” ujarnya.

Kedua, pergeseran cara kerja baru ini juga memberi tekanan lebih besar kepada tim TI karena semakin banyak karyawan yang harus bekerja bersama dari jarak jauh dibanding masa-masa sebelumnya. Semakin banyak karyawan yang bekerja dari rumah maka semakin banyak pula perangkat yang harus dikelola dari jarak jauh, di mana sebagian besar di antaranya berada di luar jaringan perusahaan.

Kemampuan manajemen untuk mengelola perusahaan dari manapun menjadi faktor sangat penting. Tim TI harus dapat mengelola baik jaringan maupun armada PC mereka dengan mudah, sembari tetap mempertahankan keamanan. Hal Ini harus diterapkan di dalam maupun di luar firewall, sekaligus juga di dalam fasilitas cloud perusahaan.

“Terakhir, berinvestasi dan menerapkan langkah-langkah keamanan seharusnya tidak cukup hanya dilakukan satu kali. Sama seperti ancaman dunia siber yang terus berkembang, demikian pula komunitas keamanan dan tim TI harus bekerja lebih keras untuk menemukan cara yang lebih baik agar selalu selangkah di depan dari ancaman siber,” pungkas Santhosh Viswanathan.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1254 seconds (0.1#10.140)