Pendapatan Meroket, Laba Perusahaan Induk Indomaret Malah Turun 37%
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Indoritel Makmur Internasional Tbk (DNET) mencatatkan penurunan laba bersih sepanjang tahun 2020. Pada laporan keuangan tahunan, Perseroan membukukan laba bersih sebesar Rp328,82 miliar atau lebih rendah 37,13% dari tahun 2019 sebesar Rp523,05 miliar.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan dari kontrak dengan pelanggan emiten induk usaha Indomaret ini pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp488,88 miliar atau naik 89,64% dari tahun sebelumnya sebesar Rp257,79 miliar, dengan laba per saham dasar Rp23,18.
Adapun pendapatan dari kontrak dengan pelanggan emiten milik Grup Salim ini terdiri atas pihak ketiga (korporasi, ritel, lain-lain) dan pihak berelasi (korporasi, lain-lain). Pendapatan dari pihak ketiga korporasi menjadi penyumbang pendapatan sebesar Rp256,64 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp155,46 miliar.
Kemudian, ritel tercatat Rp197,47 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp80,61 miliar, lain-lain tercatat Rp27,41 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp16,93 miliar.
Pendapatan dari pihak berelasi tercatat Rp7,21 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp4,70 miliar, lain-lain tercatat Rp129,44 juta atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp77,85 juta.
Rincian pendapatan kepada pelanggan yang melebihi 10% dari total pendapatan yakni PT Cyberindo Aditama Rp231,69 miliar atau 47,39 persen dan PT XL Axiata Tbk Rp46,79 miliar atau 9,57%.
DNET mencatatkan adanya kenaikan beban penjualan di tahun 2020 menjadi Rp314,50 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp229,99 miliar, beban umum dan administrasi menurun menjadi Rp121,71 miliar dari sebelumnya Rp122,30 miliar. Sementara itu, beban lainnya mengalami kenaikan menjadi Rp13,79 miliar dari sebelumnya Rp6,46 miliar.
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi tercatat Rp310,07 miliar, kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp753,49 miliar, dan kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tercatat Rp1,08 triliun.
Indoritel mencatatkan liabilitas sebesar Rp7,08 triliun dan ekuitas sebesar Rp10,13 triliun. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp17,22 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp15,48 triliun.
Dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), pendapatan dari kontrak dengan pelanggan emiten induk usaha Indomaret ini pada tahun 2020 tercatat sebesar Rp488,88 miliar atau naik 89,64% dari tahun sebelumnya sebesar Rp257,79 miliar, dengan laba per saham dasar Rp23,18.
Adapun pendapatan dari kontrak dengan pelanggan emiten milik Grup Salim ini terdiri atas pihak ketiga (korporasi, ritel, lain-lain) dan pihak berelasi (korporasi, lain-lain). Pendapatan dari pihak ketiga korporasi menjadi penyumbang pendapatan sebesar Rp256,64 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp155,46 miliar.
Kemudian, ritel tercatat Rp197,47 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp80,61 miliar, lain-lain tercatat Rp27,41 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp16,93 miliar.
Pendapatan dari pihak berelasi tercatat Rp7,21 miliar atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp4,70 miliar, lain-lain tercatat Rp129,44 juta atau lebih tinggi dari sebelumnya Rp77,85 juta.
Rincian pendapatan kepada pelanggan yang melebihi 10% dari total pendapatan yakni PT Cyberindo Aditama Rp231,69 miliar atau 47,39 persen dan PT XL Axiata Tbk Rp46,79 miliar atau 9,57%.
DNET mencatatkan adanya kenaikan beban penjualan di tahun 2020 menjadi Rp314,50 miliar dari periode yang sama tahun sebelumnya Rp229,99 miliar, beban umum dan administrasi menurun menjadi Rp121,71 miliar dari sebelumnya Rp122,30 miliar. Sementara itu, beban lainnya mengalami kenaikan menjadi Rp13,79 miliar dari sebelumnya Rp6,46 miliar.
Kas neto yang digunakan untuk aktivitas operasi tercatat Rp310,07 miliar, kas neto yang digunakan untuk aktivitas investasi tercatat Rp753,49 miliar, dan kas neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan tercatat Rp1,08 triliun.
Indoritel mencatatkan liabilitas sebesar Rp7,08 triliun dan ekuitas sebesar Rp10,13 triliun. Adapun total aset perseroan meningkat menjadi Rp17,22 triliun dibanding tahun 2019 sebesar Rp15,48 triliun.
(ind)