Ditindih Utang Rp70 Triliun, Ini Jurus-Jurus Penyelamatan Garuda

Kamis, 03 Juni 2021 - 10:54 WIB
loading...
A A A
Upaya tersebut pun sudah dibicarakan dengan manajemen Garuda Indonesia sejak Januari 2019 atau sebelum pandemi merebak di Indonesia. Data penerbangan saat ini didominasi oleh penumpang domestik.
Okupansi domestik mencapai 78%. Untuk biaya, sebanyak Rp1.400 triliun dikontribusikan oleh turis lokal. Sedangkan 22% atau sekitar Rp300 triliun berasal dari turis mancanegara.

Pangkas Komisaris Garuda

Pemegang saham akan melakukan pengurangan anggota dewan komisaris Garuda Indonesia. Pengurangan dilakukan seiring dengan kinerja keuangan emiten yang terus tertekan.

Pengurangan dilakukan hingga tiga orang anggota komisaris. Bahkan, pemegang saham mengusulkan komisaris penerbangan nasional pelat merah itu dua orang saja.

Baca juga:Terungkap, Jay Z dan Beyonce Merupakan Pemilik Mobil Supermahal di Dunia

Komisaris Rela Tak Digaji

Komisaris Garuda Indonesia, Peter Gontha, menuliskan dalam sebuah surat yang diunggah di Instagramnya pada, Rabu (2/6/2021). Peter meminta manajemen Garuda untuk memberhentikan pembayaran gaji atau honorarium.

Kemudian, dia juga memaparkan beberapa penyebab utama keuangan emiten yang tertekan. Adapun penyebab-penyebab tersebut, yaitu, tidak adanya penghematan biaya operasional, seperti GHA. Tidak adanya informasi mengenai cara dan narasi negosiasi dengan lessor. Tidak adanya evaluasi atau perubahan penerbangan yang merugi.

Empat Opsi Pemegang

Keempat opsi yang ditawarkan pemerintah kepada Garuda. Pertama, pemerintah terus mendukung kinerja Garuda melalui pinjaman ekuitas. Kedua, menggunakan legal bankruptcy untuk merestrukturisasi kewajiban Garuda. Ketiga, Garuda dibiarkan melakukan restrukturisasi. Keempat, Garuda akan dilikuidasi.
Halaman :
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1280 seconds (0.1#10.140)