Isu Kenaikan PPN Ikut Seret Pelemahan Mata Uang Garuda
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pada perdagangan sore ini, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS ditutup melemah. Mata uang garuda turun 2 poin dan berada di level Rp14.255.
Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh cadangan devisa pada Mei 2021, yang turun ke level terendah. Kondisi itu kemudian direspons negatif para pelaku pasar.
“Wajar kalau arus modal keluar dari pasar dalam negeri, namun pengeluaran arus modal masih bisa tertahan karena kondisi fundamental ekonomi yang terus stabil,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam riset hariannya, Rabu (9/6/2021).
Baca juga:Bantu UMKM Naik Kelas, Jamkrindo Permudah Akses Pembiayaan
Dia menjelaskan cadangan devisa Mei 2021 turun USD2,4 miliar menjadi USD136,4 miliar dari bulan sebelumnya USD138,8 miliar. Penurunan cadangan devisa kali ini juga menjadi penurunan paling dalam sejak Maret 2020 atau saat Covid-19 dinyatakan sebagai wabah.
Selain itu, nilai (PPN) dari 10% menjadi 12% akan berdampak terhadap menurunnya daya beli masyarakat (sampai saat ini pun masih stagnan kondisinya). Sebab, kenaikan PPN bakal membuat harga-harga menjadi naik pula karena sistem PPN di Indonesia bersifat value added tax. Artinya setiap proses nilai tambah produksi maupun distribusi akan dikenakan PPN.
“Jadi kalau ada kenaikan PPN maka ini akan mengakibatkan kenaikan berbagai rantai pasokan produksi maupun rantai pasokan distribusi, sehingga kenaikan 2% itu berlipat ganda, bertubi-tubi kenaikannya. Kemudian secara akumulasi kenaikannya bisa jadi lebih dari 2%,” ujarnya.
Baca juga:Sidang Korupsi Bansos Covid, Saksi Ungkap Arahan Kemensos Gunakan Goodie Bag Sritex
Ia menambahkan, pemerintah boleh merencanakan untuk penambahan PPN 2% di tahun depan. Namun semestinya pemerintah harus memikirkan lagi untuk menaikkan tarif PPN tersebut.
“Karena walaupun masyarakat sudah divaksinasi namun belum tentu Covid-19 akan berakhir bahkan timbul varian baru yang lebih ganas lagi sehingga belum ada jaminan bahwa pemerintah bisa mengembalikan kondisi perekonomian seperti sebelum terjadinya pandemi,” pungkasnya.
Sedangkan untuk perdagangan besok, Kamis (10/6/2021), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis di rentang Rp14.230-Rp14.280.
Pelemahan nilai tukar rupiah dipengaruhi oleh cadangan devisa pada Mei 2021, yang turun ke level terendah. Kondisi itu kemudian direspons negatif para pelaku pasar.
“Wajar kalau arus modal keluar dari pasar dalam negeri, namun pengeluaran arus modal masih bisa tertahan karena kondisi fundamental ekonomi yang terus stabil,” kata Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, dalam riset hariannya, Rabu (9/6/2021).
Baca juga:Bantu UMKM Naik Kelas, Jamkrindo Permudah Akses Pembiayaan
Dia menjelaskan cadangan devisa Mei 2021 turun USD2,4 miliar menjadi USD136,4 miliar dari bulan sebelumnya USD138,8 miliar. Penurunan cadangan devisa kali ini juga menjadi penurunan paling dalam sejak Maret 2020 atau saat Covid-19 dinyatakan sebagai wabah.
Selain itu, nilai (PPN) dari 10% menjadi 12% akan berdampak terhadap menurunnya daya beli masyarakat (sampai saat ini pun masih stagnan kondisinya). Sebab, kenaikan PPN bakal membuat harga-harga menjadi naik pula karena sistem PPN di Indonesia bersifat value added tax. Artinya setiap proses nilai tambah produksi maupun distribusi akan dikenakan PPN.
“Jadi kalau ada kenaikan PPN maka ini akan mengakibatkan kenaikan berbagai rantai pasokan produksi maupun rantai pasokan distribusi, sehingga kenaikan 2% itu berlipat ganda, bertubi-tubi kenaikannya. Kemudian secara akumulasi kenaikannya bisa jadi lebih dari 2%,” ujarnya.
Baca juga:Sidang Korupsi Bansos Covid, Saksi Ungkap Arahan Kemensos Gunakan Goodie Bag Sritex
Ia menambahkan, pemerintah boleh merencanakan untuk penambahan PPN 2% di tahun depan. Namun semestinya pemerintah harus memikirkan lagi untuk menaikkan tarif PPN tersebut.
“Karena walaupun masyarakat sudah divaksinasi namun belum tentu Covid-19 akan berakhir bahkan timbul varian baru yang lebih ganas lagi sehingga belum ada jaminan bahwa pemerintah bisa mengembalikan kondisi perekonomian seperti sebelum terjadinya pandemi,” pungkasnya.
Sedangkan untuk perdagangan besok, Kamis (10/6/2021), mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat tipis di rentang Rp14.230-Rp14.280.
(uka)