Kemenperin Suplai SDM dari Sekolah Vokasi di Indonesia Timur
loading...
A
A
A
Sementara itu, Manager HRD PT Huadi Nickel Alloy Indonesia, A. Adrianti Latippa juga mengakui kebutuhan tenaga kerja di PT Huadi Nickel Alloy Indonesia cukup besar.
“Hinga tahun 2022, kebutuhan tenaga kerja mencapai 1.500 orang,” katanya.
Ia pun mendukung rencana program pendidikan singkat yang dicanangkan BPSDMI Kemenperin, yakni melalui program pendidikan vokasi industri setara D1 dengan kompetensi sesuai kebutuhan industri. “Program yang dibutuhkan sekarang untuk bidang alat berat dan mekanikal,” pintanya.
BPSDMI juga telah membangun Politeknik Industri Logam Morowali yang membuka tiga prodi yaitu Tehnik Kimia Mineral, Tehnik Listrik dan Instalasi serta Tehnik Perawatan Mesin yang animo pendaftarnya sekitar 1: 60.
Letaknya yang cukup jauh dari Ibukota Propinsi dan akses transportasi yang terbatas tidak menurunkan semangat lulusan SMK untuk bisa kuliah di kampus ini.
Baca Juga : Hubungkan Pelabuhan di Utara dan Industri di Selatan Jawa, Tol Joglosemar Bisa Ungkit Pertumbuhan Kawasan
Setiap tahun kampus ini meluluskan sekitar 90-an lulusan yang langsung terserap di perusahaan industri di Kawasan Industri di Morowali. Jumlah lulusan ini masih jauh lebih kecil dari kebutuan rata –rata tenaga kerja di sana yang mencapai 40.000 orang.
Arus Gunawan menegaskan komitmen Kemenperin untuk terus mendukung proses pembelajaran berbasis kompetensi dan kemitraaan dengan industri yang erat. “Kita akan mendorong Kampus ini menjadi Politeknik terbaik di Indonesia,” tegas Arus.
Menurutnya, selama ini Kawasan Industri memiliki kemitraan yang erat dengan kampus dalam menyediakan kegiatan praktek industri bagi mahasiswa, praktisi dan Industri dan menyediakan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. “Tentu saja begitu lulus langsung siap bekerja,” jelas Manajer Umum PT IMIP Djoko Suprapto.
Lihat Juga: Luhut hingga Retno Marsudi Ramaikan BOLD Festival 2024: Persiapkan Karyawan Bertransformasi
“Hinga tahun 2022, kebutuhan tenaga kerja mencapai 1.500 orang,” katanya.
Ia pun mendukung rencana program pendidikan singkat yang dicanangkan BPSDMI Kemenperin, yakni melalui program pendidikan vokasi industri setara D1 dengan kompetensi sesuai kebutuhan industri. “Program yang dibutuhkan sekarang untuk bidang alat berat dan mekanikal,” pintanya.
BPSDMI juga telah membangun Politeknik Industri Logam Morowali yang membuka tiga prodi yaitu Tehnik Kimia Mineral, Tehnik Listrik dan Instalasi serta Tehnik Perawatan Mesin yang animo pendaftarnya sekitar 1: 60.
Letaknya yang cukup jauh dari Ibukota Propinsi dan akses transportasi yang terbatas tidak menurunkan semangat lulusan SMK untuk bisa kuliah di kampus ini.
Baca Juga : Hubungkan Pelabuhan di Utara dan Industri di Selatan Jawa, Tol Joglosemar Bisa Ungkit Pertumbuhan Kawasan
Setiap tahun kampus ini meluluskan sekitar 90-an lulusan yang langsung terserap di perusahaan industri di Kawasan Industri di Morowali. Jumlah lulusan ini masih jauh lebih kecil dari kebutuan rata –rata tenaga kerja di sana yang mencapai 40.000 orang.
Arus Gunawan menegaskan komitmen Kemenperin untuk terus mendukung proses pembelajaran berbasis kompetensi dan kemitraaan dengan industri yang erat. “Kita akan mendorong Kampus ini menjadi Politeknik terbaik di Indonesia,” tegas Arus.
Menurutnya, selama ini Kawasan Industri memiliki kemitraan yang erat dengan kampus dalam menyediakan kegiatan praktek industri bagi mahasiswa, praktisi dan Industri dan menyediakan sarana dan prasarana pendukung pembelajaran. “Tentu saja begitu lulus langsung siap bekerja,” jelas Manajer Umum PT IMIP Djoko Suprapto.
Lihat Juga: Luhut hingga Retno Marsudi Ramaikan BOLD Festival 2024: Persiapkan Karyawan Bertransformasi
(dar)