Peritel Ingin ‘Gas-Rem’ Diatur Secara Bijak
loading...
A
A
A
Roy memperkirakan, dengan kondisi saat ini proyeksi pertumbuhan ekonomi yang dicanangkan pemerintah sekitar 4,5-5,5% tidak akan tercapai. Dia memprediksi, ekonomi kemungkinan hanya akan tumbuh di kisaran 2-3%. Sebagai perbandingan, pada tahun lalu, pertumbuhan sektor ritel sekitar 1,4%.
“Tahun ini, kemungkinan berada di kisaran 0,5% sampai -1%,”ucapnya.
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, saat ini tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan saat ini memang mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan lalu. Tapi, kata dia, hal itu wajar karena biasanya setelah Idulfitri pusat perbelanjaan memasuki low season.
“Jadi sekarang ini belum bisa disimpulkan bahwa penurunan tingkat kunjungan adalah akibat terjadinya peningkatan jumlah kasus positif Covid-19,” katanya.
Pihaknya berharap pemerintah dapat memastikan protokol kesehatan diberlakukan secara ketat, disiplin dan konsisten agar supaya jumlah kasus positif Covid- 19 terkendali. Sehingga dapat menghindari adanya tambahan pemberlakuan pembatasan yang berpotensi mengganggu perekonomian kembali.
Alphonzus mengatakan, kalangan pelaku usaha sama sekali tidak mengharapkan adanya tambahan pembatasan. Jika diberlakukan kembali pembatasan, kata dia, tentu akan sangat bepengaruh pada jumlah kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan.
“Oleh karenanya diharapkan pemerintah dapat segera memastikan dan menegakkan pemberlakuan protokol kesehatan secara ketat, disiplin dan konsisten agar supaya peningkatan jumlah kasus positif Covid- 19 dapat terkendali,” tukasnya.
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, situasi pemberlakukan PPKM Mikro terkait erat dengan sentimen kepada konsuman karena khawatir penularan Covid-19.
“Tahun ini, kemungkinan berada di kisaran 0,5% sampai -1%,”ucapnya.
Baca Juga
Ketua Umum Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Alphonzus Widjaja mengatakan, saat ini tingkat kunjungan ke pusat perbelanjaan saat ini memang mengalami penurunan dibandingkan dengan bulan lalu. Tapi, kata dia, hal itu wajar karena biasanya setelah Idulfitri pusat perbelanjaan memasuki low season.
“Jadi sekarang ini belum bisa disimpulkan bahwa penurunan tingkat kunjungan adalah akibat terjadinya peningkatan jumlah kasus positif Covid-19,” katanya.
Pihaknya berharap pemerintah dapat memastikan protokol kesehatan diberlakukan secara ketat, disiplin dan konsisten agar supaya jumlah kasus positif Covid- 19 terkendali. Sehingga dapat menghindari adanya tambahan pemberlakuan pembatasan yang berpotensi mengganggu perekonomian kembali.
Alphonzus mengatakan, kalangan pelaku usaha sama sekali tidak mengharapkan adanya tambahan pembatasan. Jika diberlakukan kembali pembatasan, kata dia, tentu akan sangat bepengaruh pada jumlah kunjungan masyarakat ke pusat perbelanjaan.
“Oleh karenanya diharapkan pemerintah dapat segera memastikan dan menegakkan pemberlakuan protokol kesehatan secara ketat, disiplin dan konsisten agar supaya peningkatan jumlah kasus positif Covid- 19 dapat terkendali,” tukasnya.
Sementara itu, Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira Adhinegara menilai, situasi pemberlakukan PPKM Mikro terkait erat dengan sentimen kepada konsuman karena khawatir penularan Covid-19.