Luhut Cari Bohir dari AS Buat Danai Proyek EBT
loading...
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) Luhut Binsar Pandjaitan tengah mencari investor swasta untuk menanamkan modalnya di RI guna mendanai proyek energi baru terbarukan (EBT). Upaya tersebut sebagai tak lain guna mempercepat target program nol emisi gas karbon di 2060. Saat ini pihaknya tengah menjajaki peluang dengan Amerika Serikat (AS). Kendati demikian, dia tidak membeberkan berapa jumlah investasi yang tengah dibidik.
"Kami juga membutuhkan sebuah pusat seperti centre of future knowledge yang akan fokus pada peran alih teknologi. Research and development (R&D) oleh investasi swasta dengan akademisi dan penelitian global terkemuka dalam mewujudkan masa depan yang bahagia dan berkelanjutan di Indonesia," ujar Luhut melalui keterangannya, Kamis (24/6/2021).
Menurutnya, dipilihnya negara Paman Sam sebagai negara potensial untuk mendapatkan investasi lantaran negara tersebut sangat fokus pada isu lingkungan, khususnya peningkatan emisi gas karbon.
Kolaborasi tersebut dapat mencakup topik pemodelan energi, transisi dari energi fosil, teknologi energi bersih, dan energi bersih tingkat lanjut melalui kolaborasi government to government serta lebih luas lagi terkait dengan investasi dan kemitraan.
Langkah konkretnya, untuk berkolaborasi dalam perencanaan dan pelaksanaan percontohan sub-nasional untuk nol emisi karbon bersih seperti di kawasan Provinsi Bali. Agar program itu dapat berjalan dengan baik, kebutuhan akan perubahan dan inovasi teknologi serta pembiayaan transisi adalah yang utama.
“Perubahan teknologi kewirausahaan dan keuangan yang inovatif sebagai kunci untuk mengubah ekonomi kita menjadi Natural Capital Carbon and Communities Superpower. Kami berencana untuk meluncurkan pusat keunggulan dalam teknologi dan keuangan selama masa G20 di tahun 2022,” tutur dia.
"Kami juga membutuhkan sebuah pusat seperti centre of future knowledge yang akan fokus pada peran alih teknologi. Research and development (R&D) oleh investasi swasta dengan akademisi dan penelitian global terkemuka dalam mewujudkan masa depan yang bahagia dan berkelanjutan di Indonesia," ujar Luhut melalui keterangannya, Kamis (24/6/2021).
Menurutnya, dipilihnya negara Paman Sam sebagai negara potensial untuk mendapatkan investasi lantaran negara tersebut sangat fokus pada isu lingkungan, khususnya peningkatan emisi gas karbon.
Kolaborasi tersebut dapat mencakup topik pemodelan energi, transisi dari energi fosil, teknologi energi bersih, dan energi bersih tingkat lanjut melalui kolaborasi government to government serta lebih luas lagi terkait dengan investasi dan kemitraan.
Langkah konkretnya, untuk berkolaborasi dalam perencanaan dan pelaksanaan percontohan sub-nasional untuk nol emisi karbon bersih seperti di kawasan Provinsi Bali. Agar program itu dapat berjalan dengan baik, kebutuhan akan perubahan dan inovasi teknologi serta pembiayaan transisi adalah yang utama.
“Perubahan teknologi kewirausahaan dan keuangan yang inovatif sebagai kunci untuk mengubah ekonomi kita menjadi Natural Capital Carbon and Communities Superpower. Kami berencana untuk meluncurkan pusat keunggulan dalam teknologi dan keuangan selama masa G20 di tahun 2022,” tutur dia.
(nng)