Erick Thohir Sebut hanya 10 Persen BUMN yang Bertahan, Selebihnya Ngos-ngosan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 telah memukul ekonomi Indonesia, sehingga memberikan dampak buruk terhadap sejumlah perusahaaan, termasuk badan usaha milik negara (BUMN) .
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan sebanyak 90% BUMN terdampak pandemi Covid-19. Selebihnya sebesar 10% masih mampu bertahan.
Baca juga:7.379 Positif COVID-19, Sebanyak 16% Menimpa Anak di Bawah Usia 18 Tahun
"Kami di BUMN, tentu sama seperti teman-teman swasta, sekitar 90% dari kami terdampak pandemi, yang 10% bisa bertahan dan tumbuh," ujar Erick dalam video virtual, Selasa (29/6/2021).
Erick melanjutkan, pandemi jadi momentum semua industri untuk berbenah diri, termasuk industri media dan periklanan. Kuncinya beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi.
"Kita semua harus optimistis dan yakin, walaupun ada pelemahan konsumsi, tantangan ekonomi, kebutuhan beriklan tidak akan hilang. Yang ada tentunya terjadi pergeseran kebutuhan secara platform dengan cara beriklannya, yakni dengan digitalisasi," bebernya.
Baca juga:Pendaftaran Kampus Mengajar Angkatan 2 Masih Buka hingga 5 Juli, Buruan Daftar
Dia menambahkan Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN, juga bersama swasta dan seluruh organisasi, berusaha keras menjadi kekuatan penyeimbang dengan membangun ekosistem.
"Keseimbangan kami kita jaga termasuk kesrimbangan era pasar terbuka," tandasnya.
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan sebanyak 90% BUMN terdampak pandemi Covid-19. Selebihnya sebesar 10% masih mampu bertahan.
Baca juga:7.379 Positif COVID-19, Sebanyak 16% Menimpa Anak di Bawah Usia 18 Tahun
"Kami di BUMN, tentu sama seperti teman-teman swasta, sekitar 90% dari kami terdampak pandemi, yang 10% bisa bertahan dan tumbuh," ujar Erick dalam video virtual, Selasa (29/6/2021).
Erick melanjutkan, pandemi jadi momentum semua industri untuk berbenah diri, termasuk industri media dan periklanan. Kuncinya beradaptasi, berinovasi, dan berkolaborasi.
"Kita semua harus optimistis dan yakin, walaupun ada pelemahan konsumsi, tantangan ekonomi, kebutuhan beriklan tidak akan hilang. Yang ada tentunya terjadi pergeseran kebutuhan secara platform dengan cara beriklannya, yakni dengan digitalisasi," bebernya.
Baca juga:Pendaftaran Kampus Mengajar Angkatan 2 Masih Buka hingga 5 Juli, Buruan Daftar
Dia menambahkan Kementerian BUMN dan perusahaan BUMN, juga bersama swasta dan seluruh organisasi, berusaha keras menjadi kekuatan penyeimbang dengan membangun ekosistem.
"Keseimbangan kami kita jaga termasuk kesrimbangan era pasar terbuka," tandasnya.
(uka)