Gandeng Bank Mandiri, PLN Perkuat Sektor Ketenagalistrikan
loading...
A
A
A
JAKARTA - PT Bank Mandiri Tbk menandatangani nota kesepahaman kerja sama Knowledge Sharing Ketenagalistrikan. Kolaborasi dua BUMN besar di Indonesia ini, diharapkan dapat berkontribusi pada pengembangan sektor ketenagalistrikan, perbankan dan berbagai sektor lainnya dalam rangka menggerakkan roda perekonomian di Indonesia.
Dengan kerja sama ini, PLN dan Bank Mandiri akan melakukan knowledge transfer, FGD, sharing session, pertukaran data, informasi dan publikasi yang dilakukan secara periodik dalam lingkup sektor ketenagalistrikan, keuangan ataupun lingkup lainnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PLN Sinthya Roesly mengatakan, bentuk kerja sama PLN dan Bank punya makna berbagi informasi yang sangat luas. Mulai dari informasi pertumbuhan bisnis, target pasar, hingga proyek infrastruktur sebagai target pembiayaan sektor perbankan yang juga menjadi indikator gerak pertumbuhan ekonomi dan bisnis.
"Kami banyak belajar dari Bank Mandiri yang memiliki Mandiri Institute. Dari situ, memberi gambaran kepada PLN terkait update informasi pasar, terutama sektor keuangan, dan fundamental perekonomian baik makro maupun mikro yang bisa menjadi gambaran untuk menyikapinya secara korporasi dalam konteks bisnis," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6/2021).
PLN dan Bank Mandiri memiliki kepentingan pertukaran informasi dan kolaborasi untuk mendorong pengembangan bisnis masing-masing perusahaan. Pasalnya, PLN memiliki aset dengan nilai lebih dari Rp1.600 triliun dan sumber daya manusia termasuk tenaga alih daya (TAD) mencapai hampir 200.000 orang.
PLN juga memiliki pelanggan 80 juta, di mana capital menjadi leading indicator. Itu karena praktis struktur biaya seluruh pelanggan PLN akan menentukan bagaimana indikator perekonomian Indonesia dapat diprediksi lebih awal. Sinthya menambahkan, sinergi PLN dengan Bank Mandiri juga memberikan banyak peluang sehingga memberikan kemaslahatan bagi kedua perusahaan.
"Eksekusi operasional, bagaimana nasabah Bank Mandiri yang juga menjadi pelanggan PLN dapat saling membantu memitigasi risiko di kedua belah pihak. Bisa juga PLN dan Bank Mandiri bekerja sama dalam menarik jaringan pelanggan baru, analisis bersama agar dapat mengelola risiko lebih baik," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengapresiasi kepercayaan PLN atas kerja sama terjalin bersama Bank Mandiri. Menurutnya, Bank Mandiri telah mendukung pertumbuhan bisnis maupun ekosistem PLN.
Pertumbuhan bisnis PLN dinilai meningkat sangat luar biasa. Sebagai contoh, transaksi forex pada tahun lalu yang mencapai USD3,3 miliar melalui Bank Mandiri. Kemudian nilai collection melalui Bank Mandiri mencapai Rp8 triliun tiap bulan, atau sekitar 30 persen dari total collection PLN. Ini berarti secara transaksi treasury mencapai 40%.
"Setelah MoU ini terjalin, kami berharap akan ada berbagai kerjasama yang lebih erat dan intensif baik dalam bentuk_workshop, training, FGD dan kolaborasi lain_ yang dampaknya sangat besar bagi Bank Mandiri. Karena kami dapat melihat secara lebih jelas dan mengetahui lebih luas dan dalam industri ketenagalistrikan beserta supply chain yang terlibat didalamnya,” ujarnya.
Proyek EBT
Sementara itu, seiring dengan strategi PLN mendorong proyek energi baru terbarukan (EBT), Bank Mandiri akan memberikan perhatian lebih untuk sektor ini. Susana menjelaskan, sejauh ini Bank Mandiri telah memiliki portofolio pembiayaan di pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Berdasarkan data Bank Mandiri, penyaluran pembiayaan untuk sektor kelistrikan di Indonesia mencapai Rp 800 triliun. Untuk itu ke depannya, Bank Mandiri akan mendorong pembiayaan proyek kelistrikan berbasis EBT. “Harapannya Bank Mandiri dapat men-support EBT lebih baik lagi, terkait juga dengan target PLN bisa mendukung program bauran energi baru terbarukan 23 persen pada 2025,” tambahnya.
Dengan kerja sama ini, PLN dan Bank Mandiri akan melakukan knowledge transfer, FGD, sharing session, pertukaran data, informasi dan publikasi yang dilakukan secara periodik dalam lingkup sektor ketenagalistrikan, keuangan ataupun lingkup lainnya, baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Direktur Keuangan & Manajemen Risiko PLN Sinthya Roesly mengatakan, bentuk kerja sama PLN dan Bank punya makna berbagi informasi yang sangat luas. Mulai dari informasi pertumbuhan bisnis, target pasar, hingga proyek infrastruktur sebagai target pembiayaan sektor perbankan yang juga menjadi indikator gerak pertumbuhan ekonomi dan bisnis.
"Kami banyak belajar dari Bank Mandiri yang memiliki Mandiri Institute. Dari situ, memberi gambaran kepada PLN terkait update informasi pasar, terutama sektor keuangan, dan fundamental perekonomian baik makro maupun mikro yang bisa menjadi gambaran untuk menyikapinya secara korporasi dalam konteks bisnis," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (30/6/2021).
PLN dan Bank Mandiri memiliki kepentingan pertukaran informasi dan kolaborasi untuk mendorong pengembangan bisnis masing-masing perusahaan. Pasalnya, PLN memiliki aset dengan nilai lebih dari Rp1.600 triliun dan sumber daya manusia termasuk tenaga alih daya (TAD) mencapai hampir 200.000 orang.
PLN juga memiliki pelanggan 80 juta, di mana capital menjadi leading indicator. Itu karena praktis struktur biaya seluruh pelanggan PLN akan menentukan bagaimana indikator perekonomian Indonesia dapat diprediksi lebih awal. Sinthya menambahkan, sinergi PLN dengan Bank Mandiri juga memberikan banyak peluang sehingga memberikan kemaslahatan bagi kedua perusahaan.
"Eksekusi operasional, bagaimana nasabah Bank Mandiri yang juga menjadi pelanggan PLN dapat saling membantu memitigasi risiko di kedua belah pihak. Bisa juga PLN dan Bank Mandiri bekerja sama dalam menarik jaringan pelanggan baru, analisis bersama agar dapat mengelola risiko lebih baik," jelasnya.
Pada kesempatan yang sama, Direktur Corporate Banking Bank Mandiri Susana Indah Kris Indriati mengapresiasi kepercayaan PLN atas kerja sama terjalin bersama Bank Mandiri. Menurutnya, Bank Mandiri telah mendukung pertumbuhan bisnis maupun ekosistem PLN.
Pertumbuhan bisnis PLN dinilai meningkat sangat luar biasa. Sebagai contoh, transaksi forex pada tahun lalu yang mencapai USD3,3 miliar melalui Bank Mandiri. Kemudian nilai collection melalui Bank Mandiri mencapai Rp8 triliun tiap bulan, atau sekitar 30 persen dari total collection PLN. Ini berarti secara transaksi treasury mencapai 40%.
"Setelah MoU ini terjalin, kami berharap akan ada berbagai kerjasama yang lebih erat dan intensif baik dalam bentuk_workshop, training, FGD dan kolaborasi lain_ yang dampaknya sangat besar bagi Bank Mandiri. Karena kami dapat melihat secara lebih jelas dan mengetahui lebih luas dan dalam industri ketenagalistrikan beserta supply chain yang terlibat didalamnya,” ujarnya.
Proyek EBT
Sementara itu, seiring dengan strategi PLN mendorong proyek energi baru terbarukan (EBT), Bank Mandiri akan memberikan perhatian lebih untuk sektor ini. Susana menjelaskan, sejauh ini Bank Mandiri telah memiliki portofolio pembiayaan di pembangkit listrik mikro hidro (PLTMH) dan pembangkit listrik tenaga surya (PLTS).
Berdasarkan data Bank Mandiri, penyaluran pembiayaan untuk sektor kelistrikan di Indonesia mencapai Rp 800 triliun. Untuk itu ke depannya, Bank Mandiri akan mendorong pembiayaan proyek kelistrikan berbasis EBT. “Harapannya Bank Mandiri dapat men-support EBT lebih baik lagi, terkait juga dengan target PLN bisa mendukung program bauran energi baru terbarukan 23 persen pada 2025,” tambahnya.
(nng)