Rupiah Letoi Usai Pertumbuhan Ekonomi 2021 Direvisi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Rupiah ditutup melemah 12 poin atas dolar Amerika Serikat di level Rp14.482 dalam perdagangan sore ini. Pelemahan mata uang garuda didorong oleh revisi pertumbuhan ekonomi menjadi 3,7% sampai 4,5% sepanjang tahun ini.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,5% hingga 5,3%. Penetapan proyeksi ekonomi tersebut seiring dengan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali.
Baca juga:Gawat! Sehari Covid-19 Bertambah 34.379 Kasus
“Revisi pertumbuhan ekonomi tersebut mengacu pada pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2021 terkontraksi 0,7% dan kuartal kedua 2021 diprediksi sebesar 7 hingga 8%,” ujar Ibrahim dalam rilis hariannya, Rabu (7/7/2021).
Ia menuturkan pengamat memprediksi pertumbuhan ekonomi 2021 akan di kisaran sempit yaitu 2% hingga 3%. Ini mengacu pada pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua hanya 2% hingga 3% dan kuartal ketiga yang diprediksi terkontraksi kembali di 0 hingga 2%.
“Kuartal ketiga benar-benar membuat konsumsi masyarakat dan investasi terjadi stagnasi karena hanya bulan Agustus yang bisa menopang laju pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Baca juga:Italia Lolos ke Final Piala Eropa 2020, Bonucci: Pertahanan Kami Terbaik!
Lebih lanjut, ia menyampaikan walaupun tidak diberlakukan PPKM darurat, pemerintah tetap akan merevisi pertumbuhan ekonomi. Sebab, mencapai angka fantastis di 7% hingga 8% pada pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2021 akan sangat sulit. Namun ia memprediksi perekonomian hanya akan tumbuh 2% hingga 3%.
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.470-Rp14.520.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dari proyeksi sebelumnya sebesar 4,5% hingga 5,3%. Penetapan proyeksi ekonomi tersebut seiring dengan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat Jawa-Bali.
Baca juga:Gawat! Sehari Covid-19 Bertambah 34.379 Kasus
“Revisi pertumbuhan ekonomi tersebut mengacu pada pertumbuhan ekonomi di kuartal pertama 2021 terkontraksi 0,7% dan kuartal kedua 2021 diprediksi sebesar 7 hingga 8%,” ujar Ibrahim dalam rilis hariannya, Rabu (7/7/2021).
Ia menuturkan pengamat memprediksi pertumbuhan ekonomi 2021 akan di kisaran sempit yaitu 2% hingga 3%. Ini mengacu pada pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua hanya 2% hingga 3% dan kuartal ketiga yang diprediksi terkontraksi kembali di 0 hingga 2%.
“Kuartal ketiga benar-benar membuat konsumsi masyarakat dan investasi terjadi stagnasi karena hanya bulan Agustus yang bisa menopang laju pertumbuhan ekonomi,” katanya.
Baca juga:Italia Lolos ke Final Piala Eropa 2020, Bonucci: Pertahanan Kami Terbaik!
Lebih lanjut, ia menyampaikan walaupun tidak diberlakukan PPKM darurat, pemerintah tetap akan merevisi pertumbuhan ekonomi. Sebab, mencapai angka fantastis di 7% hingga 8% pada pertumbuhan ekonomi di kuartal kedua 2021 akan sangat sulit. Namun ia memprediksi perekonomian hanya akan tumbuh 2% hingga 3%.
Sedangkan untuk perdagangan besok, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp14.470-Rp14.520.
(uka)