Nyalakan Listrik 4 Desa di Ketapang, PLN Kucurkan Rp9,2 Miliar
loading...
A
A
A
JAKARTA - PLN menghadirkan listrik bagi 751 kepala keluarga di empat desa yang berada di Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat (Kalbar). Untuk melistriki keempat desa tersebut, PLN menginvestasikan anggaran tak kurang dari Rp9,2 miliar.
"Dengan kata lain, PLN mengalokasikan Rp12,7 juta untuk mengalirkan listrik ke setiap rumah pelanggan," kata General Manager PLN Kalbar Ari Dartomo dalam siaran pers, Minggu (11/7/2021).
Keempat desa tersebut yaitu Desa Batu Tanda, Desa Batu Payung, Desa Muntai dan Desa Air Dekakah. Saat ini, kata Ari, PLN sudah menyalakan listrik di 721 rumah pelanggan dan selanjutnya secara bertahap akan menyalakan 329 potensi pelanggan lainnya.
Ari bercerita, demi mengantarkan listrik ke empat desa terpencil tersebut PLN membangun perluasan jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 30,59 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 18 kms, dan 4 buah gardu distribusi dengan total kapasitas 500 kilovolt Ampere (kVA).
Sementara itu, suplai listrik ke empat desa tersebut berasal dari sistem kelistrikan Air Upas dengan panjang jaringan distribusi sepanjang 135,19 kms. Total panjang penyulang dari pangkal/PLTD sampai ke Desa Batu Payung sepanjang 56,89 kms, ke Desa Muntai 44,9 kms, ke Desa Dekakah 25,4 kms, dan ke Desa Batu Tanda sepanjang 8 kms.
"Kami berharap keberadaan listrik PLN dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di desa tersebut. Kehidupan warga akan berubah menjadi lebih baik lagi," kata Ari.
Sementara, Kepala Desa Muntai Wiyono tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. "Saya mewakili masyarakat desa berterima kasih kepada PLN yang sudah melistriki desa kami. Dengan adanya listrik, kehidupan kami akan berubah, ekonomi warga pun dengan sendirinya akan tumbuh, anak-anak merasa nyaman belajar di rumah," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Rizal, kepala Dusun SP3, Desa Batu Tanda. Menurutnya, sebelum listrik PLN masuk, warga harus menggunakan genset untuk penerangan di malam hari, itupun hanya beberapa jam saja.
"Alhamdulillah setelah masuknya listrik PLN ini, kami sekarang bisa lebih menghemat pengeluaran rutin bulanan untuk membeli solar. Sebelumnya, untuk mengoperasikan mesin genset, kami harus mengeluarkan uang sekitarRp800 ribu setiap bulannya untuk membeli solar, itu belum termasuk biaya perawatan jika sewaktu-waktu ada kerusakan," ungkap Rizal.
Masuknya listrik PLN juga mendukung pertumbuhan perekonomian di desa, hal ini diungkapkan oleh Puryanto, pemilik warung sembako di Desa Batu Tanda. Ia merasa optimistis dengan adanya listrik, usaha yang dijalankannya akan semakin maju dan berkembang.
"Dengan kata lain, PLN mengalokasikan Rp12,7 juta untuk mengalirkan listrik ke setiap rumah pelanggan," kata General Manager PLN Kalbar Ari Dartomo dalam siaran pers, Minggu (11/7/2021).
Keempat desa tersebut yaitu Desa Batu Tanda, Desa Batu Payung, Desa Muntai dan Desa Air Dekakah. Saat ini, kata Ari, PLN sudah menyalakan listrik di 721 rumah pelanggan dan selanjutnya secara bertahap akan menyalakan 329 potensi pelanggan lainnya.
Ari bercerita, demi mengantarkan listrik ke empat desa terpencil tersebut PLN membangun perluasan jaringan tegangan menengah (JTM) sepanjang 30,59 kilometer sirkuit (kms), jaringan tegangan rendah (JTR) sepanjang 18 kms, dan 4 buah gardu distribusi dengan total kapasitas 500 kilovolt Ampere (kVA).
Sementara itu, suplai listrik ke empat desa tersebut berasal dari sistem kelistrikan Air Upas dengan panjang jaringan distribusi sepanjang 135,19 kms. Total panjang penyulang dari pangkal/PLTD sampai ke Desa Batu Payung sepanjang 56,89 kms, ke Desa Muntai 44,9 kms, ke Desa Dekakah 25,4 kms, dan ke Desa Batu Tanda sepanjang 8 kms.
"Kami berharap keberadaan listrik PLN dapat mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat di desa tersebut. Kehidupan warga akan berubah menjadi lebih baik lagi," kata Ari.
Sementara, Kepala Desa Muntai Wiyono tak dapat menyembunyikan kegembiraannya. "Saya mewakili masyarakat desa berterima kasih kepada PLN yang sudah melistriki desa kami. Dengan adanya listrik, kehidupan kami akan berubah, ekonomi warga pun dengan sendirinya akan tumbuh, anak-anak merasa nyaman belajar di rumah," ungkapnya.
Hal yang sama juga diungkapkan Rizal, kepala Dusun SP3, Desa Batu Tanda. Menurutnya, sebelum listrik PLN masuk, warga harus menggunakan genset untuk penerangan di malam hari, itupun hanya beberapa jam saja.
"Alhamdulillah setelah masuknya listrik PLN ini, kami sekarang bisa lebih menghemat pengeluaran rutin bulanan untuk membeli solar. Sebelumnya, untuk mengoperasikan mesin genset, kami harus mengeluarkan uang sekitarRp800 ribu setiap bulannya untuk membeli solar, itu belum termasuk biaya perawatan jika sewaktu-waktu ada kerusakan," ungkap Rizal.
Masuknya listrik PLN juga mendukung pertumbuhan perekonomian di desa, hal ini diungkapkan oleh Puryanto, pemilik warung sembako di Desa Batu Tanda. Ia merasa optimistis dengan adanya listrik, usaha yang dijalankannya akan semakin maju dan berkembang.
(fai)