Dilanda Pandemi, Banyak Pekerja Tergeser ke Sektor Informal

Selasa, 27 Juli 2021 - 17:28 WIB
loading...
Dilanda Pandemi, Banyak...
Selama pandemi banyak tenaga kerja di sektor informal beralih menjadi pekerja informal. Foto/Ilustrasi
A A A
JAKARTA - Pandemi Covid-19 mengubah kondisi ketenagakerjaan di dalam negeri, mulai dari meningkatnya pengangguran hingga banyaknya orang yang beralih bekerja dari sektor formal ke sektor informal.

Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Akhmad Akbar Susamto memaparkan, angkatan kerja pada Februari 2021 mencapai 139,81 juta orang. Kemudian, pada tingkat pengangguran terbuka (TPT) dan jumlah pengangguran pada Agustus 2020 terjadi peningkatan pengangguran yang cukup drastis mencapai 9,76 juta orang.



Namun, seiring kebijakan normalitas baru dalam merespons pandemi Covid-19, maka pada Februari 2021 lalu jumlah pengangguran telah berkurang menjadi 8,75 juta orang atau turun sebesar 6,26%.

"Meski jika dilihat secara umum, baik pada bulan Agustus 2020 ataupun pada bulan Februari 2021, kedua-duanya itu posisinya masih lebih buruk dibandingkan dengan posisi sebelum pandemi Covid-19," ujarnya dalam webinar, Selasa (27/7/2021).

Sementara, pada proporsi tenaga kerja, saat pandemi Covid-19 menurutnya banyak orang yang kehilangan pekerjaannya di sektor formal dan kemudian beralih ke sektor informal.

Hal itu tercemin dari perubahan pada Februari 2019 sebelum pandemi, dimana proposi tenaga kerja formal mencapai 43% dan tenaga kerja informal 57%. Kemudian, saat pandemi melanda, proporsinya berbalik. Tingkat tenaga kerja informal lebih tinggi yakni 60% sementara tenaga kerja formal turun ke 40%.



"Terkait dengan tingkat partisipasi angkatan kerja, saat terjadi pandemi Covid-19 cenderung lebih rendah. Tingkat pekerja laki-laki sebelum pandemi 83,18% sementara selama pandemi turun menjadi 82,14%. Sedangkan pekerja perempuan juga turun sebelum pandemi 55,5% dan saat pandemi 54,03%," papar Akhmad.

Sejalan dengan naiknya tingkat pengangguran di Indonesia, pemerintah pun melancarkan program bantuan sosial sebagai upaya penanggulangan. Bantuan yang diberikan antara lain stimulus listrik bagi UMKM, insentif usaha, program padat karya tunai serta bantuan presiden untuk usaha mikro. "Program ini sebenarnya arahnya sudah benar, meskipun belum cukup untuk bisa mengatasi keadaan yang ada," tandasnya.
(fai)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1942 seconds (0.1#10.140)