Selama WFH Penggunaan Data Melonjak, Bagaimana dengan Nasib Operator Seluler?

Kamis, 28 Mei 2020 - 15:37 WIB
loading...
Selama WFH  Penggunaan Data Melonjak, Bagaimana dengan Nasib Operator Seluler?
Selama WFH Penggunaan Data Melonjak, Bagaimana dengan Nasib Operator Seluler?
A A A
JAKARTA - Sejak pemerintah menganjurkan kerja, belajar dan beribadah di rumah penggunaan data internet melonjak drastis. Beberapa provider mengklaim selama pandemic Covid-19 merebak, penggunaan data naik antara 40% hingga 60%. Itu terjadi karena jumlah pelanggan juga ikut meningkat.

Lonjakan pengunaan data tersebut ikut mempengaruhi kinerja perusahaan provider selama kuartal I 2020. Seperti yang dialami oleh PT Indosat Tbk (ISAT) atau Indosat Ooredoo. Perusahaan ini mencatatkan kenaikan pendapatan 7,9% pada kuartal I 2020 menjadi Rp 6,5 triliun dibandingkan periode sama 2019.
Dari jumlah pendapatan sebesar itu, Rp 5,4 triliun diantaranya merupakan kontribusi dari pendapatan di bisnis seluler. Itu artinya sepanjang tiga bulan pertama tahun 2020 ini pendapatan seluler Indosat tumbuh 10,6%.

Presiden Direktur & CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama mengatakan, di kuartal I-2020 ini, rata-rata pendapatan per pelanggan (ARPU) meningkat menjadi Rp 29,6 ribu, dari sebelumnya Rp 26,5 ribu di periode yang sama tahun lalu. Faktor utama kenaikan ARPU ini karena adanya peningkatan traffic data yang melonjak hingga 63%.

Naiknya ARPU juga dipengaruhi oleh kenaikan jumlah pelanggan. Tercatat jumlah pelanggan seluler naik sebesar 5,4% dibandingkan triwulan I tahun 2019. Sehingga, per per 31 Maret 2020 jumlah pelanggan ISAT menjadi sebanyak 56,2 juta.

Ahmad Al-Neama menjelaskan layanan Seluler, MIDI, dan Telekomunikasi Tetap milik Indosat Ooredoo masing-masing memberikan kontribusi sebesar 82%, 15%, dan 3% terhadap pendapatan usaha konsolidasi yang berakhir pada 31 Maret 2020.

Meski pendapatan dan jumlah pelanggan naik, namun itu semua belum mampu membuat Indosat Ooredoo mencetak laba. Di kuartal I 2020 juga perseroan membukukan rugi bersih sebesar Rp 605,6 miliar atau naik sebesar Rp 313,1 milliar dibandingkan rugi bersih di Kuartal I 2019. Penyebabnya karana dampak penyesuaian organisasi dan rugi selisih kurs. ndosat Ooredoo Catat Kinerja Positif pada Kuartal I/2020

Untuk mendukung bisnisnya, hingga akhir Maret lalu perusahaan mengoperasikan total 133,186 BTS pada 31 Maret 2020 yang meningkat sebesar 51.680 BTS dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Sampai dengan saat ini, Indosat Ooredoo mengoperasikan sebanyak total 52.174 BTS 4G.

Menurut Ahmad Al-Neama, saat ini semua pelaku bisnis, termasuk provider seluler, tengah menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya. “Perusahaan pun telah mengambil langkah proaktif dan progresif untuk mendukung karyawan, pelanggan, dan komunitas kami di situasi menantang ini,”ujarnya.

Penggunan Data Selama Ramadan Idulfitri

Berbeda dengan Indosat yang masih merugi, kondisi berbeda diperlihatkan PT XL Axiata Tbk (EXCL). Di kuartal I-2020 provider ini bisa menghasilkan laba. tidak tangung-tangung lagi, laba yang diraup XL tumbuh sebanyak 2.577,16% (yoy). Yakni dari Rp 57,93 miliar pada kuartal I-2019 menjadi Rp 1,5 triliun pada kuartal I-2020.

Meroketnya laba XL salah satunya didukung oleh pendapatan yang tumbuh sebesar 9% secara tahunan , hingga menjadi sebesar Rp 6,5 triliun. begitu juag dengan tarfik penggunan data, yang melonjak 41% (yoy) dalam tiga bulan pertama tahun ini. Atau meningkat 7% jika dibandingkan kuartal sebelumnya.

Menurut Presiden Direktur & CEO XL Axiata Dian Siswarini, keberhasilan tersebut turut mendorong kenaikan pendapatan data sebesar 17% yoy. Dan bahkan, saat ini pendapatan data berkontribusi 91% terhadap total pendapatan layanan (service revenue).

Dari sisi jumlah pelanggan, ada sedikit penurunan di periode ini hingga pelanggan XL saat ini menjadi 55,5 juta. Menurut Dian Siswarini ini terjadi, karena persaingan yang semakin ketat. Meskipun begitu, perusahaan masih tetap mampu menjaga pendapatan ARPU di Rp 36.000.

Di sisi lain, beban usaha menurun 10% yoy karena beban biaya infrastruktur yang lebih rendah 23% yoy sebagai hasil dari adopsi IFRS 16. Biaya interkoneksi dan biaya lainnya juga lebih rendah 9% yoy karena menurunnya interkoneksi dari trafik layanan voice.

Biaya pemasaran juga turun 1% yoy karena terjadinya pergeseran pengeluaran ke digital. Selain itu, kenaikan signifikan pada keuntungan dari penjualan dan sewa balik menara, dari Rp 105,72 miliar pada kuartal I-2019 menjadi Rp 1,62 triliun pada kuartal I-2020. Baca Juga: Buyback Saham, XL Axiata Siapkan Dana Rp500 Miliar
Lalu bagaimana dengan penguasa pasar bisnis seluler di tanah air Telkomsel? Hingga saat ini PT Telkom yang menjadi induk perusahaan dari Telkomsel belum mengumumkan kinerjanya di kuartal I ini. Walau begitu selama selama Ramadan dan Idul Fitri tahun ini pemanfaatan layanan berbasis data tertinggi mencapai 26,7 petabyte, atau naik 22,8% jika dibandingkan hari normal di tahun 2020.

Direktur Utama Telkomsel Setyanto Hantoro mengatakan, momen Lebaran tahun ini memang berdeda dari tahun-tahun sebelumnya. Pandemi covid19 telah mengubah cara masyarakat dalam merayakannya.

Sepanjang Ramadan dan Idul Fitri tahun ini, secara persentase, wilayah operasional Telkomsel di Sumatra Bagian Selatan, Sumatra Bagian Utara, dan Jawa Barat mengalami peningkatan penggunaan layanan data, dengan pertumbuhan tertinggi sekitar 35% dibandingkan hari normal.

Perusahaan yang sudah berusia 26 tahun ini juga mencatat kenaikan trafik layanan data di sejumlah wilayah yang biasanya ditinggal mudik Lebaran. Seperti wilayah operasional Jabodetabek. Pada Hari Raya Idul Fitri kali ini, trafik layanan data di Jabodetabek melonjak sekitar 60,9% dibandingkan periode yang sama di tahun lalu.

Seperti diketahui PT Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk (Telkom) baru saja merilis kinerjanya untuk tahun 2019. BUMN ini pun berhasil pendapatan Rp 135,57 trilliun sepanjang 2019. Jumlah ini naik 3,7% dibanding pendapatan tahun 2018 yang sebesar Rp 130,78 triliun.Naiknya pendapatan juga mendorong laba bersih Telkom naik 3,5% yoy menjadi Rp 18,66 triliun.

Diakui oleh Direktur Utama PT Telkom Ririek Adriansyah, sepanjang 2019 lalu kontribusi Telkomsel sangat besar. Pendapatan bisnis digital Telkomsel naik 23,1% yoy menjadi Rp 58,24 triliun. Kontribusi pendapatan dari digital business meningkat menjadi 64% dari total pendapatan Telkomsel, seiring dengan pengembangan berbagai Digital Services seperti Digital Lifestyle, Digital Advertising, Big Data, Digital Enterprise Solution dan Mobile Payment.

Telkomsel, masih mengukuhkan diri sebagai operator dengan basis pelanggan terbesar di Indonesia, yaitu 171,1 juta pelanggan, dengan pengguna mobile data tercatat sebanyak 110,3 juta pelanggan. Perusahaan ini mencatatkan trafik data tumbuh sebesar 53,6% menjadi 6.558 petabyte.
(eko)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1995 seconds (0.1#10.140)