Potensi PLTS Terapung di Indonesia Capai 28.000 MW

Selasa, 03 Agustus 2021 - 21:10 WIB
loading...
Potensi PLTS Terapung di Indonesia Capai 28.000 MW
Ilustrasi PLTS Terapung Cirata. FOTO/Humas KBRI Abu Dhabi
A A A
JAKARTA - Indonesia berkomitmen menurunkan emisi gas rumah kaca setidaknya sebesar 29% di tahun 2030 melalui usaha sendiri dan 41% dengan bantuan internasional sesuai dengan ratifikasi dalam Paris Agreement. Upaya tersebut akan dicapai melalui pengembangan energi baru terbarukan (EBT).

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan Dan Konservasi Energi (EBTKE), Kementerian ESDM Dadan Kusdiana mengatakan, penyediaan energi bersih melalui pemanfaatan EBT khususnya energi surya menjadi salah satu prioritas untuk dapat mencapai tujuan tersebut. Hal ini mengingat potensi surya di Indonesia yang berlimpah, masa pembangunan yang cepat, dan harganya yang semakin kompetitif.

"Total potensi EBT saat ini mencapai 417 GW dan sekitar 50% memang berasal dari potensi surya. Khusus untuk surya, potensi yang dimanfaatkan baru 153,5 MW atau kurang dari 0,1% dari potensi tersebut," ujarnya dalam konferensi pers, Selasa (3/8/2021).



Dia melanjutkan, harga jual listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) juga semakin kompetitif. Sebagai contoh, PLTS Terapung Cirata dengan harga jual listrik sebesar USD5,817 sen per kWh telah menjadi benchmark bagi PLTS di Indonesia. "Bahkan berdasarkan market sounding yang dilakukan PLN, pengembangan PLTS terapung di beberapa lokasi menunjukkan penawaran harga yang dibawah USD4 sen per kWh," ungkapnya.

Dia meminta agar PT PLN (Persero) dapat mendorong pengembangan EBT termasuk PLTS terapung mengingat Indonesia memiliki potensi untuk PLTS terapung di PLTA eksisting sebesar 12 GW di 28 lokasi dan di waduk atau danau dengan potensi sekitar 28 GW tersebar di 375 lokasi. "Pengembangan dan pemanfaatan EBT tidak hanya untuk mencapai target EBT pada bauran energi 23% tahun 2025 dan memenuhi target emisi 29% pada thn 2030, tetapi juga hal ini juga sudah tuntutan global," jelasnya.



Keberhasilan pengembangan EBT yang sifatnya intermittent tentu tidak terlepas dari pengembangan interkoneksi transmisi dan smart grid. "Oleh karena itu, PLN diharapkan senantiasa memperbaiki sistem ketenagalistrikan yang ada sehingga efisiensi semakin baik dan bersiap untuk mengembangkan ketenagalistrikan yang berbasis smart dan digital," kata Dadan.
(nng)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1143 seconds (0.1#10.140)