40% Pelaku UMKM Pingsan, Program Naik Kelas Diganti Jadi Pemulihan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Komite Tetap UKM dan Koperasi Kadin Indonesia, Sharmila mengatakan sebagian besar UMKM yang bertahan sampai hari ini saja sudah bagus sebab ada 40% yang sudah gulung tikar . Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Level 4 diperpanjang di beberapa wilayah Indonesia membuat dampak yang signifikan ke pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
"Dampak akibat perpanjangan PPKM level 4 ini sangat berdampak kan masyarakat UMKM kita suka tidak suka mau tidak mau. Kami melihat yang masih bertahan hari ini sekitar 60% dan 40% udah pingsan alias gulung tikar," kata Sharmila dalam program Market Review IDX Channel, Kamis (5/8/2021).
Diketahui menurut data Kadin, pendapatan UMKM sampai turun drastis 70%. Untuk mengurangi dampak PPKM, Sharmila mengaku Kadin sudah melakukan berbagai program pemulihan.
"Program naik kelas kami sudah ganti dengan sustainable untuk mempertahankan usaha, jadi kita ga pakai program naik kelas lagi udah program recovery karena banyak yang gulung tikar dan akhirnya mereka menutup usahanya dan pulang kampung," jelasnya.
Selain itu Kadin juga membantu dengan program pembinaan dan penguatan. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk UMKM bisa bertransformasi ke digital mengingat sektor perbankan juga tutup saat PPKM.
Selain pemerintah membantu UMKM dengan stimulus uang tunai melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), Kadin membantu dengan non-cash.
"Uang cash sudah dibantu pemerintah tapi kami organisasi membantu mereka non cash tapi dalam bentuk barang dagangan," katanya.
Lihat Juga: Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024
"Dampak akibat perpanjangan PPKM level 4 ini sangat berdampak kan masyarakat UMKM kita suka tidak suka mau tidak mau. Kami melihat yang masih bertahan hari ini sekitar 60% dan 40% udah pingsan alias gulung tikar," kata Sharmila dalam program Market Review IDX Channel, Kamis (5/8/2021).
Diketahui menurut data Kadin, pendapatan UMKM sampai turun drastis 70%. Untuk mengurangi dampak PPKM, Sharmila mengaku Kadin sudah melakukan berbagai program pemulihan.
"Program naik kelas kami sudah ganti dengan sustainable untuk mempertahankan usaha, jadi kita ga pakai program naik kelas lagi udah program recovery karena banyak yang gulung tikar dan akhirnya mereka menutup usahanya dan pulang kampung," jelasnya.
Selain itu Kadin juga membantu dengan program pembinaan dan penguatan. Hal itu dilakukan dalam rangka untuk UMKM bisa bertransformasi ke digital mengingat sektor perbankan juga tutup saat PPKM.
Selain pemerintah membantu UMKM dengan stimulus uang tunai melalui Kredit Usaha Rakyat (KUR) dan Bantuan Produktif Usaha Mikro (BPUM), Kadin membantu dengan non-cash.
"Uang cash sudah dibantu pemerintah tapi kami organisasi membantu mereka non cash tapi dalam bentuk barang dagangan," katanya.
Lihat Juga: Sokong Ekonomi Kerakyatan, Kredit UMKM BRI Tembus Rp1.105,70 Triliun hingga Akhir Triwulan III 2024
(akr)