RI Minta Pakai Mata Uang Lokal dalam Perdagangan dengan China, Ini Alasannya
loading...
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) telah resmi menandatangani kesepakatan dengan China untuk menggunakan local currency settlement (LCS) atau mata uang lokal dalam transaksi perdagangan maupun investasi.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan, Kasan Muhri mengungkapkan, ada beberapa alasan Indonesia menjalin kesepakatan LCS dengan China.
Pertama, karena volume transaksi perdagangan Indonesia dengan China terus meningkat. Kedua, penggunaan mata uang perdagangan internasional belum banyak terjadi meskipun secara faktanya BI sudah melakukan beberapa kerja sama LCS ini dengan beberapa negara ASEAN.
“Dengan China ini menjadi suatu pertimbangan yang lebih besar dari nilai dan volume transaksinya,” kata Kasan dalam webinar Gambir Talk 2021, Kamis (5/8/2021).
Oleh karena itu, lanjut dia, adanya LCS ini sebagai bentuk upaya dalam mengurangi ketergantungan mata uang dolar sebagai penyelesaian transaksi perdagangan.
Dia menerangkan, penggunaaan LCS di Indonesia ini nanti diharapkan adanya efisiensi dalam biaya transaksi. Tak hanya itu, tujuan LCS ini sebagai pengembangan dan pendalaman pasar mata uang di luar dolar Amerika Serikat (USD). “LCS ini harapannya bagi para eksportir atau importir bisa membuka rekening mata uang lokal di negara mitra dagangnya,” tuturnya.
Disamping itu, Kasan menerangkan, dalam 5-10 tahun terakhir volume perdagangan Indonesia dengan China terus mengalami peningkatan baik dari sisi ekspor maupun impornya. Di mana China kini menjadi negara tujuan ekspor Indonesia terbesar dengan pangsa pasar mencapai lebih dari 20 persen.
"Saat ini China adalah negara tujuan ekspor kita terbesar, dengan pangsa cukup signifikan lebih dari 20 persen, tapi juga sumber impor dari China juga cukup besar. Jadi selain China menjadi tujuan ekspor tapi sekaligus negara asal impor untuk bahan baku dan penolong industri Indonesia" jelas Kasan.
Kepala Badan Pengkajian dan Pengembangan Perdagangan (BPPP) Kementerian Perdagangan, Kasan Muhri mengungkapkan, ada beberapa alasan Indonesia menjalin kesepakatan LCS dengan China.
Pertama, karena volume transaksi perdagangan Indonesia dengan China terus meningkat. Kedua, penggunaan mata uang perdagangan internasional belum banyak terjadi meskipun secara faktanya BI sudah melakukan beberapa kerja sama LCS ini dengan beberapa negara ASEAN.
“Dengan China ini menjadi suatu pertimbangan yang lebih besar dari nilai dan volume transaksinya,” kata Kasan dalam webinar Gambir Talk 2021, Kamis (5/8/2021).
Oleh karena itu, lanjut dia, adanya LCS ini sebagai bentuk upaya dalam mengurangi ketergantungan mata uang dolar sebagai penyelesaian transaksi perdagangan.
Dia menerangkan, penggunaaan LCS di Indonesia ini nanti diharapkan adanya efisiensi dalam biaya transaksi. Tak hanya itu, tujuan LCS ini sebagai pengembangan dan pendalaman pasar mata uang di luar dolar Amerika Serikat (USD). “LCS ini harapannya bagi para eksportir atau importir bisa membuka rekening mata uang lokal di negara mitra dagangnya,” tuturnya.
Disamping itu, Kasan menerangkan, dalam 5-10 tahun terakhir volume perdagangan Indonesia dengan China terus mengalami peningkatan baik dari sisi ekspor maupun impornya. Di mana China kini menjadi negara tujuan ekspor Indonesia terbesar dengan pangsa pasar mencapai lebih dari 20 persen.
"Saat ini China adalah negara tujuan ekspor kita terbesar, dengan pangsa cukup signifikan lebih dari 20 persen, tapi juga sumber impor dari China juga cukup besar. Jadi selain China menjadi tujuan ekspor tapi sekaligus negara asal impor untuk bahan baku dan penolong industri Indonesia" jelas Kasan.