Menanti Lanjutan Laju Ekonomi di Masa Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) melansir pertumbuhan ekonomi Indonesia year on year (YoY) sebesar 7,07%. Beberapa sektor menunjukkan tren perbaikan signifikan. Meski demikian, pemerintah diharapkan menghadirkan kebijakan yang bisa mengakselerasi perekonomian lebih cepat lagi.
Sepanjang tahun lalu, Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II merupakan yang paling rendah. Dalam rilis BPS itu, beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah akomodasi, makanan, dan minuman sebesar 21,58 %, serta transportasi dan pergudangan sebesar 25,10 %.
Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono menerangkan pertumbuhan ekonomi 7,07 % karena dibandingkan dengan kuartal II/2020 yang nilai PDB-nya Rp2.589,82 triliun. Sedangkan nilai PDB kuartal II tahun ini sebesar Rp2.772,83 triliun. “Itu kenaikan yang luar biasa, jauh lebih tinggi dari yang lain. Padahal akomodasi masih sangat sulit,” ujarnya saat dihubungi Koran SINDO, kemarin.
Menurut dia, justru sektor informasi dan komunikasi (Infokom) yang paling baik selama pandemi Covid-19. Pada kuartal II ini, pertumbuhannya 7,78%. Pertumbuhan sektor jasa keuangan dan kimia juga cukup baik di tengah pandemi Covid-19.
”Karena infokom tidak jeblok sehingga pertumbuhannya kecil. Ini transportasi dan pergudangan itu 25,1 %,” tegas Sutrisno.
Pertumbuhan sektor transportasi pada kuartal III diprediksi tidak akan lebih baik dari kuartal II. Hal ini disebabkan pemerintah menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dan level 4. Pergerakan masyarakat sangat minim dalam sebulan terakhir. Perhotelan pun diprediksi akan tetap terpuruk. Sutrisno memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III jika dibandingkan dengan tahun lalu sekitar 2 %.
Jasa penginapan ini sangat bergantung dari mobilitas masyarakat dari satu tempat ke kota lainnya. Syarat harus menunjukkan bukti sudah divaksin dinilai menyulitkan. Sutrisno mengungkapkan bagi warga Jakarta mungkin tak masalah karena jumlah orang yang divaksin sudah banyak. Masalahnya, hotel-hotel di ibu kota selama ini disinggahi orang-orang di luar kota.
Seperti diketahui, tingkat vaksinasi di luar Jawa-Bali masih rendah. Kemudian, beberapa daerah mengalami kenaikan kasus positif Covid-19. Situasi ini semakin tidak menguntung para pengusaha dan pekerja di bidang perhotelan. Beda dengan restoran yang sudah ada pelonggaran, yakni boleh makan di tempat dengan batas waktu 20 menit.
Sutrisno menuturkan sebenarnya geliat ekonomi sudah ada mulai terasa dan ada perbaikan pada kuartal II. Akan tetapi, semua itu kembali menurun dengan adanya PPKM darurat dan level 4. Orang-orang tidak bisa leluasa sehingga konsumsi atau belanjanya pun menurun. Salah satu celah yang bisa mendongkrak perekonomian pada semester III hingga IV ini adalah belanja pemerintah.
Sepanjang tahun lalu, Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal II merupakan yang paling rendah. Dalam rilis BPS itu, beberapa sektor yang mengalami pertumbuhan cukup tinggi adalah akomodasi, makanan, dan minuman sebesar 21,58 %, serta transportasi dan pergudangan sebesar 25,10 %.
Ketua Bidang Kebijakan Publik Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Sutrisno Iwantono menerangkan pertumbuhan ekonomi 7,07 % karena dibandingkan dengan kuartal II/2020 yang nilai PDB-nya Rp2.589,82 triliun. Sedangkan nilai PDB kuartal II tahun ini sebesar Rp2.772,83 triliun. “Itu kenaikan yang luar biasa, jauh lebih tinggi dari yang lain. Padahal akomodasi masih sangat sulit,” ujarnya saat dihubungi Koran SINDO, kemarin.
Menurut dia, justru sektor informasi dan komunikasi (Infokom) yang paling baik selama pandemi Covid-19. Pada kuartal II ini, pertumbuhannya 7,78%. Pertumbuhan sektor jasa keuangan dan kimia juga cukup baik di tengah pandemi Covid-19.
”Karena infokom tidak jeblok sehingga pertumbuhannya kecil. Ini transportasi dan pergudangan itu 25,1 %,” tegas Sutrisno.
Pertumbuhan sektor transportasi pada kuartal III diprediksi tidak akan lebih baik dari kuartal II. Hal ini disebabkan pemerintah menjalankan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) darurat dan level 4. Pergerakan masyarakat sangat minim dalam sebulan terakhir. Perhotelan pun diprediksi akan tetap terpuruk. Sutrisno memprediksi pertumbuhan ekonomi kuartal III jika dibandingkan dengan tahun lalu sekitar 2 %.
Jasa penginapan ini sangat bergantung dari mobilitas masyarakat dari satu tempat ke kota lainnya. Syarat harus menunjukkan bukti sudah divaksin dinilai menyulitkan. Sutrisno mengungkapkan bagi warga Jakarta mungkin tak masalah karena jumlah orang yang divaksin sudah banyak. Masalahnya, hotel-hotel di ibu kota selama ini disinggahi orang-orang di luar kota.
Seperti diketahui, tingkat vaksinasi di luar Jawa-Bali masih rendah. Kemudian, beberapa daerah mengalami kenaikan kasus positif Covid-19. Situasi ini semakin tidak menguntung para pengusaha dan pekerja di bidang perhotelan. Beda dengan restoran yang sudah ada pelonggaran, yakni boleh makan di tempat dengan batas waktu 20 menit.
Sutrisno menuturkan sebenarnya geliat ekonomi sudah ada mulai terasa dan ada perbaikan pada kuartal II. Akan tetapi, semua itu kembali menurun dengan adanya PPKM darurat dan level 4. Orang-orang tidak bisa leluasa sehingga konsumsi atau belanjanya pun menurun. Salah satu celah yang bisa mendongkrak perekonomian pada semester III hingga IV ini adalah belanja pemerintah.