Instrumen Pasar Modal Jadi Pilihan Investasi Saat Masyarakat Doyan Numpuk Duit di Tabungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Wimboh Santoso berharap, pasar modal bisa menjadi motor penggerak pemulihan ekonomi nasional. Hal ini di tengah antusiasme dan optimisme penghimpunan dana melalui pasar modal yang terjaga.
"Hal ini sejalan dengan tema peringatan ulang tahun pasar modal kali ini yaitu sinergi pasar modal bagi pemulihan ekonomi," kata Wimboh dalam sambutan acara Seremoni Pembukaan Perdagangan dalam Rangka 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia secara virtual, Selasa (10/8/2021).
Pandemi Covid-19 seperti diketahui telah menyebabkan mobilitas masyarakat terbatas sehingga terjadi penurunan konsumsi di masyarakat dan berdampak meningkatnya disposable income yang mengendap dalam bentuk simpanan tabungan di perbankan. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter juga turut meningkatkan likuiditas di pasar.
Wimboh mengatakan, hal tersebut menyebabkan masyarakat memilih untuk menyimpan dana berlebih untuk diinvestasikan. "Masyarakat kemudian mencari alternatif investasi lain yang memberikan return lebih tinggi, salah satunya instrumen pasar modal," ujarnya.
Hingga Juli 2021, jumlah investor pasar modal meningkat menjadi 5,82 juta atau meningkat 93% dibanding periode yang sama tahun sebelumya yang didominasi oleh investor ritel berumur di bawah 30 tahun atau investor milenial).
"Pertumbuhan investor tersebut mencapai dua kali lipat sejak awal pandemi dimana hal ini mencerminkan tingginya optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia," ucapnya.
Wimboh menyebut bahwa torehan positif pasar modal Indonesia merupakan suatu keberhasilan dan upaya bersama dalam menjaga volatilitas pasar modal agar senantiasa stabil dan terkendali.
"Peningkatan jumlah investor ritel tersebut juga merupakan hasil dari transformasi digital yang menjadi kunci utama bagi pendalaman basis investor di pasar modal," tuturnya.
Adapun penghimpunan dana melalui pasar modal hingga 3 Agustus 2021 juga tumbuh sebesar 99,36% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau sebesar Rp117,94 triliun dari 27 emiten baru yang melakukan penawaran umum.
Angka ini belum termasuk realisasi IPO perusahaan start-up yaitu Bukalapak yang baru saja efektif per tanggal 6 Agustus 2021 kemarin.
Lihat Juga: Having Fund 2024 dari MNC Sekuritas Disambut Antusias Lebih dari 3.500 Peserta di 11 Kota
"Hal ini sejalan dengan tema peringatan ulang tahun pasar modal kali ini yaitu sinergi pasar modal bagi pemulihan ekonomi," kata Wimboh dalam sambutan acara Seremoni Pembukaan Perdagangan dalam Rangka 44 Tahun Diaktifkannya Kembali Pasar Modal Indonesia secara virtual, Selasa (10/8/2021).
Pandemi Covid-19 seperti diketahui telah menyebabkan mobilitas masyarakat terbatas sehingga terjadi penurunan konsumsi di masyarakat dan berdampak meningkatnya disposable income yang mengendap dalam bentuk simpanan tabungan di perbankan. Selain itu, kebijakan fiskal dan moneter juga turut meningkatkan likuiditas di pasar.
Wimboh mengatakan, hal tersebut menyebabkan masyarakat memilih untuk menyimpan dana berlebih untuk diinvestasikan. "Masyarakat kemudian mencari alternatif investasi lain yang memberikan return lebih tinggi, salah satunya instrumen pasar modal," ujarnya.
Hingga Juli 2021, jumlah investor pasar modal meningkat menjadi 5,82 juta atau meningkat 93% dibanding periode yang sama tahun sebelumya yang didominasi oleh investor ritel berumur di bawah 30 tahun atau investor milenial).
"Pertumbuhan investor tersebut mencapai dua kali lipat sejak awal pandemi dimana hal ini mencerminkan tingginya optimisme investor terhadap pasar modal Indonesia," ucapnya.
Wimboh menyebut bahwa torehan positif pasar modal Indonesia merupakan suatu keberhasilan dan upaya bersama dalam menjaga volatilitas pasar modal agar senantiasa stabil dan terkendali.
"Peningkatan jumlah investor ritel tersebut juga merupakan hasil dari transformasi digital yang menjadi kunci utama bagi pendalaman basis investor di pasar modal," tuturnya.
Adapun penghimpunan dana melalui pasar modal hingga 3 Agustus 2021 juga tumbuh sebesar 99,36% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya atau sebesar Rp117,94 triliun dari 27 emiten baru yang melakukan penawaran umum.
Angka ini belum termasuk realisasi IPO perusahaan start-up yaitu Bukalapak yang baru saja efektif per tanggal 6 Agustus 2021 kemarin.
Lihat Juga: Having Fund 2024 dari MNC Sekuritas Disambut Antusias Lebih dari 3.500 Peserta di 11 Kota
(akr)