Harga Minyak Mentah Turun Saat Permintaan Bakar Bakar Masih Lemah
loading...
A
A
A
SINGAPURA - Harga minyak mentah dunia jatuh pada perdagangan, Jumat (29/5/2020) setelah data inventarisasi Amerika Serikat (AS) menunjukkan permintaan bahan bakar masih lemah di kalangan konsumen meski beberapa negara bagian telah melonggarkan lockdowns. Ditambah sentimen datang dari memburuknya ketegangan AS-China yang menjadi pertimbangan pasar keuangan global.
Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent terpantau tergelincir 36 sen atau 1% ke level USD34,93 per barel pada pukul 01.06 GMT. Sedangkan harga minyak mentah AS yakni West Texas Intermediate (WTI) bertengger di posisi USD33,20/barel usai melemah 51 sen yang setara dengan 1,5%.
Namun kedua kontrak tetap berada dalam tren keuntungan minggu kelima, dibantu oleh pemotongan produksi dan optimisme tentang pemulihan permintaan di negara lain. Data dari administrasi informasi energi menunjukkan bahwa minyak mentah AS dan distilat inventori meningkat tajam minggu lalu.
Di sisi lain permintaan bahan bakar tetap kendur bahkan ketika berbagai negara mencabut pembatasan perjalanan untuk mulai menghidupkan kembali perekonomian. "Memorial Day weekend tidak membuat pengendara sepeda motor AS berbondong-bondong seperti yang diharapkan," ujar analis RBC pasar modal Christopher Louney dalam sebuah catatan.
Selanjutnya para pelaku pasar akan fokus terhadap hasil pembicaraan tentang pemotongan output antara anggota OPEC +, serta Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, di minggu kedua Juni. Arab Saudi dan beberapa anggota OPEC sedang mempertimbangkan memperluas rekor pemotongan produksi dari 9.700.000 barel per hari di luar Juni, namun belum mendapatkan dukungan dari Rusia.
Seperti dilansir Reuters hari ini, harga minyak mentah berjangka Brent terpantau tergelincir 36 sen atau 1% ke level USD34,93 per barel pada pukul 01.06 GMT. Sedangkan harga minyak mentah AS yakni West Texas Intermediate (WTI) bertengger di posisi USD33,20/barel usai melemah 51 sen yang setara dengan 1,5%.
Namun kedua kontrak tetap berada dalam tren keuntungan minggu kelima, dibantu oleh pemotongan produksi dan optimisme tentang pemulihan permintaan di negara lain. Data dari administrasi informasi energi menunjukkan bahwa minyak mentah AS dan distilat inventori meningkat tajam minggu lalu.
Di sisi lain permintaan bahan bakar tetap kendur bahkan ketika berbagai negara mencabut pembatasan perjalanan untuk mulai menghidupkan kembali perekonomian. "Memorial Day weekend tidak membuat pengendara sepeda motor AS berbondong-bondong seperti yang diharapkan," ujar analis RBC pasar modal Christopher Louney dalam sebuah catatan.
Selanjutnya para pelaku pasar akan fokus terhadap hasil pembicaraan tentang pemotongan output antara anggota OPEC +, serta Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak Dunia (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, di minggu kedua Juni. Arab Saudi dan beberapa anggota OPEC sedang mempertimbangkan memperluas rekor pemotongan produksi dari 9.700.000 barel per hari di luar Juni, namun belum mendapatkan dukungan dari Rusia.
(akr)