Bulog Bangun Penggilingan Modern, Selamat Tinggal Beras Medium!

Kamis, 12 Agustus 2021 - 19:26 WIB
loading...
Bulog Bangun Penggilingan Modern, Selamat Tinggal Beras Medium!
Foto/Ilustrasi/SINDOnews
A A A
JAKARTA - Perum Bulog menargetkan ketersediaan cadangan beras pemerintah (CBP) ke depannya berkualitas premium. Target tersebut seiring pembangunan 13 fasilitas pengolah padi modern atau modern rice milling plant (modern RMP).

Dalam skemanya, 13 modern RMP milik Bulog akan memproduksi gabah menjadi beras. Gabah diserap atau dibeli seluruhnya dari petani. Perusahaan hanya mengeringkan hingga memproduksinya menjadi beras dengan kualitas premium.

"Mesin yang kita bangun, itu memproduksi beras premium, bukan medium. Jadi nanti, Bulog tidak ada lagi beras medium. Walaupun nanti CBP standarnya adalah beras medium, tapi Bulog yang mengadakan sendiri dari gabah petani. Kita yang mengolah, jadi hasilnya premium," ujar Budi Waseso, Kamis (12/8/2021).

Baca juga:Temuan Ini! Bikin Joe Biden Yakin Banget Jakarta Tenggelam 10 Tahun Lagi

Keberadaan modern RMP membuat kualitas beras produksi Bulog jadi lebih tinggi dengan cost yang lebih rendah, lantaran diproduksi secara mandiri. Bahkan, petani hanya menyiapkan gabah saja tanpa berpikir mencari pasarnya untuk dijual.

Target tersebut akan direalisasikan pada 2022 mendatang. Saat ini, manajemen tengah menyelesaikan pembangunan infrastruktur modern RMP secara bertahap.

"Nanti model yang saya bangun itu adalah model rice milling plant, petani nanti tidak perlu berpikir menjual beras. Petani hanya memproduksi gabah dan menjual dalam bentuk gabah. Harganya standar, yang menguntungkan buat petani," katanya.

Baca juga:Maduro Mengaku Menangis Saat Menonton Perpisahan Lionel Messi

Setiap 13 modern RMP pun delengkapi selo (penyimpanan). Masing-masing selo memiliki kapasitas tampung sebanyak 6.000 ton gabah. Dengan begitu, akan ada 78.000 ton gabah yang bisa disimpan Bulog.

Buwas, sapaan akrab Budi, menjamin selo yang disiapkan pun tidak membuat gabah menjadi rusak. Bila masyarakat membutuhkan ketersediaan beras, maka perusahaan tinggal memproduksi stok gabah.

"Mesinnya dryer kapasitasnya besar. Dan setiap tempat kita punya selo yang kapasitas 6.000 ton. Jadi kalau ada 13 selo itu dikalikan saja, itu sudah pasti. Kalau tidak digunakan segera untuk gabah ini jadi beras, maka kita simpan di selo," tutur dia.
(uka)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.3252 seconds (0.1#10.140)