Makin Diminati, Jumlah Pelanggan PLTS Atap Naik 1.000%
loading...
A
A
A
JAKARTA - Direktur Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan, minat masyarakat terhadap Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Atap semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Saat ini tercatat sekitar 4.000 pelanggan yang telah memasang PLTS Atap. Jumlah ini meningkat lebih dari 1.000% dibandingkan awal tahun 2018 yang hanya sebanyak 350 pelanggan.
"Khusus PLTS Atap mengalami konsumsi peningkatan lebih dari 1.000% dibanding awal tahun 2018," ujarnya dalam acara launching Program Gerilya secara virtual, Jumat (13/8/2021).
Meski demikian, dibandingkan dengan potensi energi surya yang ada, angka ini masih sangat kecil. Dadan menuturkan, hingga tahun 2020, pemanfaatan energi surya di Indonesia baru terserap sebesar 153,4 MW dari total potensi lebih dari 207,8 GW.
"Untuk itu, pemerintah mendorong pengembangan yang sangat progresif. Di sisi lain, PLTS Atap juga merupakan peluang bisnis yang menjanjikan terlebih didorong oleh harga panel surya yang makin ekonomis," tuturnya.
Dadan melanjutkan, penyediaan energi bersih khususnya energi surya menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai target bauran energi 23% di tahun 2025. Pemerintah menargetkan penambahan PLTS setidaknya pada 3 program utama, yaitu PLTS skala besar, PLTS terapung, dan PLTS atap.
"Dengan total potensi sebesar 32,5 GW, PLTS Atap sangat menjanjikan untuk terus dikembangkan baik di rumah tangga, gedung perkantoran, industri, bisnis dan juga di bangunan yang lainnya. Pemerintah tidak bisa sendiri untuk pengembangan ini sehingga dibutuhkan gerak bersama baik pelaku usaha, akademisi, asosiasi, maupun para generasi muda termasuk mahasiswa," tandasnya.
Saat ini tercatat sekitar 4.000 pelanggan yang telah memasang PLTS Atap. Jumlah ini meningkat lebih dari 1.000% dibandingkan awal tahun 2018 yang hanya sebanyak 350 pelanggan.
"Khusus PLTS Atap mengalami konsumsi peningkatan lebih dari 1.000% dibanding awal tahun 2018," ujarnya dalam acara launching Program Gerilya secara virtual, Jumat (13/8/2021).
Meski demikian, dibandingkan dengan potensi energi surya yang ada, angka ini masih sangat kecil. Dadan menuturkan, hingga tahun 2020, pemanfaatan energi surya di Indonesia baru terserap sebesar 153,4 MW dari total potensi lebih dari 207,8 GW.
"Untuk itu, pemerintah mendorong pengembangan yang sangat progresif. Di sisi lain, PLTS Atap juga merupakan peluang bisnis yang menjanjikan terlebih didorong oleh harga panel surya yang makin ekonomis," tuturnya.
Dadan melanjutkan, penyediaan energi bersih khususnya energi surya menjadi salah satu upaya yang dilakukan untuk mencapai target bauran energi 23% di tahun 2025. Pemerintah menargetkan penambahan PLTS setidaknya pada 3 program utama, yaitu PLTS skala besar, PLTS terapung, dan PLTS atap.
"Dengan total potensi sebesar 32,5 GW, PLTS Atap sangat menjanjikan untuk terus dikembangkan baik di rumah tangga, gedung perkantoran, industri, bisnis dan juga di bangunan yang lainnya. Pemerintah tidak bisa sendiri untuk pengembangan ini sehingga dibutuhkan gerak bersama baik pelaku usaha, akademisi, asosiasi, maupun para generasi muda termasuk mahasiswa," tandasnya.
(ind)