Survei Membuktikan 53% Masyarakat Indonesia Puas dengan Bantuan Pemerintah
loading...
A
A
A
Secara keseluruhan di negara Asia Tenggara, masyarakat saat ini lebih yakin mengenai keamanan pekerjaan mereka, terkait adanya pemutusan hubungan kerja atau PHK, dibandingkan pada hasil survei gelombang 2 (September 2020) dan 3 (Februari 2021). Berdasarkan hasil survei Juni 2021, Vietnam dan Filipina adalah dua negara yang paling optimis, dengan masing-masing persentase 23%, Indonesia 19%, Thailand 11%, Malaysia 7%, dan terakhir Singapura 4%.
Dari sisi konsumsi, pada umumnya konsumen di Asia Tenggara masih menahan pengeluaran dan berhati-hati dalam membeli produk (82%), 1 dari 2 konsumen masih melakukan penimbunan mahan makanan dan produk personal, 32% konsumen mengaku membeli merek dan produk baru yang sebelumnya mereka tidak membeli, dan hanya 20% konsumen mulai berani membeli perlengkapan rumah tangga yang lebih mahal dibandingkan sebelumnya.
Ketegori produk cooking at home (46%), personal care (28%), dan produk kebersihan (34%) masih akan tetap lebih banyak dibelanjakan oleh konsumen dibandingkan sebelum pandemi, meskipun pembatasan tidak lagi dilakukan. Sedangkan untuk pembelian besar seperti rumah dan mobil, pada hasil survei kali ini terlihat adanya tren positif di negara Asia Tenggara, meskipun peningkatanya belum signifikan.
Keyakinan konsumen untuk melakukan major purchase, terlihat meningkat paling signifikan di Vietnam 12%, yang mana pada periode sebelumnya hanya 7%. Untuk pada periode survei ini, Indonesia (6%), Malaysia (4%), dan Singapura (4%) masing-masing keyakinan konsumen meningkat 1% dibandingkan periode survei lalu.
Keyakinan konsumen, Filipina menigkat 2%, pada gelombang 3 sebesar 10%, dan gelombang 4 sebesar 12%. Berbeda dengan Thailand, yang justru keyakinan konsumen untuk melakukan major purchase berkurang, hasil survei Februari 2021 sebesar 7% sedangkan survei Juni 2021, sebesar 6%.
“Secara garis besar, masyarakat di Asia Tenggara masih menahan dan berhati-hati terhadap pengeluaran mereka. Mereka masih mengutamakan untuk membeli produk yang bersifat esensial dan belum yakin untuk melakukan pembelian dalam jumlah besar atau major purchase. Di Indonesia sendiri, kita lihat adanya tren peningkatan untuk pembeliaan mobil dan rumah, meskipun masih relatif rendah," ujar Soeprapto.
"Adanya peningkatan persentase ini bisa dipengaruhi oleh kebijakan stimulus Pemerintah berupa pemberian insentif pajak untuk sektor otomotif dan properti yang masih berlangsung ketika survei ini diselenggarakan.Selain itu kondisi ekonomi nasional dan keuangan pribadi yang dinilai membaik, tentu memberikan keyakinan sendiri pada masyarakat,” sambungnya.
Kesehatan Mental
Pandemi tentu mempengaruhi kesehatan mental masyarakat. Tak hanya khawatir terhadap penularan dan penyebaran Covid-19, masyarakat pun dibayangi oleh dampak yang disebabkan pandemi ini, seperti di sektor ekonomi dan keuangan pribadi, adaptasi dengan rutinitas dan kegiatan sosial baru, seperti skema bekerja dari rumah “work from home”, skema pembelajaran online, dan lainnya.
Dari sisi konsumsi, pada umumnya konsumen di Asia Tenggara masih menahan pengeluaran dan berhati-hati dalam membeli produk (82%), 1 dari 2 konsumen masih melakukan penimbunan mahan makanan dan produk personal, 32% konsumen mengaku membeli merek dan produk baru yang sebelumnya mereka tidak membeli, dan hanya 20% konsumen mulai berani membeli perlengkapan rumah tangga yang lebih mahal dibandingkan sebelumnya.
Ketegori produk cooking at home (46%), personal care (28%), dan produk kebersihan (34%) masih akan tetap lebih banyak dibelanjakan oleh konsumen dibandingkan sebelum pandemi, meskipun pembatasan tidak lagi dilakukan. Sedangkan untuk pembelian besar seperti rumah dan mobil, pada hasil survei kali ini terlihat adanya tren positif di negara Asia Tenggara, meskipun peningkatanya belum signifikan.
Keyakinan konsumen untuk melakukan major purchase, terlihat meningkat paling signifikan di Vietnam 12%, yang mana pada periode sebelumnya hanya 7%. Untuk pada periode survei ini, Indonesia (6%), Malaysia (4%), dan Singapura (4%) masing-masing keyakinan konsumen meningkat 1% dibandingkan periode survei lalu.
Keyakinan konsumen, Filipina menigkat 2%, pada gelombang 3 sebesar 10%, dan gelombang 4 sebesar 12%. Berbeda dengan Thailand, yang justru keyakinan konsumen untuk melakukan major purchase berkurang, hasil survei Februari 2021 sebesar 7% sedangkan survei Juni 2021, sebesar 6%.
“Secara garis besar, masyarakat di Asia Tenggara masih menahan dan berhati-hati terhadap pengeluaran mereka. Mereka masih mengutamakan untuk membeli produk yang bersifat esensial dan belum yakin untuk melakukan pembelian dalam jumlah besar atau major purchase. Di Indonesia sendiri, kita lihat adanya tren peningkatan untuk pembeliaan mobil dan rumah, meskipun masih relatif rendah," ujar Soeprapto.
"Adanya peningkatan persentase ini bisa dipengaruhi oleh kebijakan stimulus Pemerintah berupa pemberian insentif pajak untuk sektor otomotif dan properti yang masih berlangsung ketika survei ini diselenggarakan.Selain itu kondisi ekonomi nasional dan keuangan pribadi yang dinilai membaik, tentu memberikan keyakinan sendiri pada masyarakat,” sambungnya.
Kesehatan Mental
Pandemi tentu mempengaruhi kesehatan mental masyarakat. Tak hanya khawatir terhadap penularan dan penyebaran Covid-19, masyarakat pun dibayangi oleh dampak yang disebabkan pandemi ini, seperti di sektor ekonomi dan keuangan pribadi, adaptasi dengan rutinitas dan kegiatan sosial baru, seperti skema bekerja dari rumah “work from home”, skema pembelajaran online, dan lainnya.