Deretan Pemimpin Negara Gajinya Rela Dipotong Bantu Atasi Pandemi
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badai Corona yang merenggut jutaan nyawa manusia dan meluluhlantakan ekonomi hingga ketidakpastian hidup. Baik pekerja maupun pelaku usaha dan jasa menjadi korban terdampak dari serangan bertubi-tubi virus mematikan ini sejak awal 2020.
Gelapnya medan pertempuran menghadapi tingginya lonjakan virus dan kemerosotan ekonomi, mendorong sejumlah pemimpin negara di dunia menghadirkan seberkas cahaya dengan upaya memotong gaji/penghasilan mereka. Pemangkasan atas pembayaran periodik para petinggi negara yang seringkali berjumlah fantastis ini menjadi harapan bagi penanganan pandemi yang merogoh kocek cukup besar.
Mengutip berbagai sumber luar negeri, Rabu (18/8/2021), berikut adalah deretan pemimpin negara yang dipotong gajinya sepanjang pandemi Covid-19.
1. Jacinda Ardern, Presiden Selandia Baru
Pemimpin wanita ini rela memotong 20% gajinya selama 6 bulan agar digunakan untuk solidaritas terhadap kalangan yang terdampak wabah virus corona.
Tak ayal aksi Ardern ini diikuti para menteri di bawahnya yang turut memangkas gaji bulanannya untuk periode yang sama.
Pada April 2020, Ardern mengatakan bahwa politisi beserta jajaran pemerintah 'yang dibayar paling tinggi' penting untuk menunjukkan solidaritas dan kepemimpinan mereka terhadap para pekerja yang kehilangan mata pencaharian.
Gaji Ardern dipotong $47.104 atau setara Rp739,8 juta (Kurs Jisdor 15 April 2020: Rp15.707). Sementara menterinya dipotong minimal NZD26.900 atau setara Rp250,7 juta (Kurs Exchange Rates: Rp9.323). Ini belum termasuk sejumlah pejabat lain yang menaikkan potongan gajinya.
2. Halimah Yacob, Presiden Singapura
Presiden Halimah beserta jajaran kabinetnya memangkas gaji mereka untuk membantu negara mengatasi pandemi.
Adapun pemotongan gaji dilakukan selama 1 bulan Februari 2020 dan diperpanjang 2 bulan setelahnya. Tak hanya eksekutif, semua anggota parlemen juga menerima pemotongan gaji selama total bulan. Wakil Perdana Menteri Hang Swee Keat saat itu mengatakan: "Di masa krisis inilah karakter sejati suatu bangsa dapat dilihat. Mari kita hadapi ini bersama-sama."
Gelapnya medan pertempuran menghadapi tingginya lonjakan virus dan kemerosotan ekonomi, mendorong sejumlah pemimpin negara di dunia menghadirkan seberkas cahaya dengan upaya memotong gaji/penghasilan mereka. Pemangkasan atas pembayaran periodik para petinggi negara yang seringkali berjumlah fantastis ini menjadi harapan bagi penanganan pandemi yang merogoh kocek cukup besar.
Mengutip berbagai sumber luar negeri, Rabu (18/8/2021), berikut adalah deretan pemimpin negara yang dipotong gajinya sepanjang pandemi Covid-19.
1. Jacinda Ardern, Presiden Selandia Baru
Pemimpin wanita ini rela memotong 20% gajinya selama 6 bulan agar digunakan untuk solidaritas terhadap kalangan yang terdampak wabah virus corona.
Tak ayal aksi Ardern ini diikuti para menteri di bawahnya yang turut memangkas gaji bulanannya untuk periode yang sama.
Pada April 2020, Ardern mengatakan bahwa politisi beserta jajaran pemerintah 'yang dibayar paling tinggi' penting untuk menunjukkan solidaritas dan kepemimpinan mereka terhadap para pekerja yang kehilangan mata pencaharian.
Gaji Ardern dipotong $47.104 atau setara Rp739,8 juta (Kurs Jisdor 15 April 2020: Rp15.707). Sementara menterinya dipotong minimal NZD26.900 atau setara Rp250,7 juta (Kurs Exchange Rates: Rp9.323). Ini belum termasuk sejumlah pejabat lain yang menaikkan potongan gajinya.
2. Halimah Yacob, Presiden Singapura
Presiden Halimah beserta jajaran kabinetnya memangkas gaji mereka untuk membantu negara mengatasi pandemi.
Adapun pemotongan gaji dilakukan selama 1 bulan Februari 2020 dan diperpanjang 2 bulan setelahnya. Tak hanya eksekutif, semua anggota parlemen juga menerima pemotongan gaji selama total bulan. Wakil Perdana Menteri Hang Swee Keat saat itu mengatakan: "Di masa krisis inilah karakter sejati suatu bangsa dapat dilihat. Mari kita hadapi ini bersama-sama."