Genjot Vaksinasi Industri Pengolahan Tembakau, RELX Indonesia Kasih Dukungan
loading...
A
A
A
JAKARTA - Peran semua pihak dibutuhkan dalam program vaksinasi di Indonesia, termasuk industri. Hal inilah yang mendorong RELX Indonesia sebagai bagian dari Aliansi Pengusaha Pengantar Nikotin Elektronik Indonesia (APPNINDO) untuk ikut berpartisipasi dalam program 'Vaporista Tangguh Industri HPTL Tumbuh' yang digelar oleh APPNINDO bersama dengan Asosiasi Personal Vaporizer Indonesia (APVI).
General Manager RELX Indonesia, Yudhistira Eka Saputra menerangkan, program vaksinasi COVID-19 tahap pertama tersebut ditujukan bagi 400 orang pekerja di industri hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
“Kami dukung program vaksinasi ini agar pandemi Covid-19 cepat usai, dan juga sebagai bentuk tanggungjawab industri dalam membantu percepatan program vaksinasi Pemerintah Indonesia,” tutur Yudhi di sela-sela acara vaksinasi.
Ia menambahkan, 400 orang yang menjadi sasaran program vaksinasi tersebut adalah vaporista dan pemilik toko vape. Acara berjalan dengan tertib dan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Masyarakat yang divaksin datang sesuai jam dan nomor antrean.
“Setelah vaksinasi pertama ini, kami akan menggelar vaksinasi kedua pada 7 November mendatang,” lanjut Yudhi.
Ketua Umum APVI Aryo Andrianto menyatakan, industri HPTL mengalami hantaman cukup keras akibat pandemi yang menyerang Indonesia sejak awal 2020 lalu. Demi menciptakan ketahanan sekaligus membangkitkan kembali industri HPTL, APVI berkolaborasi dengan APPNINDO menggelar program vaksinasi agar kesehatan seluruh pihak yang berkontribusi dalam rantai pasok tetap terjaga sehingga dapat menjalankan bisnisnya pada masa sulit ini.
“Sebagai wadah bagi para pelaku usaha HPTL di Indonesia, APPNINDO bersama APVI melakukan program vaksinasi ini guna menjaga ketangguhan para vaporista sehingga industri ini bisa kembali bangkit dan bertumbuh. Hal ini juga sejalan dengan tema HUT RI ke-76, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh,” kata Aryo.
Ketua APPNINDO Roy Lefrans mengatakan, “Melalui program ini, kami berharap kondisi segera membaik dan Indonesia semakin kuat dalam melalui pandemi, sehingga masyarakat, termasuk para pelaku usaha di industri HPTL dapat beraktivitas seperti sedia kala. Kami pun optimistis perekonomian nasional dapat segera bangkit,”
Program yang mengusung tema “Vaporista Tangguh, Industri HPTL Tumbuh” ini ialah wujud dari komitmen APVI dan APPNINDO dalam mendukung percepatan vaksinasi ydimana pemerintah menargetkan sekitar 70 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia sudah divaksinasi hingga akhir 2021 ini. Tujuannya agar menciptakan kekebalan komunal (herd immunity).
Dengan begitu, aktivitas masyarakat akan berangsur normal sehingga perekonomian nasional dapat kembali bergerak ke arah positif. Pandemi telah menyebabkan pelemahan daya beli masyarakat karena banyak yang kehilangan mata pencaharian.
Ditambah lagi pemberlakuan kebijakan pembatasan aktivitas sosial membuat para pelaku usaha tidak dapat membuka tokonya. Alhasil, kondisi ini berdampak besar terhadap penjualan produk HPTL.
Hal ini diperkuat dengan realisasi cukai HPTL yang hanya Rp 298 miliar atau turun 28% dibandingkan perolehan semester I-2020 lalu yang senilai Rp 415 miliar. Maka dari itu, seluruh stakeholder di rantai pasok industri HPTL sangat berharap pemerintah dapat membantu industri HPTL agar dapat terus bertahan dan mampu melewati periode pandemi.
General Manager RELX Indonesia, Yudhistira Eka Saputra menerangkan, program vaksinasi COVID-19 tahap pertama tersebut ditujukan bagi 400 orang pekerja di industri hasil pengolahan tembakau lainnya (HPTL) di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi.
“Kami dukung program vaksinasi ini agar pandemi Covid-19 cepat usai, dan juga sebagai bentuk tanggungjawab industri dalam membantu percepatan program vaksinasi Pemerintah Indonesia,” tutur Yudhi di sela-sela acara vaksinasi.
Ia menambahkan, 400 orang yang menjadi sasaran program vaksinasi tersebut adalah vaporista dan pemilik toko vape. Acara berjalan dengan tertib dan menerapkan protokol kesehatan yang sangat ketat. Masyarakat yang divaksin datang sesuai jam dan nomor antrean.
“Setelah vaksinasi pertama ini, kami akan menggelar vaksinasi kedua pada 7 November mendatang,” lanjut Yudhi.
Ketua Umum APVI Aryo Andrianto menyatakan, industri HPTL mengalami hantaman cukup keras akibat pandemi yang menyerang Indonesia sejak awal 2020 lalu. Demi menciptakan ketahanan sekaligus membangkitkan kembali industri HPTL, APVI berkolaborasi dengan APPNINDO menggelar program vaksinasi agar kesehatan seluruh pihak yang berkontribusi dalam rantai pasok tetap terjaga sehingga dapat menjalankan bisnisnya pada masa sulit ini.
“Sebagai wadah bagi para pelaku usaha HPTL di Indonesia, APPNINDO bersama APVI melakukan program vaksinasi ini guna menjaga ketangguhan para vaporista sehingga industri ini bisa kembali bangkit dan bertumbuh. Hal ini juga sejalan dengan tema HUT RI ke-76, Indonesia Tangguh, Indonesia Tumbuh,” kata Aryo.
Ketua APPNINDO Roy Lefrans mengatakan, “Melalui program ini, kami berharap kondisi segera membaik dan Indonesia semakin kuat dalam melalui pandemi, sehingga masyarakat, termasuk para pelaku usaha di industri HPTL dapat beraktivitas seperti sedia kala. Kami pun optimistis perekonomian nasional dapat segera bangkit,”
Program yang mengusung tema “Vaporista Tangguh, Industri HPTL Tumbuh” ini ialah wujud dari komitmen APVI dan APPNINDO dalam mendukung percepatan vaksinasi ydimana pemerintah menargetkan sekitar 70 persen dari keseluruhan penduduk Indonesia sudah divaksinasi hingga akhir 2021 ini. Tujuannya agar menciptakan kekebalan komunal (herd immunity).
Dengan begitu, aktivitas masyarakat akan berangsur normal sehingga perekonomian nasional dapat kembali bergerak ke arah positif. Pandemi telah menyebabkan pelemahan daya beli masyarakat karena banyak yang kehilangan mata pencaharian.
Ditambah lagi pemberlakuan kebijakan pembatasan aktivitas sosial membuat para pelaku usaha tidak dapat membuka tokonya. Alhasil, kondisi ini berdampak besar terhadap penjualan produk HPTL.
Hal ini diperkuat dengan realisasi cukai HPTL yang hanya Rp 298 miliar atau turun 28% dibandingkan perolehan semester I-2020 lalu yang senilai Rp 415 miliar. Maka dari itu, seluruh stakeholder di rantai pasok industri HPTL sangat berharap pemerintah dapat membantu industri HPTL agar dapat terus bertahan dan mampu melewati periode pandemi.
(akr)