Garuda Terpuruk, BUMN Layanan Penerbangan Ini Ikut Nyusruk

Kamis, 02 September 2021 - 22:06 WIB
loading...
Garuda Terpuruk, BUMN Layanan Penerbangan Ini Ikut Nyusruk
Ilustrasi bandara. Foto/Dok Kemenparekraf
A A A
JAKARTA - BUMN PT Gapura Angkasa (Persero) tengah mengalami tekanan cash flow akibat pandemi Covid-19 . Padahal, perseroan pelat merah ini merupakan penyedia layanan penerbangan berupa ground handling di bandar udara atau bandara milik PT Angkasa Pura I (Persero) dan Angkasa Pura II (Persero).

Ground Handling berkaitan dengan penanganan atau pelayanan bagasi, kargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan selama di bandar udara, baik untuk keberangkatan hingga kedatangan.

Direktur Project Management Office (PMO) Holding BUMN Aviasi dan Pariwisata, Edwin Hidayat mengungkapkan, tekanan Gapura disebabkan sejumlah faktor, baik produksi yang menurun hingga utang PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang mencapai Rp600 miliar dan belum dibayarkan.

"BUMN ini punya ground handling namanya PT Gapura. PT Gapura ini kondisinya sangat tidak menguntungkan karena memang produk turun sekali karena jumlah (penumpang) turun," ujarnya saat rapat dengar pendapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (2/9/2021).



Edwin memaparkan, penurunan lalu lintas penerbangan dalam negeri mengakibatkan penurunan total produksi ground handling sebesar 30,5 persen sejak 2018-2022. Sementara, layanan ini adalah kontributor pendapatan utama profitabilitas bisnis layanan penunjang penerbangan mencapai 60,5 persen.

Selain itu, keterpurukan Garuda Indonesia juga ikut mempengaruhi kinerja perusahaan. Pasalnya, tingkat produksinya juga bergantung pada kinerja maskapai penerbangan pelat merah tersebut.

"PT Gapura ini kondisinya sangat tidak menguntungkan karena memang produk turun sekali karena jumlah turun. Dan sangat berdampak dengan kondisi Garuda pada saat ini, outstanding utang Garuda kepada Gapura itu lebih dari Rp700 miliar, jadi sudah produksi turun, ini yang sangat memberatkan," bebernya.



Karena itu, PT Aviasi Pariwisata Indonesia sebagai Holding Aviasi dan Pariwisata membutuhkan penguatan modal guna mengembangkan pelayanan, penataan bisnis dan portofolio Gapura Angkasa.

Edwin mencatat, pihaknya akan mengalokasikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp700 miliar untuk modal. "Dan kita harapkan ada Rp700 miliar kita alokasikan ke Gapura. Untuk penguatan modal dan juga peremajaan alat-alat, termasuk menata portofolio usahanya," ungkap dia.
(ind)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2637 seconds (0.1#10.140)